oleh

Napak Tilas GKJTU, Datangi Bangunan Kuno Belakang SMP Kristen Blora

BLORA, KAPERNEWS.COM – Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU) Blora, yang beralamatkan di Jl. dr Sutomo No. 44, mengelar napak tilas untuk mengenang berdirinya tempat ibadah yang sudah berusia 86 tahun, dimulai napak tilas sejarah dengan mendatangi bangunan kuno di belakang SMP Kristen Blora, Jawa Tengah, Minggu (6/8/2023).

Ketua Majelis Gereja GKJTU, Nujed Raleg Iwan menyampaikan tentang kegiatan ulang tahun ke-86 GKJTU Jamaat Blora.

“Sebetulnya gereja ini sudah ada sejak lama, ini merupakan cerita yang panjang banget karena waktu itu perkembangan penginjilan tidak mulus seperti saat ini,” katanya.

Menurutnya, karena waktu itu bersamaan dengan peperangan, perjuangan-perjuangan kemerdekaan waktu itu.

“Saat ini kami akan melakukan kegiatan napak tilas untuk menghindari hilangnya jasa-jasa majelis terdahulu,” ujarnya.

Dalam keterangannya, ada beberapa situs bersejarah yang harus dipertahankan seperti sebuah peninggalan yang sudah masuk cagar budaya.

“Lonceng buatan dari Nederland Belanda yang sampai saat ini masih berfungsi yang berasal dari perunggu dengan berat 300 kilogram yang pada umumnya lonceng yang bergerak adalah bandul lonceng, bila di sini yang bergerak loncengnya,” terangnya.

Lebih lanjut, dahulu rumah sakit masih milik gereja dan ketika proses kemerdekaan dinasionalisir.

“Luas tanahnya juga sampai kantor DKK sampai belakang gedung DPRD Blora, ada yang sampai saat ini digunakan untuk rumah kejaksaan,” jelasnya.

Disampaikannya, jumlah jamaat ada sekitar 100 KK, meliputi wilayah Blora Kota, Ngawen, Todanan dan Jepon.

“Ini merupakan gereja pertama kali di Blora, dulu gereja katolik juga di sini, GKI dipinjami,” tuturnya.

Ditambahkan, sesuai dengan ajaran Kristen, orang Kristen harus taat kepada pemerintah karena tidak ada satupun pemerintah yang tidak pilihan Tuhan, oleh karena itu umat Kristen selalu menyukseskan program-program pemerintah dan termasuk menyukseskan pemilu 2024.

“Kami ikut membangun spiritual warga masyarakat Blora supaya lebih bermartabat,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati memaparkan, akan melakukan koordinasi dengan Direktur Rumah Sakit Umum Blora.

“Untuk pengembangan rumah sakit, minimal untuk lahan parkirnya masuk ke belakang biar tidak mengganggu akses jalan yang di luar, nanti akan dikomunikasikan,” kata Wabup Tri Yuli yang akrab disapa Mbak Etik.

Wabup menambahkan, perlu regulasi yang memperbolehkan dari pihak gereja untuk melakukan pengelolaan terkait dengan keberadaan bangunan bersejarah.

“Apapun itu kita harus melestarikan sejarah, kita tidak boleh menghilangkan sejarah, bangunan itu salah satu wujud atau bentuk bahwa dulu jaman Jerman, Belanda kemudian Jepang datang ini wujudnya,” ujarnya.

Wabup menjelaskan walaupun ada pahit dan manisnya dalam sejarah itu kita sebagai penerusnya harus tetap mempertahankan tidak boleh menghilangkan.

(Abu Sahid/ Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed