oleh

8 Tahun Perjalanan Batik Pratiwi Krajan Hingga Merambah Ke Pasar Luar Negeri

BLORA, KAPERNEWS.COM – Sekitar 8 tahun perjalanan Batik Pratiwi Krajan (PraKa) yang terletak di RT. 05/ RW. 01 Kelurahan Ngelo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah berkembang pesat hingga ke pasar luar negeri seperti sekarang ini.

“Sudah ada yang dikirim ke Hongkong, Taiwan, Brunei, Malaysia dan Hongaria,” kata Pancasunu Puspitosari kepada Kapernews.com, Senin (11/1/2021) sore kemarin.

Dirinya mengatakan merintis usaha kerajinan batik ini sejak 2013 silam.

“Pelatihan batik yang saya ikuti dulu di akhir tahun 2012, lalu 2013 saya mulai produksi. Saya asli sini, tapi dari perawan merantau ke Jakarta hingga 17 tahun lamanya. Pulang ke Cepu baru pada tahun 2010,” papar wanita yang akrab disapa Mbak Nunuk ini.

Menurutnya, nama PraKa sendiri diambil dari nama dukuh yang ada di lingkungan tempat tinggalnya yaitu Krajan.

“Karena ketika akan saya patenkan tidak diperkenankan, lalu saya tambahi Pratiwi yang berarti Bumi Pertiwi. Akhirnya jadi Pratiwi Krajan, yang berarti Bumi Pertiwi Krajan,” terangnya.

Dari kualitas bahan hingga tingkat kerumitan motif pengerjaannya, kain batik jadi PraKa hasil karya pengrajin dari Cepu ini dibandrol dari harga Rp150 ribu hingga Rp1,5juta.

“Yang penting kita tetap jaga kualitas, mesti mereka balik lagi,” ujarnya.

Setidaknya, sudah ada 4 desain batik yang didaftarkan hak patennya ke Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM.

“Ya, di antaranya motif Jatiku, Enthung, Pompa Angguk dan Kracakan,” tutur wanita Jelita (Jelang limapuluh tahun) ini.

Dikatakannya, dari 4 jam kerja perhari, pengrajin batik yang saat ini berjumlah 22 orang bisa mendapatkan penghasilan tambahan hingga Rp600ribu.

“Kita sistem pengupahannya harian, soalnya kalau sistem borongan ntar kalau kerjanya buru-buru bisa mengakibatkan hasilnya kurang bagus. Jadi dalam sebulan ada yang mendapat Rp300ribu, ada pula yang 600ribu, tergantung keahlian dan lama jam kerjanya,” terangnya.

Dalam penuturannya, saat ini inovasi terbaru Batik PraKa adalah motif pradha warna emas.

“Kami dulu belajar di Museum Batik Jogja. Proses menjadi batik dengan warna emas itu hingga sampai tiga kali. Harganya juga menjadi lebih mahal yaitu seukuran kain 200×115 cm seharga Rp650ribu,” ungkapnya.

Batik PraKa juga terima request desain pemesanan motif kain batik.

“Semisal ada yang bilang bahwa punya desain bagus, bisa kok dibikin batiknya,” imbuh ibu dengan dua anak ini.

Sementara itu, untuk menyelamatkan air dari polusi bahan batik yang ada, kelompok Batik Pratiwi Krajan tak lupa juga melakukan pemasangan instalasi pengelolaan limbah sederhana.

“Meskipun masih sederhana, terbukti CSR (Corporate Social Responsibility), hasil dana program tanggung jawab sosial perusahaan PT Pertamina EP (PEP) Asset 4 Field Cepu telah menyebabkan penurunan tingkat pencemaran berdasarkan hasil uji air limbah di Balai Laboratorium Jesehatan dan Pengujian Alat Kesehatan Semarang,” pungkasnya.

(Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed