oleh

Prestasi Pemuda Asal Pasangkayu, Dari Memikul Kakao Hingga Raih Master of Research di UCL Inggris

Restuan Lubis Sudirman diapit oleh sahabatnya sesaat setelah wisuda di university college london,inggris.

(Bagian I)

PASANGKAYU, KAPERNEWS.COM –Dibesarkan jauh dari lingkungan pendidikan, bapak Restuan Lubis Sudirman hanya mengenyam pendidikan hingga bangku SMP dan ibunya hingga SMA.

Pendidikan Restuan dimulai sebagai murid dari orang tua petani dan dirinya tidak hanya dituntut juara kelas, tapi juga harus membantu kerjaan orang tuanya.

Restuan menceritakan, masih jelas dalam ingatannya, Tiap sabtu sore dan Minggu wajib ke kebun memikul dan jual hasil panen dini cokelat sekitar 15 kilogram-an (kg) dengan jarak tempuh 9 kilometer (Km) dengan waktu tempuh sekitar 1 hingga 2 jam. untuk jajanan, dirinya hanya bisa seminggu sekali termasuk membeli seragam sekolah,harus berjalan melewati gunung tinggi (sebutan: Gunung Sangge) berbatu dan licin, sehingga sering jatuh terpental dengan barang bawaan, hal ini justeru mendorongnya memulai menanamkan cita-cita untuk mengejar pendidikan setinggi-tinginya.

“Saya tetap membantu bekerja orang tua. di fase ini saya mulai berniat membeli seragam, sepatu, tas dan buku sendiri dengan bekerja keras serta belajar untuk menjadi siswa berprestasi. Alhamdulillah, saya berhasil meraih predikat tersebut dan mendapatkan hadiah seragam lengkap serta bonus uang tunai. Saya juga mulai ikut lomba karya tulis hingga tingkat provinsi, terima kasih kepada bapak Syahrir Faad yang telah membimbingku selama ini,” cerita Restuan di Pasangkayu, Minggu (3/11/2019).

Ia mengatakan, dengan mengurangi belanja selama ikut berbagai kompetisi, dirinya berhasil membawa uang saku untuk mamanya tercinta. Karena event  Lomba Karya Tulis Ilmiah Internasional (LKTI) jarang dan terbatas, dirinya juga mulai ikut kompetisi olimpiade (subject:biology) untuk mengembangkan kemampuan kognitif dibawah bimbingan Ibu Kasma dan Bapak Suardi.

“Alhamdulilah, syukur hingga tingkat provinsi, pastinya uang sakunya gede untuk mama lagi. Saya juga mengasah kemampuan organisasi dan leadership, menjadi ketua OSIS dan Gudep pramuka dibawah bimbingan Ibu Fatmawati Unne Konang dan Bapak Ramli Adi (terima kasih ibu dan bapak), hingga akhirnya menjadi perwakilan kompetisi Kwarcab Mamuju Utara (Pasangkayu) di tingkat provinsi,” kata Restuan.

Dirinya menjelaskan, karena mulai jauh dari rumah orang tua dan jarang membantu orang tua ke kebun, dirinya mulai kerja keras menjadi juara kelas sehingga mendapatkan predikat siswa beprestasi tingkat sekolah agar tetap mendapatkan bantuan lengkap sekolah. Alhamdulillah masih berhasil persembahkan untuk bapak dan mama sebagai hadiah jerih payah mereka bekerja.

“Untuk menekan biaya konsumsi sekolah, saya mulai numpang tinggal di rumah kakak Arma Azis dan Zham Faith Hill (terima kasih banyak kaka katas kebaikan hatinya). Layaknya di SMP, untuk menambah biaya sekolah, saya tetap bergabung dalam kegiatan olimpiade fisika dibawah bimbingan Ibu Nuryatim Gani dan Nur Alam, Alhamdulillah 2 kali ke provinsi mewakili Kabupaten Mamuju Utara (Pasangkayu). Dan juga aktif dalam kegiatan pramuka Saka Bayangkhara hingga tingkat Sulselbar dibawah bimbingan Pak Adi dan Polres Mamuju Utara (Matra),” jelas Restuan.

Restuan menyebutkan, sama halnya saat SMA, karena keterbatasan ekonomi selama studi S1 Farmasi mengharuskan dirinya kembali numpang di rumah almarhum orang tua kita Srikandi Sulbar Mulyana Isham dan terima kasih kepada keluarga besar kakak Gemilang Sukma Nontji, Firman Juang M, dan kakak Ira Baras yang telah banyak membantuku.
“Masih tidak percaya dapat meyelesaikan Sarjana Farmasi dalam kurung waktu 3,5 tahun tanpa laptop pribadi, sebab orang tua tak mampu membelikan benda semahal itu. Alternatifnya, saya harus meminjam-minjam kepada teman dan sahabat se-angkatan dengan imbalan buat tugas kuliah di rangkap dengan yang punya laptop. Terimakasih kepada geng Kendariku seperti saudara Vidya Julianty, Ekarisma Faradita Wardihan, Muhammad Kamil Amirullah, Hilda Tri Two, Putry Saraswaty R, Niniek Ramadhani Aswar Anas, Nurul Annisa Amirudin, Riski Aulia Lauda Paraja, terima kasih atas bantuan laptop, buku, makan, kendaraan dan motivasinya kawan-kawan,” sebutnya.

Restuan mengungkapkan, tak hanya keterbatasan tools perkuliahan, diawal semester harus keras hati mendapat beberapa kali panggilan dari Wakil Dekan II terkait keterlambatan pembayaran sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) dan meminta agar dicicil 3 kali, terimakasih kepada Rahmawati Ningsih atas kebaikan hatinya.

“Hambatan-hambatan ini mendorongku bukan untuk mencari kerja sambil kuliah, karena akan mengganggu performance kuliah, tetapi ikut kompetisi nasional dan internasional, dan sembari seleksi beasiswa-beasiswa S1. Alhamdulillah,lagi – lagi dapat besiswa mahasiswa berprestasi, dan berkat medali gold mewakili Indonesia di Kompetisi Inovasi di Taiwan dan Thailand berhasil mendapatkan beasiswa full bebas biaya SPP dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) serta hadiah Umrah untuk mama, terima kasih kapada Ibu Rektor dan Civitas UMI Makassar,” ungkapnya.
Restuan mulai memikirkan agar bermanfaat buat orang lain ditengah kesibukan kuliahnya untuk Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4.00 di jurusan Farmasi UMI Makassar.

“Di kompetisi internasional, saya mulai merintis UKM Riset UMI called Perisai. Dalam menekuni riset, Alhamdulillah Bupati Pasangkayu Agus Ambo Djiwa dan Wakil Bupati Muhammad Saal memberikan penghargaan sebagai Peneliti Muda Indonesia dan bantuan dukungan riset di bawah bantuan kakak senior andalan Syahril LA, Arhamuddin Arham di Bappeda pasangkayu dan Ibu Helmi Syakur di Koperindag Pasangkayu, terima kasih atas bimbingannya tutup restuan mengahiri kisahnya. (Asw)

Bersambung…

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed