oleh

Peringati Hari Air Sedunia, Masyarakat Tanam Pohon Tolak Bala Virus Corona

BLORA, KAPERNEWS.COM – Pencanangan Peringatan Hari Air Dunia diperingati oleh masyarakat Blora berupa melakukan kegiatan penanaman bibit pohon di areal Bukit Pencu wilayah pegunungan karst Kendeng Utara, turut Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Minggu (22/3/2020) kemarin.

“Iya, selain berbagi kesadaran akan pentingnya menjaga alam seperti pepohonan yang ada, ini merupakan peringatan kepada semua pihak akan pentingnya pengelolaan sumber daya air bersih yang berkelanjutan,” kata Asih Paniyati (36) seorang ibu rumah tangga yang melakukan penanaman pohon bersama dua orang anak dan seorang keponakannnya.

Menurutnya, dalam peringatan hari air sedunia pada tahun 2020 ini, selain untuk menjaga dari bencana kekurangan sumber daya air, penanaman pohon yang dilakukan diharapkan untuk menangkal bencana berupa penyakit yang disebabkan oleh merebaknya virus Corona di banyak tempat.

“Ya, istilahnya untuk tolak bala. Karena saat ini situasi alam dan lingkungan sudah semakin rusak. Semoga dengan berbuat baik kepada alam yang merupakan ciptaan-Nya, Sang Pencipta juga akan melindungi kita semua dari bencana yang ada,” ungkapnya.

Senada dengan hal tersebut, siaran pers yang dikeluarkan oleh Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) juga menyatakan bahwa wabah virus Corona merupakan tanda serius akan kondisi alam lingkungan yang rusak.

“Agar manusia tetap sehat, lima unsur semesta yaitu Kayu, Api, Tanah, Logam dan Air haruslah berada pada keseimbangan. Kerusakan lingkungan yang nyata saat ini menjadi faktor besar bagi kerusakan keseimbangan semesta sehingga menimbulkan berbagai macam bencana dan wabah,” jelas Gunretno dalam pers releasenya.

Selaku koordinator JM-PPK, dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia, 22 Maret 2020 kemarin, dirinya tak henti mengajak seluruh lapisan masyarakat di banyak tempat untuk terus merawat dan menyelamatkan bumi.

“Menanam pohon adalah kunci bagi terjaganya keseimbangan ekosistem. Dengan menanam, air dan sumber mata air terselamatkan. Dengan menanam, menjamin langit kembali biru dipenuhi udara yang sehat bagi seluruh makhluk. Dengan menanam, keanekaragaman hayati terjaga habitatnya. Dengan menanam, maka kita sudah menyelamatkan kehidupan manusia itu sendiri,” terangnya.

Menurut Gunretno, kesadaran dan peran aktif masyarakat untuk tetap menjaga jarak (social distance) sebagai bagian dari pemutusan rantai penularan wabah virus Corona-19 sebaiknya tetap dilaksanakan. Menanam bisa terus dilakukan tanpa harus berkumpul banyak orang. Menanam dalam waktu bersamaan di daerah kita masing-masing adalah solusi yang bijak.

“Hentikanlah merusak dan mengeksploitasi ibu bumi atas nama keserakahan dan pembangunan. Saatnya manusia kembali kepada fitrahnya sebagai makhluk yang mulia untuk menyelamatkan hidup dan kehidupan,” pungkasnya.

(Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *