oleh

Berniat Mencari Ikan dan Kijing, Warga Malah Temukan Fosil Gajah Purba

BLORA, KAPERNEWS.COM –– Tak diduga sebelumnya, berniat mencari ikan dan kijing (kerang sungai), warga malah menemukan fosil gajah purba. Lokasi penemuannya tepatnya di Kali Gondang turut Desa Gondang, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang merupakan  anak Kali Lusi.

“Kita awalnya berniat mencari ikan dan kijing. Tidak dapat ikan dan kijing, malah menemukan fosil-fosil itu,” kata Sussana (35) alias Kecik, warga Dukuh Ngawen penemu fosil saat ditemui Kapernews.com di lokasi penemuan, Selasa (3/12/2019) siang.

Seperti yang diceritakannya, penemuan fosil berawal ketika dirinya melihat sebongkah batu mirip gigi sewaktu mencari ikan kijing di sungai, Minggu (1/12/2019).

“Awalnya saya mendapat sebuah bongkahan mirip batu. Terus kita raba kok ada lagi lainnya. Lalu kita cari lagi kok dapat yang lebih besar lagi. Tapi jujur waktu itu kami tidak tahu bahwa itu fosil gajah. Lalu pada hari Senin kami ke lokasi lagi. Kami ambil lalu kami bersihkan,” jelasnya.

Viral di Media Sosial

Setelah menjadi viral di media sosial, terkait temuan fosil gajah di Ngawen ini warga kemudian melaporkan ke Dinas Kepemudaan, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora.

“Setelah semalam kita mendapat laporan dari masyarakat Ngawen, hari ini bersama Kepala Bidang Kebudayaan dan Kepala Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan serta tim registrasi cagar budaya kita turun ke lapangan. Patut diduga ini adalah pertama kali, minimal di pendataan kami untuk penemuan fosil di Ngawen Blora baru hari ini. Ini tidak lepas dari peran serta masyarakat. Kita bersinergi dalam usaha pelestarian cagar budaya,” terang Lukman Wijayanto, Staff Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan Dinporabudpar Kabupaten Blora.

Setelah melakukan tinjauan lapangan, pihak Dinporabudpar meyakini bahwa temuan fosil tersebut adalah fragmen Elephas (Gajah purba).

“Setelah kita melihat fisik dan lakukan identifikasi fosil temuan warga Ngawen, kita dapat menyimpulkan bahwa fosil tersebut adalah Elephas (Gajah purba). Ditemukan molar, ditemukan gigi dan fragmen-fragmen lainnya. Diduga ada fragmen-fragmen lain yang masih terpendam di tanah,” jelas Dwi Staf Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan Dinporabudpar Kabupaten Blora dan sekaligus anggota TACB (Tim Ahli Cagar Budaya).

Kondisi Belum Memungkinkan untuk Dilakukan Pengangkatan

Posisi temuan fosil berada di sungai yang saat ini sudah masuk di musim penghujan. Beberapa fragmen juga terlihat retak dan pecah akibat oksidasi. Sehingga Dinporabudpar  Kabupaten Blora merasa kesulitan.

“Karena kondisinya sangat lembab. Sementara mungkin kami biarkan dulu. Ini kami dokumentasikan dan informasinya kita catat. Untuk selanjutnya kita akan melakukan pelaporan ke tingkatan yang lebih tinggi yaitu BPSMP Sangiran,” ungkap Lukman.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora, Slamet Pamudji melalui Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan, Eka Wahyu Hidayat juga menyampaikan pesan kepada masyarakat terkait dengan penemuan fosil.

“Kalau misalnya ada temuan seperti ini, mohon untuk tidak diambil terlebih dulu, tapi perlu didata. Dari mulai pendokumentasian awal dan lain-lainnya. Karena selain temuan, justru data-data itu paling penting. Ketika data itu ada, maka itu bisa menceritakan. Seperti adanya teras serta lapisan-lapisan tanah yang membentuk fosil,” jelas Eka Wahyu Hidayat, Kepala Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan Dinporabudpar Kabupaten Blora.

Harapan Masyarakat Desa Setempat

Terkait dengan penemuan fosil yang ada di daerahnya, masyarakat Ngawen berharap agar temuan yang ada bisa ditindaklanjuti oleh dinas terkait.

“Harapan dari kami supaya ada penanganan lebih lanjut oleh pihak dinas dan pihak-pihak terkait, agar bisa menjadikan bahan pendidikan sejarah di daerah sini,” kata Alfian (33) alias Piyyuth seorang pemuda dari daerah Rudal, Ngawen.

Menurut informasi dari warga, di lokasi sungai yang mengalir dari dari utara ke selatan ini dulu sekitar tahun 1990-an juga pernah ditemukan amunisi berupa rentengan peluru-peluru tajam. Bahkan ketika Kapernews.com mencoba melakukan penelusuran di dekat lokasi, seorang anak kecil warga desa tetangga juga menemukan selongsong peluru tajam juga.

(Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed