oleh

Ribut Bantuan Sembako, Warga Dengan Pak RW Adu Kepala Hingga Berdarah

TANGSEL, KAPERNEWS>COM – Seorang warga harus berdarah ketika hendak mengambil bantuan cterdampak corona di Tangerang Selatan. Warga dengan pak RW diketahui adu kepala hingga berdarah.

Hendra Saputra, Ketua RW 008, Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, terlibat cekcok dengan salah satu warga berinisial CH saat hendak mengambil bantuan sembako terdampak Covid-19. Akibat dari percekcokan itu, CH mengalami bocor di bagian kepala akibat benturan dengan kepala Hendra.

Baca juga :

Menurut Riki (adik Hendra,) karena jumlah penerima bantuan sedikit, Hendera akhirnya meminta warga untuk mengambil sendiri bantuan sembako. Pasalnya, jika RW langsung turun ke lingkungan khawatir jadi kecemburuan dengan yang lain.

“Nah informasinya akhirnya CH dateng dengan anaknya, pertama anaknya. Kata RW ga bisa diwakilkan. Harus yang bersangkutan langsung. Karena diinstruksi Pak RW gitu akhirnya anaknya bilang ke bapaknya. Bapaknya dateng dah nih sama anaknya, terus sama satu temen anaknya,” kata  Riki saat dikonfirmasi, Selasa (5/5/2020) dikutif dari bantennews.id.

Dia mengatakan, CH tak terima ketika ditegur pak RW agar menggunaka masker dan tidak berkerumun saat mengantri sembako. Pasalnya, kata Riki, beberapa minggu sebelumnya HC pernah mengadakan acara pernikahan, tanpa melapor ke RT dan RW di masa PSBB.

Baca juga :

“Nah saat pengambilan bantuan dia ditegur sama RW tapi tidak terima, dia malah tolak pinggang sambil mengatakan ke anaknya pukul, kepada pak RW. Nah pak RW itu dipegang sama anaknya. Khawatir dia mancing ada urusan apa dendam pribadi sebelumnya. Dipeganglah sama anaknya khawatir Pak RW emosi,” paparnya

“Jadi bapaknya jangan sampe terpancing. Cuman si pelapor ini menyodorkan kepalanya. Kan dia lebih pendek dari RW. Dengan seperti mau membenturkan kepalanya. Kepala pak RW sempat ingin terbentur sekali. Saat ingin membenturkan kembali, terlepaslah badan pak RW dari pegangan anaknya. Akhirnya terjadi seperti benturan, adu kepala. Pecah lah dia keluar darah,” tambahnya.

Menurut Riki, logikanya jika RW yang membenturkan kepalanya kepada HC tidak mungkin, karena RW lebih tinggi badannya.

“Pak RW juga kan lapor pada saat bersamaan sama keluarganya. Jadi mungkin dia lebih duluan ada darah ada visum akhirnya pak RW gak tahu diterima atau tidak laporannya. Akhirnya RW lapor ke lurah karena dia ketua gugus di tingkat RW,” kata dia (Bedi/Red….)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed