oleh

Tepat Di Hari Keadilan Internasional 2021, Cryptical Death Rilis Video Klip Bongkar!

JAKARTA, KAPERNEWS.COM – Videoklip single band grind/ hardcore punk yang direkam di penghujung bulan Desember 2020 lalu akhirnya keluar dari kawah candradimuka di masa pandemi Corona Virus Disease (Covid-19), Sabtu (17/7/2021).

“Kami dari Cryptical Death bersama Smartest Bomb memilih hari Keadilan Internasional pada 17 Juli 2021 ini sebagai hari rilis Videoklip Bongkar! Inilah sebuah kolaborasi di masa krisis dan 42 detik menuju cahaya,” kata Fathun Karib selaku vocals dalam Siaran Persnya, Sabtu (17/7/2021).

Menurutnya bahwa di setiap zaman memiliki tantangan tersendiri, sehingga setiap generasi yang hidup di dalamnya memiliki tanggungjawab untuk merespon dengan caranya sendiri.

“Ya, dari institusi kecil seperti keluarga sampai dengan negara menghadapi situasi yang belum pernah dihadapi pada abad 21 ini. Tatanan masyarakat goyah dan masing-masing berusaha mencari pegangan. Meski ternyata banyak dari manusia yang juga mengambil keuntungan dari pandemi ini. Bagi yang korupsi tentu tetap jalan, bagi yang merampas lahan terus dilanjutkan,” ungkap pencipta lirik lagu berjudul Bongkar! ini.

Fathun Karib Cryptical Death

Dirinya menjelaskan, kenyataan yang ada sekarang ini menunjukan bahwa krisis yang dipicu virus Corona membuka kotak pandora kegilaan, kebengisan dan keserakahan manusia yang selama ini seringkali coba untuk ditutupi.

“Tatanan yang baik dari manusia tentu memiliki segala infrastruktur dan daya pikir yang baik di saat keguncangan itu datang. Namun hal sebaliknya, jika tatanan itu lemah dibangun dari pasir yang di saat badai datang habis tersapu angin. Pandemi Corona bukanlah krisis utama. Krisis manusia antroposentris dalam bermain tuhan dan kuasalah pandemi yang sebenarnya,” ungkap sarjana Sosiologi lulusan Universitas Indonesia Fakultas Sosial dan Ilmu Politik tahun 2007.

Karib menambahkan, dari mulai Omnibus Law, korupsi bansos, pelemahan KPK sampai suara dentuman di Al-Aqsa. Dari tangisan saudara-saudari di Papua dan Rohingya, sampai diracunnya seorang anak tak berdosa karena sianida dan putus cinta.

“Dunia sekarang memasuki abad kegilaan dan kegelapan. Bukan karena Corona, tetapi karena manusia telah kehilangan kemanusiaannya: Bengis!” tandasnya.

Selaku salah satu bagian dari kolektif band, dalam berbagai skenario menghadapi kondisi krisis, setiap orang memiliki strategi untuk bertahan hidupnya sendiri, mencari pegangan dan sandaran untuk tetap berdiri.

“Bagi kami sebagai kolektif band bersandar pada persahabatan dengan orang-orang baik adalah cara kami bertahan hidup di tengah pandemi ini. Saya sendiri akhirnya tidak dapat kembali melanjutkan studi doktoral di Amerika dan bassis kami terpaksa kembali setelah tempatnya bekerja di Saudi merumahkannya. Pandemi saat ini menghantam kami dan salah satu cara untuk bertahan serta menjaga kewarasan kami adalah untuk berkumpul mengaktifkan kembali kolektif Cryptical Death tempat kami bersahabat. Kehadiran personil drummer baru dari generasi 10 tahun lebih muda memberikan optimisme bahwa band ini memiliki sesuatu yang menginspirasi generasi baru,” terangnya.

Sosok pribadi yang bersama rekan-rekannya telah menelorkan banyak rilisan, seperti antaranya turut kompilasi punk pertama di Jakarta Still One, Still Proud (1998), Fight, Survive, Existance (2000), Cryptical Death/Burning Inside split-EP (2001), In Between Third Space (2009), bahwa kunci dalam menghadapi pandemi menurutnya adalah bersahabat dan berkumpul dengan orang-orang baik.

Cryptical Death

“Proyek single Bongkar! ini bukanlah hasil karya Cryptical Death sebagai kolektif saja. Seperti Howard Becker kami melihat di setiap karya ada orang-orang baik lainnya yang terlibat di baliknya. Kadang mereka di tepi sunyi, kadangkala mereka terlihat dalam satu kesatuan,” ujarnya.

Diceritakannya, bahwa ide Bongkar! pertama kali muncul saat gitaris Cryptical Death menemukan sebuah sayatan rif gitar di kepalanya.

“Sehingga saya yang sebelumnya melihat bahwa tema pada proyek album ke tiga kami adalah kegelapan dan paska apokaliptik langsung tersentak. Ya, Bongkar! bisa jadi pembuka secercah sinar harapan dalam lorong yang gelap ini. 42 detik durasi lagu Bongkar! menghentak dan membangkitkan kami pada kenyataan bahwa di balik kegelapan ada secercah cahaya,” imbuhnya.

Karib mengibaratkan, seperti petinju yang jatuh terkapar, Bongkar! adalah kejutan di hitungan ke-9 wasit yang menyadarkan mereka untuk bangun dan bangkit dalam menghadapi pandemi ini.

“Kami Cryptical Death yang terdiri dari saya, Karib (Vokal), Farid (Gitar), Bagus (Bass) dan Jepunk (Drum) lalu bersama-sama meramunya,” lanjutnya.

Karib menuturkan, tepat satu tahun pandemi berlangsung mereka lalu bertemu dengan Salim gitaris band SLFR dan sound engineer di Studio Apache.

“Dari tangan dingin Salimlah kolaborasi mewujudkan Bongkar! dalam musikalitas grinding hardcore punk dapat terealisasi,” tuturnya.

Tidak hanya itu, diceritakan Karib bahwa para sahabat seperti Benkbenk, Carol, Reza, Ncek dan Dhani juga membantu memperdalam nuansa vokal yang ada.

“Lalu dalam perjalanan kami bertemu dengan Arief Wahyudi, Imam Agnianto dan Agung dari Smartest Bomb Records. Mereka bersama Rastika Begenk, Firman dan anggota kolektif Smartest Bomb adalah orang-orang baik yang berasal dari akar yang sama dari kami yaitu komunitas Punk dan Skinhead. Banyak label besar yang dapat kami tumpangi untuk publikasi, namun Smartest Bomb memiliki apa yang ada di hati kami,” ungkapnya.

Arief Wahyudi Smartest Bomb Records

Dirinya melihat bahwa akar komunitas Punk, Skinhead serta Hardcore mempunyai kesetiaan pada nilai keadilan.

“Hal tersebut adalah dasar ikatan kami untuk berkolaborasi dalam Bongkar! Terobosan merayakan 1 Mei sebagai bagian rutin sebuah label rekaman merupakan suatu nilai lebih yang menjadi pertimbangan kami dengan Smartest Bomb Records. Bahwa kritik sosial dan solidaritas, bukanlah gimmick tetapi komitmen pada keadilan,” tegasnya.

Dirinya mengumpamakan bahwa dari satu percikan kimia kebaikan sebuah rantai reaksi menyertai. Single dan Video Klip Bongkar! yang dirancang bersama Smartest Bomb untuk merayakan 24 tahun Cryptical Death.

“Kami percaya Bongkar! bukan
milik Cryptical Death semata, semua sahabat-sahabat yang datang berkolaborasi adalah bagian dari pembuatnya. Bongkar! tidak berhenti di saat sebuah ide dan imajinasi menghampiri lalu lirik dan lagu terealisasi dalam rekaman musik,” jelasnya.

Tidak itu saja, sahabat lama mereka bernama Fadli Aat dari Diskoria dan Labrana dengan hangatnya juga memberikan penafsiran Bongkar! melalui jepretan lensa kamera konvensional. Foto-foto yang dirilis adalah hasil intepretasi Aat terhadap Bongkar! dan diproduksi di Labrana. Begitu pula Ranna Pramulya yang dengan talenta dalam seni lukisnya menafsirkan Bongkar! ke dalam medium visual yang menggugah.

“Ranna mengintepretasikan paska apokaliptik yang kami bayangkan dengan sentuhan warna-warna psikadelik yang membawa kita pada limbo ketidakpastian hidup dalam pandemi. Reruntuhan gedung adalah suasana muram akan simbol demokrasi yang berada di ujung tanduk dan memudarnya nilai-nilai keadilan, sedangkan Centaur adalah figur kekuatan menghadapi situasi kaotik yang dihadapi oleh demokrasi yang digerogoti oleh ketidakadilan,” terangnya.

Karib mempresentasikan, hanya manusia-manusia dengan kesungguhan tekad yang dapat melewati pandemi dan menjadi pilar-pilar demokrasi dan keadilan.

“Bongkar! dalam wujud audio tentu mengalami transformasi di saat menjadi medium visual seperti foto dan seni lukis. Fotografi Aat dengan latar gedung Mahkamah Konstitusi dan reruntuhan paska apokaliptik yang dibayangkan Ranna di saat demokrasi kita di titik nadir dan keadilan meredup sirna menjadi tema utama dari visualisasi Bongkar!” ucapnya.

Dirinya melanjutkan, bahwa Bongkar! kemudian berkelana dari satu medium ke medium seni lainnya. Videoklip merupakan sebuah karya yang menjadi satu kesatuan dan di saat bersamaan dapat berdiri sebagai karya seni tersendiri.

“Imam datang dengan ide untuk memasukan unsur tari dalam Videoklip. Berkaca pada tari Dolalak dari Purworejo sebagai bentuk perlawanan anti-kolonial dengan cara mengadaptasi gerak serdadu Belanda di era kolonial, seni tari memiliki kekuatan gerak yang dahsyat,” katanya.

Imam Agnianto Smartest Bomb Records

Tawaran Imam Agnianto merupakan suatu kesempatan kolaborasi Cryptical Death dengan berbagai elemen kesenian mulai dari musik, fotografi, film, seni tari, seni lukis dan grafis. Aat kembali memberikan sentuhan hangatnya dengan menyumbang film 8 mm. Secara sinematografis penggunaan kamera dan film 8 mm dalam videoklip memberikan sentuhan realitas yang berbeda dibanding kamera digital.

“Venia Utari melalui gerak dan pergerakan menafsirkan Bongkar! melalui tubuh. Sensitivitas tubuh pada bunyi, pada Bongkar! memberikan kekuatan kimiawi bahwa tubuh adalah situs perlawanan dan gerak di dalamnya adalah sebuah pernyataan. Benang merah fotografi dan seni lukis dengan elemen Mahkamah Konstitusi kembali hadir sebagai lanskap ekspresi gerak tubuh dari tarian Venia dan kolektif
tarinya. Jika pada karya Ranna sosok Centaur muncul di tengah kekacauan maka dalam videoklip sosok perempuan tangguh yang muncul dalam gerak tubuh Venia merepresentasikan dewi keadilan yang bangkit sebagai secercah harapan yang termaktub dalam lagu Bongkar! Venia dan kolektifnya menafsirkan Bongkar! dengan gerak tari yang dikenal sebagai Krumping,” tuturnya.

Venia Utari

Sebuah gaya tarian jalanan yang berakar dari budaya diaspora Afrika yang menyiratkan gerakan bebas, ekspresif, dan energik. Tarian ini adalah wujud emosi terdalam yang diekspresikan dengan gerakan-gerakan yang kuat namun tanpa kekerasan. Penafsiran tarian terhadap Bongkar! ini mewakili perasaan kuat terhadap nilai-nilai demokrasi dan keadilan.

“Bersama Imam serta kolektif Smartest Bomb kami meyakini Mahkamah Konstitusi sebagai gerbang terakhir demokrasi dan tempat keadilan ditegakkan di negeri ini. Upaya-upaya merongrong konstitusi sebagai dasar demokrasi kita akan membawa ketidakadilan, kekacauan dan reruntuhan yang diterawang oleh Ranna dalam karya seni lukisnya,” ungkapnya.

Dirinya menambahkan bahwa kolaborasi ini adalah proses menuju harapan bersama dan masing-masing yang berpartisipasi dalam kolaborasi ini memiliki setitik kesamaan visi bahwa di dalam kegelapan akan selalu ada cahaya di ujung perjalanan. Bongkar! adalah sebuah harapan untuk merubah sebuah tatanan. Bisa saja atas kebusukan perilaku manusia, atau tatanan yang mempertahankan ketidakadilan, atau kondisi kegelapan yang datang akibat pandemi Corona. Baginya, yang terpenting adalah merubah tatanan cara pandang dalam melihat dunia dalam krisis. Tatanan diri dan kendali atas diri sendiri dalam masa gelap ini perlu dibongkar! untuk dapat meneruskan langkah di lorong 42 detik menuju cahaya.

Behind The Scenes Videoklip Bongkar!

“Karya ini kami dedikasikan untuk Hari Keadilan Internasional. Solidaritas kami bersama Smartest Bomb kepada mereka yang hak asasinya dilanggar dan merasakan berbagai bentuk ketidakadilan. Harapan kami Bongkar! menjadi bagian dari suara khalayak publik. Kami juga menyakini di saat menulis “Rebut kendali masa depan” bahwa pembawa obor masa depan adalah generasi muda. Pada merekalah bayangan kondisi apokaliptik di masa depan dapat kita hindari karena di setiap generasi pemuda-pemudilah jawaban bagi tiap masa. Bongkar! sebagai penjaga asa bahwa dalam zaman kegelapan ini bekerjasama dalam solidaritas mengembalikan kemanusiaan yang telah terkoyak pandemi dan krisis adalah keniscayaan,” pungkasnya.

Untuk menyimak single Bongkar! selanjutnya bisa dicheck di
https://crypticaldeath.bandcamp.com

(Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed