BLORA, KAPERNEWS.COM – Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Blora H. Arief Rohman, M.Si. – Tri Yuli Setyowati, ST., MM. (ARTYS) menggelar Konferensi Pers terkait hasil survey Pandawa Research September 2020 bertempat di Kantor Media Center ARTYS Jl. Gatot Subroto 59 Blora, Jawa Tengah, Rabu (4/11/2020) sekitar pukul 14.20 WIB siang tadi.
“Acara atau kegiatan seperti ini tentunya akan terus kita lanjutkan. Sesuai dengan visi-misi dan program kerja kami adalah salah satunya mendukung dan memfasilitasi insan media. Karena media ini menjadi salah satu partner ke depan yang sangat penting,” kata H. Arief Rohman, M.Si. di hadapan awak media cetak, elektronik dan online, Rabu (4/11/2020)
Hasil survey sebanyak 68 halaman dibuat oleh Pandawa Research, sebuah lembaga yang sudah berpengalaman di Pilpres dan Pilgub. Survey dilakukan dengan menggunakan metodologi multistage random sampling dengan jumlah sampel 440 responden pemilih di Kabupaten Blora lewat wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.
“Rata-rata pasangan yang diusung oleh PDI-P ini lembaga surveynya adalah Pandawa Research. Karena sudah berpengalaman. Bisa dipertanggungjawabkan. Jadi tidak ngarang atau apa. Ini berbasis penelitian ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan. Hari Rabu semoga kita bisa bertemu lagi untuk hasil terbaru untuk November 2020. Nanti akhir bulan menjelang coblosan kita akan survey sekali lagi, untuk dipublikasikan di awal Desember sebelum hari tenang,” ujar kandidat Bupati Blora murah senyum yang akrab disapa Mas Arief ini.
Melihat antusiasme masyarakat Blora cukup yang tinggi dengan perubahan, Arief Rohman mengatakan optimis di kemenangan Pilkada 2020.
“Jadi dalam survey tergambar bahwasanya rakyat memang rindu perubahan. Terutama ketidakpuasan terhadap infrastruktur, jalan yang rusak, jalan yang jelek. Makanya program prioritas kita terkait dengan infrastruktur. Ada beberapa isu yang muncul di dalam survey ini. Ketidakpuasan pokok-pokok problem masyarakat Blora hari ini soal: jalan, pupuk, air dan lapangan pekerjaan. Itu empat isu utama yang menjadi harapan Kabupaten Blora. Kalau selisihnya sudah sekitar 20 persen kita optimislah bisa memenangkan Pilkada di Blora ini. Apalagi ini pergerakan partai politik dan teman-teman dari relawan. Ini semuanya bergerak,” terangnya.
Sementara itu, salah seorang relawan yang berpengalaman sebagai konsultan politik menjelaskan tentang hasil survey Pandawa Research tersebut, di mana Pilkada Kabupaten Blora yang diikuti tiga pasangan calon Bupati yakni pasangan H Arief Rohman – Tri Yuli Setyowati (ARTYS) berada di urutan pertama, sedangkan Umi Kulsum – Agus Sugianto (UMAT) di urutan kedua dan pasangan Dwi Astutiningsih – Riza Yudha (ASRI) berada di urutan ke tiga.
“Saat ini tingkat dukungan masyarakat pada pasangan Arief Rohman – Tri Yuli Setyowati 46, 8 persen. Sementara itu dukungan ke pasangan Umi Kulsum – Agus Sugianto 25,0 persen dan dukungan Dwi Astutiningsih – Riza Yudha Prasetia 2,7 persen,” jelas Veri Sutanto saat dikonfirmasi Kapernews.com di Media Center ARTYS.
Dikatakan juga dalam hasil survey bahwa strong supporter atau pemilih yang sudah pasti dan turut mensosialisasikan paslon ARTYS di angka 31,6 persen, sedang UMAT 12,0 persen dan ASRI 0,7 persen. Sedangkan tingkat pengenalan calon bupati atau popularitas ARTYS di angka 75,2 persen, UMAT 65,2 persen, ASRI 16,4 persen.
“Jadi ini bisa melalui baliho, canvasing, kunjungan calon, tim pemenangan atau tokoh masyarakat yang mendukung,” imbuhnya.
Dalam kesimpulan survey dikatakan bahwa elektabilitas (ketertarikan masyarakat dalam memilih) pasangan ARTYS 47,8 persen. UMAT 23,7 persen, selisih 24,1 persen. ASRI di angka 1, 8 persen.
“Diprediksi, dari waktu 34 hari, berdasar pengalaman, ke tiga pasangan bisa mendongkrak elektabilitas paling banter di angka 6 persen. Katakanlah, dari ARTYS dari 47 persen menjadi 53 persen, UMAT dari 23 persen menjadi 29 persen. ASRI dari 1,8 persen menjadi 7,8 persen. Itu sudah paling mentok. Karena untuk membangun menjadi 47 persen ini ARTYS sudah dari mulai awal tahun 2020 hingga sekarang atau kuranglebih 11 bulan,” pungkasnya.
(Eko Arifianto)
Komentar