oleh

Genjatan Senjata Israel Palestina Hanya Negosiasi Semu “Tiga Skema Negoisasi Menghentikan Konflik Israel Palestina”

KAPERNEWS – Ketegangan di jalur gaza terus memanas dan tidak bisa dielakan lagi serangan Israel terus menghujani pemukiman warga Palestina, yang mengakibatkan setidaknya 169 warga Palestina dilaporkan tewas oleh Israel sejak 30 Maret lalu.

Sementara satu tentara Israel tewas ditembak oleh penembak jitu Palestina pada Juli kemarin, pasukan Israel diduga menggunakan gas air mata bahkan menembaki pemrotes yang dianggap “mengancam” wilayahnya. Konflik yang berkepanjangan antara Palestina dan Israel.

Sebagai seorang muslim saya mengutuk keras perlakuan yang dilakukan oleh militer Israel terhadap rakyat palestina ketika sedang beribadah tarawih di masjid Al Aqsa beberapa hari lalu. Apapun alasan pemicunya, sungguh perbuatan anarki ini tidak dapat ditolerir.

Tindakan serupa selalu terjadi ketika hari-hari di bulan Ramadhan beberapa tahun belakangan ini. Padahal Ramadhan adalah bulan yang sangat dinantikan oleh umat muslim untuk dapat bebas beribadah sebanyak-banyaknya dan mengumpulkan pahala berlipat ganda.

Namun, hal tersebut sepertinya tak dirasakan oleh umat muslim di Palestina. Mereka harus mengisi ibadah Ramadhan di tengah dentuman senjata bahkan gas air mata. Lantas seperti apa kita sebagai umat muslim dan masyarakat global menyikapi konflik berkepanjangan ini? Setidaknya ada 3 skema yang dapat sedikit meredakan bahkan memungkinkan dapat menghentikan konflik di palestina tersebut.

Apa itu? Berikut 3 skema yang dapat mengentikan konflik Palestina dan Israel sebagai alternatif dalam Negoisasi:

1. Two States Solution

Ini adalah langkah yang sudah lama digaungkan oleh Uni Eropa dan negara-negara lainnya di PBB. Bahkan negara kita, Indonesia telah menegaskan kembali gagasan tersebut pada 2015 untuk segera diterapkan. Namun banyak poin-poin yang justru tidak disepakati bersama oleh Israel dan Palestina.

Pihak Palestina lewat hamas tidak sepakat dengan opsi tersebut tanpa pengembalian tanah yang direbut Israel dari Palestina. Sedangkan Israel pun menolak untuk mengatakan bahwa mereka merebut tanah Palestina.

Namun two states solution adalah langkah jitu jika dilakukan secara adil oleh dewan keamanan PBB. Bagaimana caranya? PBB dapat memediasi secara konkret dengan memulai gerakan negosiasi panjang dengan kedua belah pihak. Perlahan tapi pasti, PBB dapat hadir untuk dapat membina kelompok-kelompok politik kedua pihak untuk segera menyepakati konsep tersebut. tidak mudah memang, akan tetapi jika dilakukan dengan langkah-langah elit akan dapat menemukan titik terang. masalahnya apakah elit-elit yang terlibat berkeinginan mendamaikan atau tidak?

2. Langkah Konkret Indonesia “As a Leader”

Indonesia memiliki strategy untuk menjadi negosiator dalam konflik Israel Palestina ini, karena merupakan negara mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia. Tentunya sebagai orang Indonesia kita mesti menganalisa apa yang seharusnya kita lakukan sebagai bangsa muslim terbesar di dunia.

Dengan begitu kita tak melulu berbicara perihal sumbangan dana, pembangunan rumah sakit, sekolah dan masjid-masjid di Palestina. Memang semua itu sangat penting dan dibutuhkan. akan tetapi saudara kita di Palestina jauh lebih membutuhkan peran kita ” As a Leader!”. Apa yang bisa kita lakukan ? Tak banyak memang, tapi setidaknya ada kelebihan yang dimiliki oleh Indonesia, yaitu Trust dari negara-negara muslim di dunia.

Indonesia dapat melihat peluang ini untuk menjadi pemimpin bagi bangsa-bangsa muslim di dunia. OKI, Liga Arab, dan organisasi berbasis islam lainnya sangat dekat dengan Indonesia sebagai negara muslim terbesar didunia. Kita dapat mengambil momen untuk mengkonsolidasi kekuatan negara-negara muslim di dunia dalam keberpihakannya terhadap kemanusiaan di Palestina. Tentu langkah tersebut sangat mungkin dilakukan oleh kita saat ini, tinggal apakah negara kita mau hadir secara mendalam terhadap tragedi kemanusiaan tersebut atau tidak.

3. Bargaining Position Timur Tengah dengan USA

Timur Tengah memang sedang dalam posisi yang terpecah belah. Akan tetapi bukan berarti ia kehilangan tajinya dalam memainkan peran politik di kawasan global. Sebut saja Saudi, yang memiliki bargaining position dengan Amerika dan negara-negara Eropa lainnya.

Walaupun pandangan politik di timur tengah saudi dengan Yaman sangat berbeda, tentunya jika ada mediator tunggal untuk kedua negara tersebut tentunya dapat membuat mereka terkonsolidasi. Apalagi Saudi memiliki pasokan minyak terbesar terhadap kawasan Amerika dan Eropa.

Kemudian secara khusus juga Amerika sangat dibantu Saudi dalam meredam pengaruh Iran di kawasan Timur Tengah. US dan Saudi juga memiliki kerjasama kontrak militer dengan harga yang fantastis. tentunya Bargaining position Saudi Arabia sangat strategis bagi Amerika. Dan sangat mungkin dengan mudahnya saudi meminta USA dan Israel untuk melakukan negosiasi terhadap konflik di Palestina.

Namun lagi-lagi, apakah Saudi mau melakukan hal tersebut? Mengingat pandangan sosial Saudi Kingdom tak selalu sama dengan umat muslim di kawasan Timur Tengah.

Demikian sekilas pembahasan 3 skema yang dapat menghentikan konflik Palestina dan Israel yang dapat kita lakukan sebagai manusia dan bisa dijadikan alat negoisasi dalam menghentikan konflik tersebut. Namun tetap saja sebaik kekuasaan adalah milik Allah SWT yang telah memiliki rencana terhadap semua ini. tentu penjelasan diatas merupakan pola berfikir sebagai manusia yang berusaha untuk mengirimkan pandangan konsep terhadap konflik tersebut.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan adalah konflik kekerasan di Palestina bukan hanya soal agama, namun kemanusiaan, politik, budaya, dan keserakahan elit global. Di sisi lain terkadang gencatan senjata Israel Palestina hanya bersifat negoisasi semu saja, sebab sudah terlalu banyak pelanggaran yang dilakukan oleh Israel.

Ada yang menarik dan cukup menggelitik yakni ketika Hamas melakukan perlawanan terhadap Militer Israel dan roket-roket hamas bisa menembus barikade senjata Israel dan bisa menghancurkan fasilitas yang ada di kawasan Israel serta bahkan ada jatuh di kawasan pemukiman Yahudi, maka segera pemerintah Israel mengumumkan untuk melakukan gencatan senjata, dan hal itu seringkali berulang semenjak konflik ini bergejolak.

Penulis : Rosidin Mahasiswa S2 Pascasarjana Porgam Master Ilmu Komunikasi UMB Jakarta

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed