oleh

Hanya Berbekal 100 Ribu, Aktifis Pejalan Kaki Blora Berangkat Tempuh Jarak 600 KM Protes Limbah B3 di Rembang

BLORA, KAPERNEWS.COM – Lilik Yuliantoro, aktifis pejalan kaki yang merupakan warga Kabupaten Blora Jawa Tengah, hari ini bersiap melakukan aksi jalan kaki dari Rembang ke Jakarta kuranglebih 600 kilometer sebagai wujud protes kepada perusahaan dan pemerintah terkait pembuangan limbah padat berbahaya Spent Bleaching Earth (SBE) hasil proses penyulingan minyak sawit di Desa Jatisari turut Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang Jawa Tengah, Rabu (20/1/2021).

“Untuk bekal perjalanan, saya membawa air putih dan roti serta uang Rp100ribu, Mas,” kata Lilik Yuliantoro kepada Kapernews.com, Rabu (20/1/2021).

Lilik menjelaskan bahwa rencana aksi jalan kaki 600 kilometer ini akan dimulai dari depan Kantor DPRD Rembang dengan rute Pati, Kudus, Demak dan Semarang di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Mapolda Jawa Tengah, Kantor Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, DPRD Propinsi Jawa Tengah.

“Kemudian dilanjutkan ke Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Cirebon, Indramayu, Subang, Karawang, Bekasi, dan finish di Jakarta yaitu Istana Presiden, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Mabes Polri,” terangnya.

Diperkirakannya, estimasi waktu perjalanan Rembang-Jakarta 600 kilometer membutuhkan waktu sekitar 25 hari.

“Ya, kurang-lebih dalam sehari berjalan sejauh 24 kilometer, Mas,” ujarnya.

Dalam wawancara singkat, Lilik menampik tuduhan yang berkembang bahwa aksi yang dilakukan adalah politis terkait situasi paska Pilkada.

“Sedikitpun tidak ada tendensi politik apapun, Mas. Murni dari hati. Ceritanya sewaktu kemarin dapat kabar berita tersebut langsung saya mendatangi lokasi. Di situ daya disambut warga dengan baik. Saya menanyakan bagaimana jika saya melakukan aksi jalan kaki bagaimana. Alhamdulillah warga meridhoi. Dan aksi inipun sedikitpun tanpa ada pihak yang membackingi atau apa,” tandasnya.

Lebih lanjut, Lilik menerangkan bahwa tujuan melakukan aksi jalan kaki ini adalah sebagai sebuah bentuk keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan.

“Iya, karena lingkungan harus dijaga dan dilestarikan bersama. Semoga ke depan kita lebih peduli terhadap alam dan lingkungan lagi. Tidak hanya di Blora dan Rembang, tapi di seluruh wilayah Jawa Tengah dan di luar Jawa Tengah juga,” tuturnya.

Lokasi pembuangan limbah sawit di Jatisari Sluke Rembang Jawa Tengah

Aksi jalan kaki ratusan kilometer ini dipicu kasus pembuangan limbah berbahaya Spent Bleaching Earth (SBE), yaitu limbah padat B3 hasil proses penyulingan minyak sawit pada industri minyak goreng atau oleochemical dari luar Jawa ke Rembang sebanyak kurang lebih 27 ton per bulan. Termasuk dua kali audiensi warga terdampak bersama Forum Masyarakat Peduli Rembang didampingi KAWALI (Kawal Lingkungan Hidup Indonesia) Jawa Tengah yang dilakukan di Kantor DPRD Rembang tidak menghasilkan kebijakan untuk penanganan limbah dengan segera.

“Limbahnya beracun, Mas. Diduga masuk kategori limbah B3. Saya sewaktu di lokasi enggak ada sepuluh menit itu sudah pusing, ketika sampai ke Blora itu juga masih terasa pusing,” ungkapnya.

Dijelaskan Lilik, lokasi pembuangan limbah sawit itu berada di daerah perbukitan daerah Sluke, Kabupaten Rembang.

“Entah masuk di wilayah pegunungan Kendeng atau tidak saya kurang tahu, tapi lokasinya cukup dekat dengan laut. Baunya sangat menyengat sekali. Berbahaya sekali kalau tidak segera ditangani,” tegasnya.

B3 sendiri adalah Bahan Berbahaya dan Beracun. Ini adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup.

“Dan ini juga masukan buat Blora, nanti bila ada pembuangan sampah dan limbah, jangan sembarangan,” pungkas Lilik Yuliantoro.

(Abu Sahid/ Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed