oleh

Prediksi Orang Samin: Bencana Tahun Ini Bertambah Besar

BLORA, KAPERNEWS.COM – Menurut tokoh sedulur Sikep Samin Dukuh Kembang Desa Jurangjero Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora Jawa Tengah ada kemungkinan bencana di Indonesia tahun ini intensitasnya lebih tinggi dan lebih besar.

“Wis ora iso ditandangi. Nek biyen iseh kenek ditandangi. Nek iki wis gak kenek ditandangi. Wong tahun duda (Sudah tidak bisa dikendalikan. Kalau dulu masih bisa. Kalau ini sudah tidak bisa. Soalnya tahun duda,” kata Mbah Joko sesepuh sedulur Samin Titen Dukuh Kembang Desa Jurangjero Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora sewaktu dikonfirmasi Kapernews.com.

Menurut perhitungan Mbah Joko, bila berkaca dari sejarah bangsa Indonesia, tahun ini menurut perhitungannya adalah tahun Senin Kliwon. Tahun tersebut adalah tahun yang sama menurut perhitungan Jawa dulu sewaktu bangsa Belanda mulai masuk dan menjajah Indonesia selama 350 tahun. Begitu juga dengan masuknya Jepang menjajah selama 3,5 tahun.

“Nek biyen tahun Kemis Legi. Tahun iki ngeri, alam tumindhak. Opo meneh iki tahun Senin Kliwon. Pangan mboh ono mboh ora. Yo ning bumi Jawa iki. Wong ape pilihan. Ape nukulno ratu. Nek abuke ora akeh ndak thukul piye (Kalau dulu tahun Kamis Legi. Tahun ini ngeri , alam melakukan. Apalagi ini tahun Senin Kliwon. Pangan entah ada atau tidak. Ya di bumi Jawa ini. Soalnya mau pilihan. Mau menumbuhkan raja. Kalau pupuknya tidak banyak apa akan tumbuh),” terangnya.

Menurutnya yang perlu dilakukan adalah bersikap jujur, baik hati serta tidak merusak bumi dan alam ini.

Hyo laku, yo kejujuran, yo sabar narimo. Ora drengki srei. Ora ngrusak bumi (Ya laku, ya kejujuran, ya sabar menerima. Tidak melakukan dengki iri hati. Tidak merusak bumi,” tandasnya.

Lanjut Mbah Joko, bahwa mencermati apa yang menjadi kepunyaan sendiri dan apa yang diucapkan sendiri adalah hal yang perlu dilakukan untuk menghadapi situasi jaman ini.

“Niteni kek e dewe, niteni kandhane. Mergo nek lakon sikep iku ana sing nata sing ngayomi (Mencermati miliknya sendiri, mencermati apa yang diucapkan. Karena kalau lakon sikep itu ada yang menata yang mengayomi,” pungkasnya.

(Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *