oleh

Kunduran Pitulasan Carnaval 2019

BLORA, KAPERNEWS.COM – Dalam rangka merawat khazanah tradisi perayaan Pitulasan (Tujuhbelasan, red) segenap elemen masyarakat Kunduran didukung oleh pemerintah Kecamatan Kunduran meluncurkan Kunduran Pitulasan Carnaval 2019. Kegiatan ini merupakan sebuah rangkaian acara yang diadakan dalam rangka peringatan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus.

Bagi masyarakat Kunduran, Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tengah, perayaan Tujuhbelasan adalah sebuah tradisi tersendiri. Salah seorang tokoh masyarakat Kunduran mengatakan bahwa sejak kecil telah terbiasa menyaksikan acara ini.

“Agustusan adalah salah satu peristiwa yang kami nantikan sebagai seorang bocah. Sebab selain lebaran, ini adalah salah satu peristiwa yang mampu membuat para perantau pulang,” ujar Wardi (54) saat acara peluncuran Kunduran Pitulasan Carnaval 2019 di Pendopo Kecamatan Kunduran, Kamis (25/7/2019) kemarin.

Wardi sendiri tidak mengetahui persis kapan acara ini pertama kali diadakan. Namun dari beberapa cerita yang ia dengar, perayaan ini konon sudah dilaksanakan sejak periode awal republik ini berdiri.

“Masyarakat berbondong-bondong datang dari segala penjuru desa. Selain untuk menyaksikan perayaan itu, konon mereka begitu tergetar mendengar suara pidato Sang Proklamator, Bung Karno, yang diputar di lapangan. Peristiwa yang barangkali hanya satu-satunya di seluruh Kabupaten Blora Perayaan dan upacara yang berlangsung beriringan tepat di tanggal 17 Agustus. Di hari kemerdekaan,” tambahnya.

Acara ini berpokok pada dua hal, yaitu prosesi upacara tujuh belasan itu sendiri dan kemeriahan perayaan yang melingkupinya. Upacara bendera adalah momen wajib “detik-detik proklamasi” yang biasa diikuti oleh para pamong pemerintah, tentara, polisi, siswa-siswi, dan pegawai pemerintah lainnya di lapangan kecamatan. Sedangkan masyarakat merayakan kemerdekaannya dengan menggelar arak-arakan kesenian di jalan raya. Jadi acara ini adalah semacam pesta rakyat yang berisi pelbagai produk kesenian lokal Arak-arakan Barongan, Tethek, Bonang Renteng, dan sebagainya, dengan upacara Tujuh Belasan di saat yang sama.

Menurut salah satu ketua panitia Kunduran Pitulasan Carnaval 2019, Drs. Yusman M.Pd.I, penyelenggaraan acara ini didesain untuk mewadahi segenap unsur masyarakat.

“Jadi untuk kepanitaan sendiri, misalnya, kami melibatkan masyarakat umum, khususnya elemen pemuda sebagai konseptor, kreator, sekaligus eksekutor untuk beberapa acara. Mereka dipilih juga dari berbagai macam latar golongan mulai dari mahasiswa hingga pekerja. Mulai dari Kunduran Barat sampai Kunduran Timur. Diambil secara proporsional dan mewakili. Sesuatu yang kami ejawantahkan dari Sila Persatuan Indonesia,” terang Yusman.

Lanjutnya, acara seperti ini dahulu diadakan dalam waktu sehari. Namun seiring perkembangannya, acara ini menjadi hajatan yang digelar dalam waktu beberapa hari, selama bulan Agustus.

“Untuk tahun 2019 ini, acara dimulai tanggal Agustus dan akan berakhir pada tanggal 31 Agustus. Acara-acara yang dihelat pada tahun ini, antara lain: Parade Barongan Tujuh Belasan, Kuliner Rakyat, Lomba Tetek, Lomba Foto Tujuh Belas-an, Parade Drumband, Panggung Seni Anak dan Remaja, Karnaval Pembangunan, dan Malam Resepsi,” jelasnya.

Sementara Camat Kunduran, Hartanto Wibowo, S.IP., M.Si, berharap dengan diluncurkannya Kunduran Pitulasan Carnaval 2019 ini, nama Kunduran bisa lebih dikenal oleh khalayak luas.

“Semoga Kunduran Pitulasan Carnaval ini bisa menjadi trademark Kecamatan Kunduran sekaligus menjadi wahana kreativitas masyarakat: persentuhan upacara kemerdekaan dengan budaya dan unsur-unsur yang lain. Selebihnya agar acara ini mampu masuk dalam kalender “wisata” kabupaten,” pungkasnya. (Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *