oleh

Lolos Verfak, Bacalon DPD RI Agus Mujayanto Silahturahmi ke Kyai Sepuh Pusat Tarekat di Demak

DEMAK, KAPERNEWS.COM – Atas wujud rasa syukurnya, bakal calon anggota DPD RI daerah pemilihan Jawa Tengah, Agus Mujayanto yang telah lolos dalam verifikasi faktual (Verfak) oleh KPU Provinsi Jawa Tengah terus melakukan safari politik.

Selain pejabat pemerintah dan tokoh-tokoh budaya, pria yang menerbitkan ensiklopedi Sunan Kalijaga tersebut juga tidak lupa menyambangi tokoh-tokoh agama seperti Kyai Sepuh Pusat Tarekat di Demak.

“Setelah dinyatakan lolos verifikasi faktual saya sungkem kepada Ayahanda dan silaturahmi ke sang Guru Ngaji yaitu Kyai Sepuh Pusat Tarekat di Demak dan Kyai-kyai hafidz Qur’an yang mendukung saya menuju DPD RI /MPR RI ini,” kata Agus Mujayanto, Selasa (11/4/2023).

Disampaikannya, dirinya mengapresiasi dukungan dari 14 kyai/ ulama sepuh dan muda di Demak dari Kyai Pusat Tarekat dan hafidz Qur’an.

“Iya, tetap semeleh, tekun, optimis dan tetap mengedepankan sawiji, greget, sengguh ora mingkuh dengan jumbuh kang ginayuh. Sembodo kang sinedyo dan rahayu kang tinuju,” tuturnya.

Diungkapkannya, pria murah senyum ini ingin mengulang kejayaan bangsa dengan warga dan rakyat seperti era Kasultanan Demak.

“Dengan menjaga paugeran tatanan di Jawa dan bangsa dengan selarasnya agama dan budaya bersanding elok dan saling menjaga tepo sariro, dengan tidak menyampluk dan tidak saling natoni dalam menjalankan kaidah atau tata kelola tata laksana ke depannya nanti,” jelasnya.

Selaku calon wakil rakyat utusan Jawa Tengah, dirinya akan tetap fokus dengan kelestarian budaya dan kearifan lokal.

“Mewakili anak-anak muda generasi penerus agar bangsa ini tak kehilangan jati dirinya akan budaya sebagai sejarah bangsa Indonesia,” terangnya.

Agus bertutur bahwa dirinya banyak belajar dari kisah perjalanan Sunan Kalijaga dalam syiar dan mendirikan Demak.

“Yang itu tidaklah mudah. Seperti yang beliau tulis dalam serat Lir-ilir meski lunyu (licin) tetap dipenekno (dipanjat), dalam filosofis meski tertatih-tatih tetaplah tekun dan tegar dalam hal baik demi kemaslahatan umat dan semesta. Ora mir kuwatir, ora panasten dan ora gumunan dalam melihat dinamika jaman di era modernisasi,” ucapnya.

Dirinya berharap agar kebudayaan dan kearifan lokal tetap lestari sampai jaman owah lan gingsir.

“Karena bangsa ini besar karena penyatuan serasa dan keagungan budaya dari beberapa daerah yang akhirnya bersatu menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini,” pungkasnya.

(Abu Sahid/ Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed