oleh

Hadiri Acara Mayung Cungkup Alang-Alang Makam Buyut Dalem, Caleg DPD RI Dukung Pengembangan Destinasi Wisata Religi

BOJONEGORO, KAPERNEWS.COM – Salah satu kandidat senator DPD RI Agus Mujayanto menghadiri acara Mayung Cungkup Alang-Alang, yakni mengganti atap cungkup yang terbuat dari alang-alang Makam Sri Hwuning—Wiratmoyo -yang orang lebih mengenalnya sebagai Makam Buyut Dalem, yang terletak di Jl. Dewi Sartika, turut Desa Kadipaten, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (5/7/2023).

“Iya, mas, ini saya lagi menghadiri dan mendampingi Mbah Lik Tiono, beliau adik dari ayah dalam acara mayung cungkup/ kuncup punden Pangeran Aryo Dalem dan Ratu Sri Hwuning,” kata Agus Mujayanto, Rabu (5/7/2023).

Disampaikannya, bahwa tradisi mayung cungkup adalah proses pergantian atap/ sirap makam setahun sekali yang terbuat dari alang-alang.

“Acara dimulai Rabu Pahing dari pukul 07.00 pagi sampai masang wuwung/ mustaka atap tepat pukul 12.00 WIB dengan diiringi lantunan gendhing Kodok Ngorek dan dilanjutkan sedekah bumi (manganan) pada hari Rabu Wage serta do’a bersama,” tuturnya.

Ada beberapa versi terkait dengan makam ini. Ada versi yang menyebut Pangeran Aryo Dalem adalah keturunan ke-17 Ranggalawe Tuban, yang merupakan adipati ke-17 yang memerintah Tuban saat era Sultan Agung. Ada pula versi bahwa Pangeran Raden Aryo Dalem adalah salah satu Adipati Bojonegoro (1614-1619), dan ada pula versi Pangeran Aryo Dalem adalah putera adipati Tuban yang meninggal saat terjadi Perang Pajang yang dimakamkan di sebelah kekasihnya yang setia, yaitu Sri Hwuning, yang kisah cintanya dikenal dengan labuh tresna sabaya pati (mencintai dengan pengorbanan nyawa).

“Acara yang diadakan setahun sekali oleh warga desa Kadipaten Bojonegoro dengan Ki Kuncen ini adalah bentuk nyata nguri-uri (melestarikan) dan menjaga pepunden sebagai sejarah pendiri Bojonegoro agar tetap lestari,” jelasnya.

Menurutnya, perihal yang sama pula dulu saat almarhum eyang RM Purwodiharjo sahabat Bupati ke I Bojonegoro R Sumantri senantiasa diadakan sampai turun kepada Ki Kuncen almarhum Mbah R Sutrisno Yosowiharjo hingga sampai sekarang ini.

“Kalau rumangsa handarbeni mula kudu hangrungkepi. Jika merasa memiliki harus menjaga dan merawat baik secara lahir dan batin, tanpa dibatasi perbedaan agama, keyakinan, kepentingan politik dan mengedepankan adab tepasarira,” pesannya.

Acara digelar dengan sederhana melambangkan kesederhanaan Pangeran Aryo Dalem saat memimpin rakyat dan hidup di tengah-tengah masyarakat kala itu.

“Semoga bisa menggerakkan hati warga dan kaum milenial agar meneladani sosok Pangeran Aryo Dalem sebagai leluhur Kabupaten Bojonegoro,” ungkapnya.

Selaku kandidat wakil rakyat di Senayan Jakarta yang cukup aktif di pelestarian seni budaya, dirinya berharap agar peradaban bangsa serta sejarah leluhur tidak punah di era mendatang.

“Bila perlu acara yang dilakukan ini bisa menjadi event daerah dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Tuban dan sebagai destinasi wisata religi yang bisa mengangkat perekonomian masyarakat sekitar,” pungkasnya.

Turut hadir di acara, Koestanto Heksa Prasetijo Kepala Kelurahan Kadipaten-Bojonegoro, Ketua RT sekaligus anggota Kodim Bojonegoro beserta warga masyarakat.

Selain makam Buyut Dalem, Kabupaten Bojonegoro juga banyak menyimpan potensi destinasi wisata sejarah dan religi, di antaranya makam Andongsari di Ledok Kulon, Makam Haryo Mentahun di Desa Ngraseh, Kecamatan Dander, petilasan Prabu Anglingdharma di Kalitidu, makam Menak Anggrung di Padangan dan makam Wali Kidangan Sukorejo di Kecamatan Malo.

(Abu Sahid/ Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed