oleh

Mistisnya Sendhang Bangeran Blora

BLORA, KAPERNEWS.COM – Sendang Bangeran yang terletak di Dukuh Bangeran, Desa Kamolan, Kecamatan Kota Blora, Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tengah merupakan situs sejarah yang potensial untuk dikembangkan. Konon asal muasal keberadaan Sendang Bangeran ini ada hubungannya dengan kisah Sunan Kalijaga.

“Menurut cerita tutur, dulu sewaktu Sunan Kalijaga akan membuat masjid Demak, beliau mengambil kayu jati di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Kayu tersebut menurut cerita disarat (ditarik-Red) dengan menggunakan kerbau. Sewaktu sampai di sini, kerbaunya tidak mau jalan, hanya berputar-putar saja. Mungkin kehausan. Akhirnya, karena mencari di sekeliling tidak ada air, kemudian Sunan Kalijaga mengambil kayu jati dan menancapkannya di tanah, lalu memancar air yang sangat besar dan menjadi sendhang. Karena air berbau banger (busuk, red), maka dinamakanlah Sendhang Bangeran,” kata Sutarji (57), Kamituwo Dukuh Bangeran kepada Kapernews.com sewaktu di lokasi, Jum’at (10/6/2020)

Pak Wo Tarji, Kades Kamolan dan Pak Nuril

Lanjut Pak Wo, bukti kayu jati yang dipakai untuk sumur kotak jaman dahulu masih terdapat di dekat kolam.

“Walau diletakkan di tempat terbuka seperti ini, kayu-kayu jati yang ada tidak ada yang mengambil, Mas. Masyarakat sini sudah tahu bahwa daerah sini memang terbukti lumayan angker,” ujarnya sambil memperlihatkan kayu bekas pasak dan papan untuk dinding kolam.

Lokasi Sendang Bangeran berada di antara areal persawahan dan permukiman penduduk. Masih terdapat pohon-pohon besar yang dianggap sakral oleh masyarakat. Sumber mata air berada di antara pohon Beringin yang tumbuh di dekat kolam. Menurut cerita, dahulu sekitar 80 persen masyarakat di dukuh Bangeran mengambil air dari sumber mata air tersebut. Keberadaan sendhang bagi masyarakat Bangeran sangat vital. Banyak kejadian aneh yang di luar nalar umumnya.

“Bila dulu masyarakat Kamolan tidak ada Sendhang Bangeran ya jelas kesulitan air. Pernah dulu ada orang yang sewaktu mengambil air tidak sengaja wadah airnya kemasukan ikan gabus ya disuruh mengembalikan oleh “penunggu” di sini,” tutur Pak Nuril Plt. perangkat desa.

Sementara itu, ketika dikonfirmasi oleh Kapernews.com, Kepala Desa (Kades) Kamolan Majianto, Bangeran adalah salah satu dukuh di antara 6 (enam) dukuhan yang ada di Desa Kamolan.

“Iya, Mas, desa Kamolan ini terdiri dari enam dukuh, di antaranya adalah Dukuh Kamolan, Dukuh Bangeran, Dukuh Ploso, Dukuh Kadengan, Dukuh Dumpul dan Dukuh Gusten Lor yang berbatasan dengan Desa Jepangrejo,” terang Kades Majianto.

Sedekah Bumi di Sendhang Bangeran

Selaku Kades dirinya mengatakan agar bisa dikenal dan meningkatkan perekonomian masyarakat kembali, potensi yang ada di Bangeran saat ini sedang dikembangkan bersama.

“Selain potensi sejarah serta letaknya yang cukup luas dan strategis, saat ini bersama masyarakat kita kembangkan lagi tradisi yang ada seperti uri-uri (melestarikan) sedekah bumi setiap bulan Sela pasaran Rabu Pon. Semoga Sendhang Bangeran bisa menjadi destinasi wisata dan bermanfaat untuk masyarakat luas,” pungkasnya.

(Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *