oleh

Corona Bikin Resah, KAMMI Garut : Dinkes Jangan Main-Main Itu Nyawa Manusia Bukan Hewan

GARUT, KAPERNEWS.COM – Hasil rapid test tidak akurat yang dikeluarkan Dinkes Garut  membuat warga Garut semakin resah dan panik. KAMMI beranggapan, langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut melakukan rapid test hanya buang-buang anggaran saja disaat pandemic corona, bukannya melakukan efesiensi anggaran.

Dimana sejumlah pegawai dilingkungan Setda Kabupaten Garut bersama sejumlah wartawan dilakukan rafid test di lapangan Setda dan ditemukan 7 orang dianggap reaktif positif, namun pada akhirnya Jadi Non reaktif.

Ketua Umum KAMMI Garut Riana Abdu Azis meyampaikan hasil rapid tes seperti “prank” saja. Hari ini dikatakan positif besoknya sudah berubah lagi.

Baca juga :

“Jadi semacam di prank. Dinyatakan positif eh tapi bohong,” kata dia.

Menurutnya, lebih baik hentikan saja rapid tes ini. Ternyata hasilnya tidak efektif juga.

“Sudahlah ga efektif. Jangan buang anggaran. Lebih baik pake bantu warga yang terdampak,”

Lanjutnya, alat rapid tes yang digunakan Pemkab Garut dua-duanya didatangkan dari China. Menurutnya, proses pengadaan kedua alat itu pun tak jelas bagaimana, lelangnya saja tak jelas. Dinkes Garut hanya melakukan penunjukkan.

“Ini urusan nyawa manusia. Jangan asal-asalan mengeluarkan pernyataan. Hari ini positif besok jadi negatif,”

Baca juga :

KAMMI meminta, Dinkes Garut harus terbuka inti persoalan sebenarnya di mana? Apakah alatnya yang jelek? atau tidak bisa cara baca hasilnya?

“Jadi jangan asal-asalan memvonis seseorang soal corona,”

Menurt Abdul, Alat rapid test itu ada yang dari Pemprov Jabar dan Pemkab Garut beli melalui jalur pengadaan. Jadi, kata dia, dua alat rapid tes itu sama dari China namun mereknya berbeda

Menurutnya, peristiwa seperti ini bisa terjadi pada semua alat. Ia menngungkapkan ada sejumlah kasus yang tadinya sudah di vonis positif malah jadi negatif.

“Itu istilahnya positif palsu dan negatif palsu, kenapa Dinkes tidak meyiapkan Atisipasi seperti itu,” tanya Abdul.

Hasil tes swab di beberapa daerah di wilayah Priangan Timur baru dapat diketahui setelah rata-rata 7-14 hari spesimen pasien dikirimkan ke Labkesda Jabar di Bandung.

Baca juga :

Ia berharap ke depannya hasil tes swab dapat dengan cepat diketahui. Sehingga penanganan akan lebih maksimal.

“Saya minta proses tes swab bisa cepat, sehingga bisa antisipasi. Semakin lambat tahu, hasil pemeriksaan akan semakin banyak (penularan) dan Garut harus punya untuk tes swab trsebut

Menurutnya, informasi terkait virus Corona yang kurang update juga dinilai menjadi salah satu sebab munculnya kepanikan.

“Karena itu menurut kami pemerintah ini penting update informasi soal corona dan benar, mengunakan anggaran Covid itu sesuai kebutuhan janagn sampai Jadi proyek semata, karena leading sector-nya adalah Dinas Kesehatan, menurut kami, humas jangan diposisikan hanya tukang bikin rilis saja, tukang bikin berita saja pada saat ada konferensi pers,” kata Ketua Sosmas KAMMI Garut.

Disisi lain, Gugus Tugas Penanganan Covid Kab Garut kami rasa dalam penentuan ODP PDP OTG dataya tidak falid dalam menentukanya, masa baru di tentuin sudah ada yang mninggal.

Baca juga :

“Kalau saja dari awal ini diantisipasi, maka orang  tidak akan berprasangka tidak baik tentang informasi covid-19 ini karena informasi yang tidak nyambung, hoax banyak beredar sehingga melahirkan kepanikan. Karena itu lah saya mengatakan bahwa jangankan masyarakat umum, kami saja ini terpengaruh dengan informasi yang tidak jlas. ujar Nurul.

“ini kaitannya dengan nyawa manusia bukan nyawa hewan jadi perlu penanganan yang serius bukan main-main,”.

Sejauh ini pa kadis kita temui namun beliau tidak langsung menerima pertemuan KAMMI padahal ini masalah yang sangat serius, apalagi sudah menyangkut dana. Kita ketahui bahwa dana yang di turunkan ke setiap dinas khususnya Dinkes itu besar sehingga alangkah baiknya digunakan serta di manfaatkan secara efektif dan efisien bukan hanya gugur tugas saja, pungkasnya (Oki)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed