oleh

KPUD Pasangkayu Launching Maleo Sebagai Maskot Pilkada 2020

PASANGAKAYU, KAPERNEWS.COM – KPU Pasangkayu menggelar acara launching (peluncuran) tahapan pemilihan bupati dan wakil bupati Pasangkayu 2020 di alun-alun kota Pasangkayu, Sulawesi Barat, Kamis (12/12).

Dihadiri ketua KPUD Sulawesi Barat, Bawaslu Pasangkayu, Wakil Bupati Pasangkayu, Kapolres Mamuju Utara, ketua Pengadilan Negeri Pasangkayu,Kajari Pasangkayu dan lainnya.

Jika tak ada aral melintang, Pilkada Pasangkayu akan dihelat pada 23 September 2020 secara serentak dengan sejumlah daerah lainnya.

Syahran Ahmad, ketua KPUD Pasangkayu, dalam sambutannya mengatakan, berpolitik itu harus bernafaskan agama.

Sebab terdiri dari berbagai suku bangsa (multietnis), agama, dan budaya, ia menyebut Pasangkayu berjodoh dengan demokrasi,Ia menilai, ini kekayaan berharga bagi daerah demi tumbuh kembangnya demokrasi, Karena masyarakatnya yang heterogen.

Adapun burung maleo dijadikan maskot Pilkada Pasangkayu 2020, bukan tanpa sebab, sebagai endemik Sulewesi, burung ini sejak kecil sudah mandiri dan setia terhadap pasangan.

Berharap nilai filosofis burung maleo bisa menjadi inspirasi, agar setiap pasangan calon tetap setia pada pasangan hingga akhir periode.

“Jangan sampai masih di tengah jalan, pasangan terpilih sudah pecah kongsi,” ia berkelakar.
Dengan mengambil tema “Spirit Of Vovasanggayu”, pemimpin ke depan harus memiliki visi misi yang jelas. Maka itu, pilkada serentak nantinya, diharap ada gagasan yang muncul.

Ia menambahkan, calon pemimpin tidak mengedepankan sektarianisme, demi masa depan lebih baik.
Lebih lanjut, agar bisa menyukseskan pesta (demokrasi) yang gembira, cerdas dan bermartabat, ia ingin calon pemimpin daerah ini dapat mengedukasi masyarakat.

Tak sempat hadir, mewakili ketua KPU, Rustang, ketua KPUD Sulawesi Barat, saat membuka acara, memuji keberhasilan partisipasi pemilih daerah ini.

Tingkat partisipasi pemilih di provinsi Sulawesi Barat dan khususnya kabupaten Pasangkayu berkisar 80 persen lebih, melampau partisipasi pemilih secara nasional pada pemilu serentak April lalu.

“Agar kesuksesan itu terulang, maka para calon bersaing secara sehat. Bukan hanya siap menang, tapi juga bersikap kesatria jika kalah,” sambut mantan ketua Bawaslu Mamuju Tengah itu.

Menghindari politik transaksional atau money politic (politik uang) agar terwujud demokrasi yang sehat.
Ia juga berharap tidak terjadi konflik baik sebelum atau sesudah perhelatan.

Karenanya, iapun menitip harapan kepada penyelenggara dan semua pihak agar sukses sebagaimana pemilu serentak 2019, maka penyelenggara harus berintegritas, amanah, komunikatif, dan terbuka.

Arham Bustaman

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed