oleh

Aomi Desak Kepolisian Usut Tuntas Penistaan Agama Gegara Sukmawati Bandingkan Nabi Muhammad Dengan Soekarno.

JAKARTA, KAPERNEWS.COM – Unjuk rasa Aliansi Ormas Muslim Indonesia (Aomi) diikuti sekitar 400 orang peserta aksi dipimpin Dedy Permana di Silang Monas Barat Daya-Patung Kuda Indosat, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (22/11/2019).

Tuntutan massa aksi menyikapi pernyataan Sukmawati Soekarno Putri yang menyatakan bahwa lebih besar jasa Soekarno dari pada Nabi Muhammad SAW yang dianggap menyinggung perasaan Umat Islam.

Elemen massa yang tergabung Aomi, Majelis Hijrah Kaffah, Majelis Sahabat Rasulullah, Majelis Islam Kaffah, MT 1453, Pemuda Hijrah Community, Majelis Cinta Umat, MT Darul Ilmi, Forum Komunikasi Ulama Aswaja dan Gema Pembebasan.

Massa aksi membawa spanduk dan poster bertuliskan, #Cinta Nabi Bela Nabi#, di sini Nabi dihina disana bumi para Nabi dzalimi, #cinta Nabi cinta syariah#, penghina Nabi Muhammad SAW harus di hukum. Muslim sejati cinta Nabi, bela Al-Aqso, dukung Syariah Kaffah. Stop Islamophobia, hentikan framing radikalisme pada Umat Islam. Majelis Ashabul Abror lawan neoliberalisme lawan bro Komunisme.

Press rilis pernyataan sikap mengutuk dan mengecam keras pidato Sukmawati yang merendahkan Nabi Muhammad SAW.

Bismillahirrahmanirrahim, sebagaimana diketahui bersama, dalam pidatonya Sukmawati telah mengeluarkan pernyataan yang membandingkan peran Nabi Munammad SAW dengan Ir Soekarno dalam kontek perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia di Abad ke 20. Pidato tersebut disampaikan dalam sebuah diskusi bertemakan, bangkitkan nasionalisme bersama kita tangkap radikalisme dan berantas terorisme.

Berkenaan dengan hal itu, kami Elemen Ormas Islam dan Tokoh Islam yang terhimpun dalam Aomi menyatakan, mengutuk dan mengecam keras tindakan pelecehan yang dilakukan oleh Sukmawati yang terlalu berani dan lancang mempertanyakan dan membandingkan peran Nabi Muhammad SAW dengan Ir Soekarno dalam konteks perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia di Abad ke 20.

Kami menyatakan tersinggung dan marah, sosok mulia Baginda Nabi Muhammad SAW dibanding-bandingkan oleh Sukmawati. Tindakan ini merupakan pelecehan kepada sosok Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Apalagi Sukmawati bukan sekali ini saja melakukan tindakan yang melukai perasan umat Islam dan lebih parah tindakan ini dilakukan di Bulan Maulid, dimana seluruh Umat Islam sedang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Kami mendukung dan mengapresiasi langkah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang telah mengambil sikap, dimana MUI menyatakan pidato Soekmawati telah menyinggung hati dan perasaan Umat Islam. Akibat dan dampak dari pidato tersebut, telah membuat banyak elemen masyarakat yang mengungkapkan kekecewaannya dan selanjutnya MUI menghormati proses hukum yang diberlakukan kepada Sukmawati. MUI juga menghimbau kepada masyarakat untuk menghormati dan menempuh jalur hukum yang tersedia.

Mendesak agar aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas dugaan tindak pidana penodaan agama yang dilakukan oleh Sukmawati sebagaimana diatur dalam pasal 156a KUHP, Sukmawati wajib diadili didalam Persidangan yang terbuka untuk umum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kami menghimbau kepada segenap elemen Umat Islam di daerah agar turut menempuh langkah hukum untuk melaporkan dugaan penodaan agama yang dilakukan oleh Soekmawati kepada aparat penegak hukum terdekat, baik ditingkat Polda maupun Polres di seluruh wilayah kesatuan negara Republik Indonesia sebagai bentuk kecintaan dan pembelaan kepada Nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya kami ingatkan kepada seluruh kaum Muslimin agar melipatgandakan perjuangan untuk menegakan Syariah Islam secara Kaffah, karena hanya dengan tegaknya Syariah Islam secara Kaffah saja yang mampu menjadi jaminan pelindung agama dan kemuliaan Nabi SAW.

Selain itu, sekaligus menjaga marwah dan Syiar Islam demi tegaknya izzul Islam wal Muslimin. Hasbunallah Wani’mal wakil Ni’mal Maula Wani’man Nashier. Alhamdulillahirobiil alamin. Demikian pernyataan disampaikan. Jakarta, 22 November 2019. Ketua Aomi, tertanda Habib Halilulloh Bin Abu Bakar Al Habsy.

Orasi Ustad Asad mengatakan, kita tidak boleh diam ketika Islam dihina, kita tidak boleh diam Baginda Nabi Muhammad SAW dihina, kita tidak boleh berhenti berjuang sampai tegakkan Agama Allah SWT, Jokowi dihina langsung ditangkap, tetapi Baginda Nabi Muhammad SAW dihina tetapi orangnya tidak di tangkap.

“Kita satu langkah lagi satu tujuan yakni tegakknya Khilafah Islam, karena erat kaitannya dengan Baginda Rasul, karena Khilafah tegak tidak akan ada lagi Sukmati-Sukmati berikutnya,” kata Ustad Asad.

Menurutnya, Ormas Islam menuntut pada penguasa dan pemerintah jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan, sama seperti di Pakistan, Umat Islam tidak dapat lagi menahan emosinya.

“Jadi kami kesini dengan cara damai dan baik karena mencintai Baginda Nabi SAW dengan hati yang baik. Berkumpulnya bersama kita disini untuk menunjukkan rasa cinta kita kepada Nabi dan cinta kepada Nabi lebih dari orang tua kita. Kita siap hancur dalam ketaatan untuk menunjukkan kecintaan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW,” tutur Ustad Asad.

Selanjutnya Ustad Abdulrahman Jaki menyampaikan, kita siap membuktikan kecintaan Rasul sampai nyawa, harta dan sebagainya. Jangan macam-macam kepada Umat Islam dan jangan bangunkan Singa yang lagi tidur. Menyamakan Rasul dengan Soekarno itu hinaan sekali, bagaimana kita diam saja. Kita tidak tinggal diam saja.

“Kenapa disamakan, sedangkan Rasul orang suci yang dipastikan masuk surga dibandingkan Soekarno yang belum tentu masuk surga. Kita jangan diam dan tunjukkan bahwasanya kita pembela Nabi Muhammad SAW dan memiliki cinta kita lebih dari segalanya. Sejak rezim ini berkuasa jadi ombang ambing dan juga Komunis sudah tercium dan mau menghancurkan Umat Islam,” papar Ustad Abdulrahman.

Kemudian KH Rohmat menyebutkan, siapa yang bisa menjamin Islam dan kemuliaannya, itu dapat dijamin.

“Apakah rezim negeri ini bisa menjamin dan di jaga oleh demokrasi, dan semua itu bisa dihentikan serta di cegah juga menjamin kemuliaan Islam termasuk keselamatan Umat Islam, kemurnian itu adalah sistem Khilafah,” sebut KH Rohmat.

Sementara GNPF Ulama, Ustad Edi Mulyadi mengungkapkan, Nabi, Rasul, Malaikat sangat mulia dimata Allah.

“Ketika Nabi kita dihina, kita harus melawan. Saya kemarin sudah melaporkan Bu Sukmawati ke Polisi, karena kalau bukan kita siapa lagi sebagai pejuang Umat Islam,” ungkap Ustad Edi. (Bgs/Asw/Nis)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed