oleh

Warga Jepon Tewas Dalam Karung, Saksi: Mayat Korban Ditidurkan di Bangku Warung

BLORA, KAPERNEWS.COM
– Mayat laki-laki dalam karung dengan tinggi sekitar 165 cm yang ditemukan oleh
seorang penggembala sapi di area Petak 113 KRPH Jati Kusumo, sekitar 50 meter
dari jalan raya Blora-Randublatung turut Dukuh Loji Ijo, Desa Kalisari,
Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, Kamis (11/07/2019) kemarin sudah
dikebumikan pada Jum’at (12/07/2019) malam.

Dalam hasil
pemeriksaan luar di kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Soetijono
Blora pada Kamis (11/07/2019) yang dilanjutkan dengan otopsi pada Jumat
(12/07/2019) serta penyelidikan yang mendalam didapatkan bahwa mayat dalam
karung tersebut adalah Deni Triatama (16) alias Gembeng warga Kelurahan Jepon
RT 06 RW 02 Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.

Jenazah telah
dikebumikan langsung oleh pihak keluarga di Pemakaman Kucing, Patinan, Desa
Jepon. Pemakaman tampak dihadiri oleh kawan-kawan korban dan masyarakat
sekitar.

Paska pemakaman
almarhum Deni, sejumlah awak media berkesempatan mewawancarai salah satu saksi
kunci peristiwa tragis ini. Meski, saksi belum secara jelas mengatakan alasan
pengeroyokannya, menurut keterangan seorang saksi, Deni Triatama dipukuli
secara beramai-ramai. 

Sebut saja Ucil (15),
bukan nama sebenarnya. Ucil bersama-sama dengan Deni sejak hari Senin
(08/07/2019) siang. Rencananya, Ucil dan Deni hendak menonton pertandingan bola
di Sleman. Keduanya sempat nongkrong beberapa saat di kawasan Blok S, daerah
Seso, Jepon.

“Kemudian, kita
ditelpon oleh seorang kawan untuk diajak membuat tato di Randublatung. Kita
mau. Dengan berboncengan kita berdua menuju Randublatung memakai sepeda motor
matic milik saya,”ujar Ucil kepada Kapernews.com, Sabtu (13/07/2019) pagi.

Lebih lanjut, Ucil
memastikan Deni bukanlah anggota komunitas punk, seperti yang selama ini ramai
diperbincangkan. Meski secara penampilan pakaian, style Deni menyerupai punk,
yakni bergaya rambut mohawk dan berkaos Kontradiksi band punk dari Bandung.

“Deni sama seperti
saya,” kata Ucil yang belakangan mengaku “Bonek”. Istilah “Bonek” dalam
pemahaman Ucil tidak mengacu pada komunitas supporter resmi klub sepak bola
tertentu, melainkan hanya akronim bahasa Jawa dari “bondho nekat”, supporter
bola yang mempunyai bekal tekad kuat datang ke pertandingan sepak bola walau
dengan menumpak truk. 

Ucil menuturkan, sesampainya di Randublatung, mereka tidak segera membuat tato lantaran tinta tato habis. Setelah mencari di toko tidak berhasil mendapatkan tinta, mereka lantas “Komikan”, yaitu meminum minuman keras dengan cara mengoplos obat batuk Komik dengan arak hingga dalam kondisi setengah sadar. Lokasi kemudian berpindah dari pos ronda ke areal persawahan dekat dengan Hutan Kota Randublatung. Dan akhirnya terjadilah petaka pada Selasa (09/07) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari itu.

“Setahu saya pemukulan
dilakukan dengan tangan kosong. Hal itu berlangsung cukup lama. Sempat
berhenti. Terus dipukuli lagi. Pelaku ada lima orang. Saya sebetulnya diminta
ikut pukul korban, tapi saya tidak mau. Karena tidak tega melihatnya, wajah
saya, saya tutupi dengan kaos yang saya pakai,” jelasnya dengan mata sesekali
menerawang.

Saat pagi menjelang,
sekitar pukul 05.30 WIB. karena Deni diperiksa nafasnya sudah tidak ada, korban
lalu dibawa ke sebuah warung yang berada di dekat Hutan Kota Randublatung. Dari
tempat kejadian perkara (TKP), mayat dibawa dengan cara bonceng tiga (telon).
Deni yang telah menjadi jenasah diletakkan di tengah dengan diapit dua orang
dari pelaku layaknya orang yang masih hidup.

“Sesampainya di warung, mayat ditidurkan di bangku depan warung, Mas. Sewaktu kita sarapan bareng pagi itu, mayat Deni juga ada di sebelah kita. Usai sarapan, dua orang mengurusi (membuang) mayatnya dengan meminjam sepeda motor saya. Ya, dibonceng bertiga lagi. Bertiganya saya lihat masuk jalan depan Hutan Kota Randublatung. Saya tak tahu mayat Deni kemudian dibawa kemana. Setahu saya saat dibonceng bertiga waktu itu kondisi mayat belum dimasukkan karung. Jadi saya tidak tahu kalau soal karung itu,” pungkasnya.

Usai wawancara, Ucil dijemput pihak kepolisian untuk dibawa ke Mapolres Blora guna dimintai keterangan lebih lanjut. Hingga kini, aparat masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku pembunuhan. (Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed