oleh

Kisah Pedagang Esentrik, dari Jualan Jagung Hingga Punya Warung Kopi

SUKOHARJO, KAPERNEWS.COM – Pada mulanya ia bekerja sebagai satpam di salah satu apartemen yang terletak di Jl Palem Raya, Solobaru, Sukoharjo. Riyanto, begitulah ia sering dipanggil, seorang pria esentrik yang memilih untuk menjadi pedagang dan meninggalkan pekerjaan yang sudah bertahun-tahun ia jalani. Ia dan istrinya memulai usahanya dengan berjualan jagung tak jauh dari apartemen tempat ia bekerja.

Awalnya ia terseok-seok karena baru pertama kali berdagang. Belum lagi, tempat ia membuka lapak jualan jagungnya berada tepat di bahu jalan. Yang berarti, Satpol PP bisa menggasaknya kapan saja.

“Ya kadang harus kejar-kejaran dengan Satpol PP, Mas, dulu itu,” ujarnya kepada Kapernews, Rabu (8/7/2020) malam.

Tak cukup dengan itu, Riyanto kemudian beralih membuka warung kopi kecil-kecilan dengan mendirikan gubuk berukuran 2×3 meter. Meski tempat warung kopi itu berdiri pada area khusus penjual angkringan, tapi, Satpol PP tetap saja menjadi pekerjaan tambahan baginya karena harus bongkar pasang warungnya.

Warungnya sering didatangi Satpol PP dan diminta untuk membongkar dan menutupnya. Dari situ, ia mencoba untuk bernegosiasi supaya warung tetap dibolehkan untuk buka.

Setelah beberapa negosiasi, akhirnya warungnya boleh tetap buka dengan syarat dipindah agak menepi dan tidak berada di area Fasilitas Umum (Fasum).

“Saya disuruh pindah ke sini, Mas. Ini masuknya area perumahan, jadi tidak memakan bahu jalan,” terangnya.

Mulai dari situ, lambat laun ia merenovasi warungnya hingga jadi seperti sekarang ini. Warungnya mudah dikenali dengan lampunya yang gemerlapnya, dan tentu saja, kelakarnya yang membuat para pelanggan betah.

Dari situlah ia mulai yakin dengan apa yang ia kerjakan. Bertahun-tahun kemudian, warung kopinya banyak didatangi orang hanya untuk mendengarnya berkelakar.

Lihatlah, dengan peci yang membalut kepala, sarung, dan sabuk ala orang Betawi, ia menjamu pelanggan yang kerap datang ke warungnya dengan canda tawa. Belum lagi deretan cincin batu akik yang terpasang di jemarinya. Juga beberapa gelang kayu yang melingkar di tangannya.

PS, salah seorang pelanggan yang datang, mengaku senang nongkrong di warung kopi milik Riyanto ini.

“Dulu langganan saya warung yang depan itu, Mas. Terus saya coba ke sini,” ujarnya.

Dirinya merasa bahwa pribadi penjual wedang kopi cukup menyenangkan.

“Pak Riyanto ini menyenangkan sekali.  Jadi setiap kali saya lewat sini, ya saya mampir ke sini ini,” pungkasnya.

(Sigit Wibowo/Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed