oleh

Hanya di Garut, Jenazah Bisa Naik Taksi Online, Bupati : Apa Motifnya Warga Itu

GARUT, KAPERNEWS.COM – Kabupaten Garut kembali dihebohkan dengan postingan di media sosial terkait mahalnya tarif Ambulance di RSU dr. Selamet Garut, sehingga salahsatu warga memilih taksi online untuk membawa pulang jenazah.

Jenazah tersebut diantar dari RSU dr. Selamet Garut ke salah satu kampung di Kecamatan Banjarwangi, Garut selatan, dimana perjalannanya sekitar 3-4 jam.

Seorang driver taksi online, Yuny Anggraeni, mengaku sebagai orang yang mengantar jenazah itu menuju Banjarwangi sekitar pukul 04.00 WIB. Yuny menceritakan awal mula mengantarkan jenazah ke salah satu kecamatan di Garut Selatan itu.

Yuny mengaku bahwa sekitar pukul 04.00 ia menerima orderan dari seorang pria bernama Dandi di RSUD Dokter Slamet Garut. Saat pesanan masuk, ia menerima pesan apakah bisa mengantar jenazah atau tidak dari seorang bernama Dandi.

“Saat itu saya sempat ada perasaan takut namun saya beranikan bertanya apa penyebab meninggalnya. Ternyata jenazah tersebut adalah ibu dari yang mengorder dan meninggal sekitar pukul 03.00 WIB, akibat penyakit liver,” kata Yuny kepada wartawan, Rabu (8/5).

Ia mengaku jika jenazah yang harus ia bawa adalah korban dari kecelakaan, maka bukan tidak mungkin orderan tersebut akan ditolaknya karena takut. Setelah mengetahui yang akan diantar adalah jenazah yang meninggal akibat sakit, meski ada rasa takut akhirnya ia pun memberanikan diri untuk berangkat ditemani suaminya dengan tujuan menolong.

Saat tiba di RSUD, Yuny bersama suaminya langsung membantu mengangkat jenazah ke dalam mobilnya. Jenazah disimpan di bagian belakang mobil dengan posisi terlentang. Mengacu pada harga aplikasi, jasanya dihargai Rp 230 ribu, namun atas kesepakatan bersama akhirnya mau dibayar Rp 400 ribu.

Dalam perjalanan sendiri Pak Dandi sempat curhat kenapa memilih menggunakan taksi online dibanding ambulance. Ia mengaku tidak punya cukup uang karena diminta biaya antar sebesar Rp 900 ribu, ujar dia.

Dalam proses perjalanan sampai rumah duka, diakui Yuny bukan tanpa kendala. Ia sempat tidak sanggup mengemudikan mobil saat melewati jalan terjal bahkan tidak bisa melewati jalan menanjak. Ia pun sempat bilang tidak sanggup meneruskan perjalanan karena medannya berat.

“Alhamdulillah kemudian ada sopir tembak yang bisa melanjutkan perjalanan, dan itu pun mobilnya sambil didorong 10 orang baru bisa naik dan sampai. Saat tiba di lokasi, jenazah disambut warga se-kampung yang kemudian membawa jenazah ke rumah duka. Saya sempat istirahat sejenak lalu langsung pulang lagi,” katanya.

Ditempat terpisah, Bupati Garut Rudy Gunawan, S.H., M.H menyayangkan atas tindakan yang diambil warga tersebut.

“saya gak thu, apa motifnya warga itu, padahal kan harga ambulan sudah ada aturannya,” ujarnya.

Lanjut Rudy, di Pendopo juga ada bantuan geratis, dua ambulan lagi, kenapa harus dengan taksi onlin itulah, tukasnya dengan buru-buru masuk ruang kerjanya. (Asep Apdar)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed