oleh

Toko Kaset Legendaris Semakin Terseok Di Tengah Pandemi Covid-19

-Peristiwa-1.969 views

CEPU, KAPERNEWS.COM – Di tengah wabah Covid-19, tidak hanya pasar tradisional yang menyediakan sembako saja yang lesu, namun perdagangan kaset tape juga mengalami hal yang sama. Seperti yang diceritakan oleh Ika Sutikno (70), seorang pemilik Toko Kaset Giri Jaya yang terletak di Jalan RSU Ketapang Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (4/5/2020).

“Ini saja tempat saya sendiri, sudah seperti ini. Apalagi yang kontrak, yang dananya pinjam dari bank. Wah, tinggal menghitung hari,” kata Sutikno kepada Kapernews.com.

Dirinya menceritakan dulu awal membuka toko Giri Jaya tahun 1972.

“Iya di sini. Ini kan rumahnya Mbah. Lalu tahun 1975 saya kawin,” ujar pria yang sempat mengenyam bangku kuliah Jurusan Teknik Sipil di Semarang.

Seperti Sedar, Srikaton, Manggala dan Elshinta di Blora Kota, menurutnya kalau orang-orang lama pasti kenal dan tidak asing dengan toko kaset Giri Jaya di Cepu.

“Dulu masih ramai, Mas. Tapi belakangan ini menurun. Tahun 2000-an lebih. Waktu Pak SBY masih lumayan. Tapi saya check semua pengusaha juga drop. Bos saya yang biasa saya ambil barangnya saja juga ngomong: “Waduh, sekarang payah!”. Sebelum Corona ini saja sudah menurun banyak. Ini malah musim Corona, malah sek (mati, red),” jelasnya.

Menurut perhitungannya, menurunnya cukup banyak, sekarang bahkan omsetnya tinggal seperempat.

“Kan ya sudah payah. Kalau seumpama sekarang untuk menguliahkan anak ya pedhot (putus, red),” tukasnya.

Dirinya menceritakan bahwa dulu ada penjual kelilingan dari Semarang dan Solo yang menyetori kaset ke toko-toko seperti Giri Jaya, tapi sekarang tidak lagi.

“Kalau kaset-kaset ini saya ambil dari Surabaya. Yang cari kaset sebetulnya masih banyak. Seperti kaset klonengan dari desa-desa itu masih banyak yang cari,” ujarnya.

Di tokonya terlihat beberapa kaset lama masih terpajang di rak kayu dengan tape recorder jadul yang masih tersisa.

“Tape recorder itu sebetulnya lebih kuat daripada player VCD maupun DVD. Dan kaset itu disetel 15 tahun masih oke. Tapi ya jamannya sudah ganti. Karena teknologi semua mengikuti. Di internet, download,” imbuhnya.

Untuk menyiasati kondisi yang ada, saat ini, selain kaset Sutikno juga menjual alat-alat elektronik dan juga sepeda.

“Untuk tambahan pemasukan. Bagaimana cara mencari uang terserah, yang penting halal. Kalau menggantungkan jualan kaset ya bisa tidak makan,” jelas pria beranak dua ini yang sudah lulus kuliah semua.

Paska menjalani operasi by pass jantung, baginya yang penting sekarang adalah melakukan aktifitas yang mendukung untuk menjaga kesehatannya.

“Toko sepinya kayak gini, sejam tidak ada orang satupun yang mampir. Ada sih pembeli, tapi ya hanya cukup untuk makan. Jadi ini saya lakukan agar setiap hari ada aktifitas, biar tidak lekas pikun. Kalau PNS karuan dapat pensiun,” pungkasnya.

(Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed