oleh

Suara Perubahan Pelukis On The Spot Art Camp

BLORA, KAPERNEWS.COM – Tidak hanya penanaman bibit pohon, penyebaran bibit ikan dan berbagi sayur dan buah kepada masyarakat saja kegiatan di acara Art Camp – Kemah Seni dan Bhakti Sosial yang digagas oleh Serikat Perjuangan Petani Blora dan Tim Relawan ARTYS. Kegiatan juga diramaikan oleh melukis bersama para perupa secara on the spot di Waduk Greneng, Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Minggu (1/11/2020) kemarin.

“Kenapa saya datang ke sini, jauh-jauh ke sini dari Surabaya, saya melukis on the spot di sini, supaya masyarakat Blora dan di luar Blora juga tahu bahwa di Blora ada sebuah wisata yaitu Waduk Greneng,” kaya Usye (60) seorang pelukis kelahiran Blora yang saat ini tinggal di Surabaya, Jawa Timur kepada Kapernews.com, Minggu (1/11/2020).

Dirinya menjelaskan bahwa sudah dua minggu berada di Blora untuk mempersiapkan acara Art Camp ini.

“Sebetulnya dulu pernah ke sini, cuman sayang saya tidak bawa kanvas. Sehingga ketika kemarin ada undangan, saya menggebu-gebu, sehingga saya bawa kanvas. I like it! I love you, Blora!” ujarnya dengan penuh semangat.

Dengan adanya event ini Usye bersama rekan-rekan perupa di Blora ingin membangkitkan semangat warga Blora.

“Minimal kita harus berkarya. Bergerak dan bergerak, berkarya dan berkarya. Saya, adik-adik, dan saudara-saudara kita semua  semoga lebih giat berkarya. Apapun karya kita. Intinya bagaimana Blora bisa dikenal. Kalau kita tidak bergerak dan berkarya, siapa yang akan tahu,” imbuhnya.

Menurut Usye, potensi alam di Blora seperti Cemoro Pitu dan Waduk Greneng yang dijadikan lokasi acara kemah sangat luar biasa.

“Cuman sayang, jalan menuju ke lokasi kayaknya perlu diperbaiki, sehingga muncul kenyamanan para wisatawan yang datang ke sini. Seperti semalam kita datang kesini, meluncur bawa mobil. Begitu hujan licin, saya ketakutan, khawatir kalau mobil terguling,” ungkapnya.

 

Diakui oleh Usye bahwa potensi alam di Greneng Tunjungan cukup bagus, apalagi ditambah dengan sarana dan prasarana.

“Alangkah indahnya lagi bila ditambah, seperti dibuat cottage-cottage (pondok) atau home stay biar bisa menginap,” terang Usye.

Terkait suara perubahan yang gencar digelorakan para pegiat seni dan lingkungan sekarang, dirinya mendukung dan bahkan mengatakan sudah mengawalinya sejak setahun yang lalu.

“Sebetulnya tahun 2019 kemarin saya sempat menghadap Pak Arief Rohman, M.Si. yang saat itu masih menjabat sebagai Wakil Bupati Blora. Kebetulan beliau pengin dilukis, setelah saya lukis saya haturkan ke beliau, dan saya sampaikan tentang usulan wadah yang menaungi para seniman tersebut, dan syukurlah beliau (Pak Arief Rohman) menyanggupi,” jelasnya.

Selain itu Usye juga mendorong dibuatnya pasar seni dan lapak.

“Kami juga meminta untuk membuat pasar seni yang menampilkan karya seniman tentang kekhasan Kabupaten Blora. Baik dari seni batik, ukir, pahat, lukis, tato dan lain sebagainya. Atas kesanggupannya saya ucapkan terimakasih kepada beliau,” jelasnya.

 

 

Sebagais seniman Usye berharap apa yang dilakukan saat ini bisa memacu dan menyemangati saudara-saudari para seniman lainnya yang masih duduk diam untuk bersama membangun Blora.

“Ayo berkarya. Ayo kita buktikan. Jika Anda pelukis ya, nglukisa! Jika Anda penari, ya nariya! Ayo kita tunjukkan kreatifitas kita kepada pemerintah dan masyarakat Blora,” pungkasnya.

(Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed