oleh

Ingatkan Tentang Pagebluk Covid-19, Warga Datangi Lokasi Penambangan di Gunung Kendeng

PATI, KAPERNEWS.COM – Dengan memakai masker dan tetap menjaga jarak, belasan warga yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) mendatangi lokasi pertambangan batu di pegunungan Kendeng Utara turut Dukuh Gadu, Desa Gadudero, Kecamatan Sukolilo, Pati, Jawa Tengah, Minggu (19/4/2020).

Selain mengingatkan para penambang akan pagebluk Covid-19, hal ini dilakukan juga untuk menyongsong Hari Bumi 22 April yang jatuh pada Rabu Pon tiga hari lagi.

Sebagian warga membawa poster berisi tuntutan seperti: “Jangan Biarkan Ibu Bumi Dirusak Terus”, “ESDM Jangan Keluarkan Izin Penambangan”, “Kendeng Lestari”, “Mana Tanggungjawab Reklamasimu?”, “Lockdown Penambangan Di Pegunungan Kendeng”, “Social Distancing Hentikan Penambangan”, “Di Rumah Saja Jangan Sakiti Ibu Bumi”,”Kembalikan Kerugian Lingkungan Akibat Penambangan”, “Hentikan Pertambangan = Memutus Penyebaran Corona”, “Hentikan Pertambangan Sekarang Juga”, “Sawahku Butuh Banyu, Ora Butuh Debu Tambang”, “Hentikan Pertambangan Di Pegunungan Kendeng”, “Sawah Ben Ajek Sawah, Gunung Ben Ajek Gunung” dan “Ibu Bumi Wis Maringi, Ibu Bumi Dilarani, Ibu Bumi Kang Ngadili”.

“Hari ini sedulur-sedulur (datang ke lokasi pertambangan) dalam rangka memperingati Hari Bumi 22 April. (Walau acaranya tanggal 22 April) tapi sudah dimulai hari ini. Karena JM-PPK berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan. Jadi ketika kita melihat ada kerusakan lingkungan sudah selayaknya kita mengingatkan. Termasuk hari ini, kita memperingatkan para penambang yang merusak lingkungan,” kata Bambang Sutiknyo dari JM-PPK, Minggu (19/4/2020).

Menurut keterangan JM-PPK, pertambangan yang ada dinilai sangat membawa dampak buruk bagi masyarakat. Apalagi jarak antara lokasi pertambangan dan pemukiman warga cukup dekat.

“Tujuan dulur-dulur JM-PPK mendatangi aktifitas tambang ini adalah supaya pertambangan ini segera dihentikan. Alasannya jelas. Dampak kerugian yang ditimbulkan cukup terasa. Kalau hujan kebanjiran, kalau kemarau juga kekurangan air. Jadi minta kesadaran. Walaupun itu alasan ijin, ataupun kebetulan jika tidak ijin, (semua) harus dihentikan. Apalagi kita mempunyai dasar-dasar Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Apalagi jarak antara pemukiman (dan lokasi tambang) cukup dekat. Jadi gak boleh ditambang, harus dihentikan,” tandas Suharno yang akrab disapa Herno Joyo.

Di sisi lain, Gunarti, seorang perempuan sedulur Sikep pun mengingatkan bahwa sudah saatnya para penambang dan semua pihak sadar dan berhati-hati akan akibat kerusakan yang telah diperbuat selama ini.

“Iki iso ndadekno tergugahe dulur-dulur sing nambang ning Gadu. Mugo-mugo yo wiwit dino iki ndang podho ngati-ati. (Semoga bisa menjadikan tergugahnya rasa saudara-saudara yang melakukan penambangan di Gadu. Semoga mulai hari ini segera sama berhati-hati),” pungkasnya.

Rencana kegiatan ini masih akan berlangsung hingga tanggal 22 April 2020.

(Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed