oleh

Pembangunan Irigasi P3A Sukamaju Desa Ciptaharja Terapkan Skema Padat Karya Tunai

KBB, KAPERNEWS – Sejalan dengan cita-cita Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Sukamaju Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat sebagai penerima Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air (P3-TGAI) melibatkan masyarakat setempat dalam pembangunan Irigasi Tersier di wilayah Gunung Batu.

Sedikitnya dengan skema padat karya tunai 32 orang terlibat dalam pembangunan irigasi yang menelan anggaran sebesar 195 juta, terdiri dari masyarakat setempat, petani dan kaum wanita.

Ketua P3A Sukamaju, Ricky Triadi mengatakan Desa Ciptaharja mendapatkan jaringan irigasi tersier dari kementerian berbentuk aspirasi dari dari salah satu anggota DPR RI.

“Di Desa Ciptaharja ini ada 2 P3A, 1 P3A Siliwangi bersatu anak dari P3A Sukamaju. Jadi Alhamdulillah program tersier irigasi dari kementerian melalui aspirasi Ibu Iis Prabowo sudah saya terima dan saat ini sedang dalam tahap pelaksanaan,” ungkapnya kepada kapernews.com, Senin (26/04).

Sambung Ricky, berhubung anggaran baru masuk ke rekening di hari Jumat, pelaksanaan pembangunan irigasi tersier tersebut dilaksanakan di hari Sabtu (24/04).

“Kita pengerjaan mulai Sabtu kemarin, berhubung uang baru masuk ke rekening itu hari Jumat. Jadi untuk pelaksanaan sudah dilaksanakan. Terkait pengambilan anggaran pun dibatas, diambil secara 3 kali jadi tidak bisa dicairkan sekaligus,” jelasnya.

Lebih lanjut Ricky menerangkan, berdasarkan intruksi pemerintah di tengah-tengah pandemi seperti ini pihaknya menerapkan program padat karya tunai.

“Kita pekerjakan adalah masyarakat yang ada di lokasi tersebut, misalkan yang kami kerjakan adalah daerah gunung batu, pekerjanya orang gunung batu, dan yang mempunyai sawah supaya terasa oleh masyarakat, bahkan ibu-ibunya juga ada, karena ini secara aturan dari pemerintahnya itu dalam melaksanakan kegiatan ini supaya terasa di tengah-tengah pandemi seperti ini untuk masyarakat di lingkungan,” jelasnya.

Tak hanya itu, anjuran pemerintah mengenai penerapak Protokol kesehatan juga dilaksanakan, dari mulai cuci tangan, memakai masker, cek suhu tubuh, dan lainnya.

“Dalam pengerjaan setiap hari Alhamdulillah TPM pak Bagus Gumilar Perkasa setiap hari hadir, dari sejak pagi sampai selesai pekerjaan, jadi kita secara pekerjaan dari jam 07.00 WIB hingga jam 16.00 WIB,” ujarnya.

Volume tinggi lining 70 sesuai pengajuan dari P3A dengan penggalian jadi total 1 meter, jadi gali ke bawah itu 30 cm, untuk panjang sesuai speak 368 meter, total anggaran 195 juta.

Dalam perjalanannya, Ricky mengatakan, menjalin hubungan pekerjaan ini ya tetap harus ada sinergi dengan kepala desa, kalau tidak ada kepala desa program juga tidak akan terlaksana. Karena Kepala Desa juga ikut pembinaan dan ikut penandatanganan pengesahan ketika dirinya dipanggil BPWS.

“Jadi dari kementerian lari ke BPWS Citarum Harum, lari ke PUPR Bandung Barat, tetap pelaksanaannya yang di fungsikannya adalah penerima manfaatnya itu P3A yang menerima atau penyerap anggaran, pelaksanaan tetap harus masyarakat yang merasakan,” kata ia.

Disisi lain, mengenai pemasok barang pihaknya berkoordinasi dengan lembaga-lembaga desa yang ada di Desa Ciptaharja. untuk pengesuban barang saat ini pihaknya bekerjasama dengan Bumdes Ciptamandiri Desa Ciptaharja.

“Pada intinya kami arahkan terkait tentang ini, adapun penghasilannya berapa pun terserah. Yang saya fikirkan adalah untuk penyerapan anggaran Bumdes itu mungkin bisa terasa oleh masyarakat. Bagaimana caranya biar terasa oleh masyarakat, pada intinya Bumdes itu kan harus ada stor PADes ke desa, nah kalau PADes desa dimanfaatkan dan di pakai, misal keuntungan dari berbagai macam kumpulkan, sudah jelas dong bisa membangun jalan gang setapak pada intinya dari program ini juga terasa semua masyarakat, jadi untuk pembelanjaan secara real untuk matrial kita bekerjasama dengan Bumdes,” tandasnya.

(KN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed