oleh

Calon Paskibra Meninggal Saat Ikut Latihan

TANGERANG SELATAN, KAPERNEWS.COM – Diduga dianiaya seniornya, calon anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Tangerang Selatan (Tangsel), Aurellia Quratu Aini (16) meninggal dunia. Dugaan itu disampaikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berdasarkan penuturan keluarga siswi berparas ayu itu.

”Keluarga menyampaikan Aurel bercerita
dipukul seniornya. (Aurel) meninggal hari Kamis 1 Agustus dan dikebumikan Jumat
(2/8/2019). Aurel adalah anak yang aktif dan ceria dan tidak pernah sakit,”
ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (3/8/2019).

Jasra melayat ke rumah duka di Taman Royal
Cipondoh, Tangerang, seusai menerima kabar siswa SMA Al Azhar BSD tersebut
meninggal. Kematian Aurel disinyalir tak biasa karena ada unsur kekerasan dalam
pelatihan Paskibra tersebut.

Terhadap peristiwa ini, KPA menyampaikan 7 sikap:

1. KPAI menyampaikan belasungkawa
sedalam-dalamnya. Tentu ini pukulan bagi keluarga ananda (Aurel) yang
membanggakan dan berprestasi.

2. Momen kemerdekaan, banyak anak anak
dilibatkan dalam rangka mengisi kemerdekaan, di sinilah nilai-nilai kebangsaan,
kepahlawanan yang menjadi bagian partisipasi anak seluas-luasnya dalam mengisi
kemerdekaan.

3. Bekerja dengan anak harus punya prinsip
perlindungan anak, partisipasi anak, etika bekerja dengan anak. Bahwa
melibatkan anak ada prinsip-prinsip yang harus dipedomani.

4. Bila ada indikasi kekerasan terjadi, KPAI
menyarankan para pihak mendukung pemeriksaan aparat hukum dan pihak terkait,
agar ada koreksi, hikmah dan pembelajaran. Langkah itu dilakukan di antaranya
dengan meminta Dispora melakukan pengawasan kepada proses penyiapan Paskibra
yang sedang berjalan saat ini.

Pedoman dalam penyiapan Paskibra diharapkan
memperhatikan prinsip prinsip bekerja dan pelibatan anak-anak dan sebagai
pengingat para mentor dan senior Paskibra memperhatikan peristiwa di Tangsel
agar dapat dicegah dan tidak terulang.

5. Di samping takziah, KPAI akan menggali
informasi dari keluarga tentang peristiwa yang dianggap janggal, seperti lebam
dan buku diary yang dirobek senior Paskibra.

6. Kita (masyarakat) sering diuji dalam
memaknai disiplin. Apakah disiplin relevan dengan kekerasan? Kedisplinan
positif itu di dalamnya ada ruang dialog, partisipasi anak, kesetaraan, melihat
kesalahan sebagai proses pendidikan.

7. KPAI mengingatkan dari peristiwa ini,
pentingnya pedoman Child Safe Guarding, di mana anak-anak dipastikan aman dalam
situasi yang terkontrol. Ini dilakukan dengan kode etik berkegiatan anak,
seperti:
a. Tidak melakukan kekerasan fisik.
b. Tidak memalukan.
c. Tidak sendirian dengan anak di tempat sepi.

Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kota
Tangsel Warta Wijaya, menepis kabar siswi kelas XI MIPA 3 SMA Islam Al Azhar
BSD itu meninggal dunia karena kekerasan fisik. Dia mengatakan, tidak ada
kekerasan fisik saat semua anggota Paskibra berlatih. Apalagi, dalam latihan
anggota TNI ikut mendampingi.

“Enggak ada kontak fisik. Tapi kalau
latihan fisik pasti ada, itu olah tubuh semacam lari dan sebagainya,”
katanya saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (2/8/2019).

Warta menuturkan, semua anggota Paskibra
terus melakukan latihan rutin sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB demi
mempersiakan diri dan kelompok menjelang perayaan HUT 17 Agustus mendatang.

“Semua anggota latihan rutin, karena
memang mereka mampu melakukan tempaan itu, bukan kontak fisik,” ujarnya.

Warta mengungkapkan, almarhumah Aurel
memiliki fisik yang prima. Hal itu dinilai berdasarkan catatan yang ada, Aurel
belum pernah masuk ke ruang kesehatan selama waktu pelatihan berjalan.

“Dia merupakan anggota Paskibra terbaik,
bahkan dianggap sebagai sosok yang kuat secara fisik. Itulah kenapa dia
dipercaya membawa Baki,” katanya.

Di antara teman-temannya yang lain sesama
anggota Paskibraka, Aurel awalnya memang dikenal lebih pendiam. Namun,
lama-kelamaan teman-temannya baru menyadari jika Aurel adalah teman bicara yang
baik.

“Awalnya emang pendiam, tapi
lama-kelamaan dia sering cerita ke teman-temannya, dan ternyata anggota yang
lain cukup antusias jika berbincang dengannya,” ucap Warta.

Almrhumah Aurel sendiri saat ini berstatus
sebagai siswi kelas XI MIPA 3, SMA Islam Al Azhar BSD. Pihak keluarga sempat
menyebutkan, beberapa waktu terakhir wajah Aurel terlihat cukup pucat. Padahal
hal itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Aurel meninggal dunia di rumahnya, Perumahan Taman Royal 2, Cipondoh, Tangerang, Kamis 1 Agustus 2019. Tak lama kemudian, beredar kabar di banyak WhatsApp grup yang menyebutkan ada kejanggalan mengenai penyebab meninggalnya almarhum yang terkesan mendadak. (Rai/Rizal)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed