oleh

Sukacita Warga Kepoh Atas Kunjungan Bupati Arief dan Komitmennya Perjuangkan Pembangunan Jalan

BLORA, KAPERNEWS.COM – Di tengah kesibukannya, Bupati H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., sempatkan tinjau langsung kerusakan jalan di Desa Kepoh, Kecamatan Jati, Jumat (12/5/2023). Suka cita warga setempat, melihat aksi dan mendengar rencana dari Bupati ke depan atas kondisi jalan di desanya.

Bupati Arief mengemukakan, dirinya meninjau langsung kerusakan jalan yang ada di Desa Kepoh, sekaligus mengambil dokumentasi sebagai bahan rapat dengan lintas kementerian dan BUMN. “Kami ingin koordinasi dengan Kementerian BUMN dan Perhutani serta Kementerian PUPR. Semoga ada solusi terbaik untuk masyarakat yang sudah puluhan tahun mengidamkan jalan bagus,” jelasnya.

Melihat Bupati terjun lapangan langsung, warga setempat menyambut suka cita. Salah satunya Parmini, penjual nasi jagung keliling yang berpapasan dengan Bupati di tengah jalan dan dagangannya diborong Bupati.

“Maturnuwun sanget Pak Bupati. Saya tidak menyangka bisa bertemu Bapak disini. Maturnuwun sampun diborong nasi jagungnya. Semoga jalannya bisa segera dibangun Pak,” ucap Parmini.

Sementara itu, Sunarto, warga Karangtengah, Kepoh, juga mengucapkan terimakasih kepada Bupati Arief Rohman yang telah sudi mampir ke desanya.

“Ini sejarah pertama kali ada Bupati sholat Jum’at, menjadi imam di masjid kami. Kesempatan yang langka, sekaligus membuka dialog dengan masyarakatnya. Semoga aspirasi masyarakat yang disampaikan bisa direalisasikan Pak Bupati. Memang butuh proses, kami optimis Pak Bupati bisa mengupayakan. Sehat selalu Bapak,” ungkap Sunarto.

Untuk diketahui Desa Kepoh terdiri dari 10 dukuh atau dusun. Dengan jumlah penduduk sekitar 3000 jiwa. Tersebar di kawasan hutan jati. Jarak Kepoh ke pusat Kecamatan Jati sejauh lebih dari 13 kilometer.

Lintas Kementerian

Usai meninjau kerusakan jalan di Kepoh itu, Bupati Arief mengemukakan, pembangunan jalan kabupaten dan jalan desa yang rusak di tengah hutan wilayah Kabupaten Blora butuh sinergi lintas Kementerian dan BUMN.

“Blora ini separuh wilayahnya berupa hutan jati Perhutani. Dari jumlah 271 desa se-Kabupaten, separuhnya atau sebanyak 138 desa berada di tengah kawasan hutan. Banyak jalan-jalan yang rusak. Sebagian sudah dibangun Pemkab, seperti 2022 kemarin ada peningkatan jalan ruas Gejeg Kepoh – Kemadoh. Namun tidak lama dilewati truk truk besar Perhutani mengangkut hasil hutan sehingga kembali rusak dan dikeluhkan masyarakat,” ungkap Bupati.

Dikatakan, padahal jalan tersebut bukan hanya jalur Perhutani, namun juga merupakan jalur terdekat anak anak menuju sekolah, menuju Puskesmas, dan akses ekonomi masyarakat untuk menjual hasil panen. Komoditas utamanya jagung.

“Oleh karena itu hari ini kami tinjau langsung sekaligus mengambil dokumentasi sebagai bahan rapat dengan lintas kementerian dan BUMN. Kami ingin koordinasi dengan Kementerian BUMN dan Perhutani serta Kementerian PUPR. Semoga ada solusi terbaik untuk masyarakat yang sudah puluhan tahun mengidamkan jalan bagus,” tambah Bupati.

Menurut Bupati, selama dua tahun terakhir Pemkab telah menganggarkan sekitar Rp 450 Milyar untuk pembangunan jalan kabupaten. Namun masih belum cukup dan banyak jalan di kawasan hutan yang kondisinya memprihatinkan.

“Memang kami prioritaskan jalan-jalan utama penghubung antar Kecamatan dulu yang dibangun. Untuk jalan penghubung antar desa di kawasan hutan seperti Kepoh ini butuh perhatian khusus dengan melibatkan lintas sektor,” lanjut Bupati.

Dalam kunjungannya ke Kepoh itu, Bupati meninjau langsung kerusakan jalan Balong – Kepoh, Kepoh – Karangtengah – Gejeg, hingga Kemadoh. Namun karena Gejeg – Kemadoh rusak berat maka kendaraan belum bisa sampai Kemadoh. Bupati juga menunaikan sholat Jum’at di Masjid Karangtengah Kepoh, dilanjutkan dialog dengan masyarakat.

“Pembangunan jalan tetap akan menjadi prioritas kami. Mohon do’a nya nggih, semoga harapan Bapak Ibu semuanya bisa diwujudkan bersama. Akan kami coba komunikasi dengan Dirut Perhutani, Kemenangan BUMN dan PUPR,” terangnya saat dialog.

Dikatakan, Dinas PUPR sudah dihubungi agar bisa melakukan pengukuran dan penghitungan rencana pembangunan. Sehingga nantinya bisa diketahui berapa kebutuhan anggarannya. Agar bisa didiskusikan dengan Kementerian dan BUMN.

(Abu Sahid/ Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed