oleh

Ditengah Pandemi, Buruh PT Tyfontex Indonesia Kembali Menuntut Kejelasan THR dan Gaji

SUKOHARJO, KAPERNEWS.COM – Setelah aksi sebelumnya digelar pada Jumat (15/5/2020), ratusan buruh PT Tyfontex Indonesia yang tergabung dalam Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (FKSPN) kembali menggelar aksi di depan pabrik yang berada di Jl Slamet Riyadi Kartasura, Senin (18/5/2020).

Sejak pagi pukul 07.38 WIB para buruh sudah berkumpul di depan pabrik guna menyuarakan aspirasi mereka. Massa didominasi oleh buruh perempuan yang notabene bekerja sebagai penjahit. Tuntutannya masih sama, yaitu meminta kejelasan THR dan gaji yang belum juga turun.

Baca juga :

“Pabrik berjanji untuk membayar gaji tanggal 13 April kemarin, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan, THR juga belum turun,” kata Tatik (40) salah seorang buruh saat ditemui Kapernews.com, Senin (18/5/2020).

Koordinator aksi FKSPN, Aris Setyono, mengonfirmasi soal tuntutan yang diajukan kepada manajemen PT Tyfontex tersebut.

“Ya, tuntutannya masih sama. Kami meminta kejelasan manajemen untuk memenuhi hak kami sebagai pekerja,” tandasnya.

Aksi ini rencananya akan dihadiri oleh 1000 pekerja dari berbagai divisi, dan merupakan aksi terbesar setelah dua aksi sebelumnya yang digelar pada hari Rabu (13/5/2020) dan hari Jumat (15/5/2020).

“Setelah ini kami akan bergerak menuju Kantor Bupati Sukoharjo, semua buruh akan kami gerakkan,” lanjut Aris.

Semakin siang para peserta aksi terlihat semakin bertambah dari arah barat dan timur. Mereka menyatukan suara, berteriak di bawah terik matahari, demi hak-hak mereka yang mestinya dipenuhi.

Baca juga :

Akan tetapi, situasi hampir ricuh. Sesaat setelah Kapolsek Kartasura, Dani Permana, mengimbau massa untuk tidak ikut bergerak ke Kantor Bupati Sukoharjo.

“Sekali lagi, kami mengimbau pada seluruh pekerja, agar menunggu di pabrik saja. Biar diwakilkan oleh beberapa orang,” ujarnya.

Sebelumnya, pihak kepolisian bernegosiasi dengan perwakilan FKSPN terkait massa yang akan bergerak ke Kantor Bupati Sukoharjo. Kepolisian berdalih aksi ini sebenarnya melanggar protokol penyegahan penyebaran Covid-19 yang tidak membolehkan berkumpul dengan banyak orang.

Tapi urusan perut adalah hal yang lain lagi, Aris, selaku koordinator aksi, tetap nekat dan mengajak seluruh peserta aksi untuk menggeruduk Kantor Bupati. Polisi pun bergerak cepat untuk menghentikan massa. Negosiasi terjadi lagi, akhirnya diputuskan massa yang boleh ke Kantor Bupati hanya 50 orang yang diwakili dari beberapa divisi dan berangkat dengan menggunakan truk polisi. Dan dengan berat hati massa harus menerima keputusan tersebut.

Baca juga :

Beberapa massa terlihat menjadi kesal dan berteriak, mereka memaksa untuk tetap ikut bergerak ke Kantor Bupati.

“Para pekerja diharap tetap tinggal di pabrik. Kami dari kepolisian akan melakukan penyekatan di ruas-ruas jalan, dan akan menghentikan motor yang tetap nekat ke sana,” kata pihak kepolisian dari pengeras suara.

Banyak dari mereka yang berangkat ke pabrik dengan tekad yang bulat, nasib anak dan keluarga mereka di rumah bergantung pada aksi ini. Imbauan polisi nyatanya tak menyurutkan tekad mereka.

Benar saja, sekitar 70 motor nekat bergerak ke Kantor Bupati Sukoharjo. Akan tetapi berhasil diamankan oleh polisi di penyekatan ruas jalan menuju Kantor Bupati Sukoharjo.

Sebenarnya, pengurus DPD FKSPN Semarang yang ikut hadir dalam aksi, Wahono, sempat meminta massa untuk mengikuti keputusan yang telah dibuat. Wahono mengaku ini situasi yang sulit,

“Kami tahu kesusahan temen-temen pekerja ini, tapi kita juga tidak boleh gegabah. Di satu sisi kami mematuhi protokol kesehatan, di satu sisi masalah kemanusiaan, jadi kami juga mengimbau dan tidak bisa memaksa,” tuturnya.

Ketika perwakilan 50 orang berangkat ke Kantor Bupati, terlihat para pekerja yang di pinggir jalan melambaikan tangan, seakan-akan ikut menitipkan harapan. Sementara itu, ribuan massa lainya menunggu di depan pabrik sambil harap-harap cemas soal hasil keputusan yang akan menentukan nasib mereka dan keluarga mereka.

(Sigit Wibowo)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed