oleh

Jelang Penilaian Adipura, Lintas OPD di Kabupaten Blora Gas Pol

BLORA, KAPERNEWS.COM – Jelang penilaian penghargaan Adipura tahun 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Blora melakukan kerja bakti berupa giat bersih ruang terbuka publik bersama masyarakat, Rabu (14/9/2022).

Kepala DLH Kabupaten Blora, Istadi Rusmanto, ST., MM melalui Sekretaris DLH Blora Langgeng Warsito, S.Pd, MM. menyampaikan, untuk mencapai kota Blora bersih menuju Adipura harus melakukan upaya yakni melaksanakan gerakan Blora bersih.

Sekretaris DLH Blora Langgeng Warsito, S.Pd, MM

“Kegiatan kerja bakti terkait dengan rencana penilaian Adipura dengan mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat, hari ini dibagi menjadi tiga titik pantau ruang terbuka publik, meliputi lapangan Kridosono, Grojogan dan Alun-alun Blora,” kata Langgeng Warsito saat ditemui awak media di lapangan Kridosono Blora, Rabu (14/9/2022).

Lebih lanjut disampaikan Langgeng, bahwa dinas yang turut serta bakti lingkungan di antaranya adalah DPUPR, Dinrumkimhub, DLH selaku leading sektornya, Dindagkop selaku pembinaan PKL serta Satpol PP untuk penataan kebersihan dan kerapian.

“Penilaian Adipura pada tanggal 16-17 September, kita persiapkan sampai menjelang Adipura, titik penilaian cukup banyak selain tiga titik hari ini ada dari sekolah antaranya SMA Negeri 2 Blora,, SMP N 1 Blora, SMP N 2 Blora, SMKN Blora, SMP N 6 Blora,” tambahnya.

Penilaian Adipura merupakan tanggung jawab multisektoral yang tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah tapi juga menjadi tanggung jawab instansi terkait termasuk komunitas dan masyarakat.

“Ada juga titik pantau umum meliputi jalan-jalan, bagaimana penempatan bak-bak sampah itu, ada juga perkantoran seperti di Bappeda, Setwan DPRD Blora, dan tempat lain yang sifatnya ruang terbuka publik dan terbuka hijau seperti pertamanan,” paparnya.

Ia menambahkan, Piala Adipura diraih Kota Blora terakhir pada tahun 2016 dan Pemerintah Kabupaten Blora berharap tahun ini bisa mendapatkannya kembali.

“Untuk itu kerjasama OPD, Desa dan Kelurahan benar-benar dituntut agar satu tujuan yaitu sesarengan meraih Adipura tahun 2022 serta timbul kesadaran di masyarakat akan pentingnya kebersihan dan keindahan,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Konservasi Hijau Blora Indonesia melihat bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang mesti dilakukan terkait dengan persoalan sampah di wilayah kota Blora.

Eko Arifianto bersama anak perempuannya saat bersih Kali Grojogan, Rabu (13/9/2022)

“Adipura itu kan penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia ya? Ya, boleh saja berharap, tapi temuan kami di lapangan, dari setahun lalu hingga sekarang sepertinya belum beres juga penanganan permasalahan sampah di Kali Grojogan yang notabene merupakan wajah utama kota Blora,” tegas Eko Arifianto Ketua Lembaga Konservasi Hijau Blora Indonesia paska kegiatan bersih sungai kawasan Grojogan.

Menurutnya, semua hal yang diharapkan perlu diperjuangkan dan dibuktikan terkait keberhasilan penanganan sampah di sungai Grojogan yang melewati beberapa desa dan kelurahan seperti Temurejo, Karangjati, Tegalgunung, Tempelan, Kedungjenar dan Mlangsen turut Kecamatan Kota Blora.

“Ya, meraih Adipura itu menurut saya persoalannya kan hanya pantas atau enggak saja. Persoalan kecil seperti drainase Grojogan yang hanya melewati beberapa desa dan kelurahan saja itu saja belum rampung kok. Padahal itu adalah salah satu indikator kondisi fisik lingkungan perkotaan dalam penilaian Adipura. Udah, itu saja dulu, kota dibenahi. Ntar kalau berbicara Blora skala yang lebih besar, sampai pada penanganan Kali Lusi dan Bengawan Solo juga soalnya,” paparnya.

Selaku aktifis lingkungan, dirinya melihat belum terciptanya sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi di Blora membuat program-program penanganan dan pengelolaan sampah seperti jalan di tempat.

“Padahal dulu sudah pernah dibuat forum diskusi membahas penanganan sampah bersama lurah dan kepala desa di sepanjang drainase Grojogan juga lho. Namun seiring berjalannya waktu juga tiada kabar berita bagaimana progresnya. Sampah hingga hari ini masih juga menumpuk hingga membuat melengkung besi jaring pengaman sampah Grojogan dan membuat beban petugas bidang SDA. Silahkan turun ke lapangan kalau ingin tahu buktinya,” ujarnya.

Walaupun itu dirinya mengapresiasi beberapa kegiatan yang diinisiasi Pemkab Blora seperti Jumat Bersih yang aktif diikuti oleh semua dinas dan instansi.

“Ya bolehlah gerakan Jumat Bersih yang dilakukan, tapi ya masih sebatas seremonial, belum terintegrasi hingga menjadi sebuah gerakan sosial semua lapisan dan membuat kesadaran kolektif warga,” pungkasnya.

(Abu Sahid)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed