oleh

Tarian Erotis Dikota Santri Coreng Nama Baik Garut, Ketua IWO : Kini Muncul Dugaan Lecehkan Jurnalis

GARUT, KAPERNEWS.COM – Tarian erotis dalam acara Garut Culture Festival yang dilaksanakan pada Minggu (14-15 Maret 2020) lalu, dilapangan Sarana Olah Raga (SOR) Ciateul Garut Jawa Barat, terus mendapat kecaman dari berbagi pihak. Walaupun pihak panitia telah meminta maaf.

“Tidak cukup dengan meminta maaf, soalnya ini kaitannya dengan etika dan moral yang bertolak belakang dengan julukan Garut Kota santri. Apalagi dengan adanya ancaman teror pada Pimpinan Redaksi Media Online,” ujar Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Garut, Robi Taufiq Akbar, Minggu (22/3/2020).

Dikatakan Robi, selain telah mencoreng nama baik Garut, dampak dari pemberitaan tarian erotis juga adanya dugaan menyinggung profesi jurnalis. Yang mana saat ini beredar video seorang wanita yang menyebutkan wartawannya ingin mencari duit. jadi beritanya dilebih-lebihkan.

“Karena wartawannya ingin mencari duit, pemberitaannya dilebih-lebihkan,” kata Robi menirukan suara yang ada dalam video.

Untuk itu, Robi akan bergerak dan berkonsultasi dengan Bidang Hukum IWO Garut, terkait adanya unsur penghinaan terhadap jurnalis yang seolah-olah ingin mencari uang dalam pemberitaan tarian erotis.

“Saya menduga panitia lalai ceroboh dalam menampilkan tarian yang bertolak belakang dengan norma agama,” ucapnya.

Sebelumnya, Ketua MUI Garut, KH Sirojul Munir  mengatakan bahwa pihaknya menyayangkan aksi tarian erotis tersebut, terlebih digelar pada Garut Culture Festival yang merupakan rangkaian Hari Jadi Garut (HJG).

“Kami sangat menyayangkan dan aksi tersebut haram serta tidak boleh diulang dikemudian hari, ” ujarnya.

Dalam agama Islam aksi tarian erotis tersebut tergolong haram untuk dilakukan, pasalnya kegiatan itu memperlihatkan ketidaksenonohan. Aksi goyang erotis tersebut dilakukan sejumlah gadis seksi sangat tidak pantas.

” Apalagi saat ini masyarakat tengah was-was terhadap wabah virus corona, ” ungkap Munir.

Lanjut Munir, aksi tarian erotis itu tidak mencerminkan Garut sebagai kota santri dengan motto Garut bertakwa.

” Garut sebagai kota santri, tarian itu sangat tidak cocok, ” pungkasnya. (Oki)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *