oleh

Menteri Desa : Saya NU, Tidak Punya Kartu Anggota MUI

BOGOR, KAPERNEWS.COM – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengucapkan salam yang mewakili lima agama di Indonesia saat berbicara di acara Forkopimda yang digelar di Gedung SICC Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Usai mengucapkan salam lintas agama itu, Halim menyinggung soal imbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur yang melarang pejabat Muslim mengucapkan salam lima agama.

Dia bercerita sempat ditegur beberapa orang terkait hal ini, karena dirinya berasal dari Jawa Timur tapi justru tetap mengucapkan salam lima agama.

“Saya ngomong gini ada yang negur, ‘Pak Halim sampeyan orang Jawa Timur, kok salamnya lintas agama? Kan MUI Jatim mengimbau agar pejabat tidak gunakan salam lintas agama,” kata Halim di Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11).

Dia pun langsung menjawab pertanyaan dan teguran tersebut secara spontan. Menurutnya, tak ada salahnya tetap mengucapkan salam lima agama lantaran dirinya tak ada hubungan sama sekali dengan MUI Jatim.

“Saya jawab, ‘Betul saya orang Jatim, tetapi saya enggak punya kartu anggota MUI, yang saya punya kartu anggota NU. Dan NU membolehkan, itu enaknya jadi NU’,” kata Halim.

Pernyataan itu pun sontak disambit tepuk tangan riuh dari seluruh peserta yang hadir di ruangan.
Halim pun kemudian tertawa mendapati ucapannya banyak direspon positif peserta.

Sebelumnya, MUI Jatim mengeluarkan himbauan agar para pejabat tak memakai salam pembuka semua agama saat sambutan resmi. Imbauan ini terlampir dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019 yang diteken Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori.

Dalam surat tersebut, terdapat poin yang meminta agar para pejabat menggunakan salam sesuai dengan ajaran agama masing-masing. Jika pejabat itu Islam, diimbau cukup menggunakan kalimat ‘Assalamualaikum’ saja.

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menganjurkan pejabat Muslim mengucapkan salam sesuai ajaran Islam dan juga salam untuk menyapa penganut agama lain dalam membuka acara resmi. Menurut Khatib Syuriah Pengurus PWNU Jatim, KH Syafruddin Syarif, hal tersebut perlu dilakukan demi menjaga persatuan bangsa.

Sementara MUI Jatim telah mengimbau pejabat yang beragama Islam agar tidak mengucapkan salam dari agama lain ketika membuka acara resmi. MUI Jatim menilai itu sebagai bid’ah, mengandung nilai syuhbat dan patut dihindari. (CNN/One)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed