oleh

Menyoal BPNT di Blora, Wartawan Luncurkan Buku Setebal 125 Halaman

BLORA, KAPERNEWS.COM – Menyoal dugaan penyimpangan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kabupaten Blora, wartawan Liputan6 luncurkan buku setebal 125 halaman dengan tema “Mengawal Progam Bantuan Pangan di Blora”. Wartawan Liputan6.com Ahmad Adirin melakukan acara peluncuran buku di Perpustakaan Lantai II, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (30/12/2021). Bersama Kepala Dinas Perpustakaan, Nur Hidayat, anggota DPRD Komisi D, Ahmad Labib Hilmy, penggiat literasi, awak media serta beberapa tamu undangan.

Dengan peluncuran buku perdana tersebut, berharap akan menjadikan proses penyaluran bansos khususnya di Blora bisa berjalan lebih baik dan proses penyalurannya sesuai peraturan pedoman umum (Pedum) yang ada. Imbasnya, hak-hak dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bisa didapatkan sebagaimana mestinya.

“Alhamdulillah, dengan dukungan teman-teman dan semua pihak, buku ini bisa saya selesaikan. Keuntungan dari buku ini akan kita donasikan kepada anak yatim,” terang Adirin dalam sambutannya.

Buku yang dikemas dengan bahasa santai dan enak dibaca oleh semua kalangan. Pasalnya, penyusunan buku tersebut melibatkan tiga editor yakni, Jatmiko merupakan wartawan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Bojonegoro, M. A Rohman wartawan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tuban dan Ahmad Apriyono Liputan6.com. Buku itu sendiri di terbitkan oleh lembaga Ladang Kata, Bantul Jogjakarta.

“Sebelum saya jadikan buku, persoalan BPNT di Blora juga sudah pernah saya angkat di media dengan harapan bisa menekan pelanggaran dalam penyaluran program pemerintah pusat itu,” harapnya.

Buku tersebut mengupas sejumlah fakta-fakta terkait dugaan penyimpangan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Blora, memburu dalang E-Warong fiktif, gerak cepat aparat penegak hukum untuk mengusut persoalan hingga pemecahan kasus dan solusinya.

Sementara itu, Ahmad Labib Hilmy Ketua Komisi D, DPRD Blora mengapresiasi peluncuran buku tersebut. Menurutnya adanya pemikiran yang diaktualisasikan dalam bentuk tulisan menjadi kritik dan masukan yang luar biasa dan sangat mendidik.

“Ini kan, untuk perbaikan sangat bagus. Pertanggungjawaban moralnya sangat luar biasa, ini jangan diartikan kritik sebagai kebencian. Kalau kritik sudah diaktualisasikan dalam bentuk tulisan sudah tentu niatnya sangat baik dan membangun, kritik untuk perbaikan. Mau tidak mau harus kita terima karena memang dinamika terjadi di lapangan seperti yang ada dibuku ini,” terangnya.

Dirinya berharap karya seperti yang ditulis Adirin senantiasa berlanjut dalam segala aspek. Tidak hanya permasalah sosial, namun juga aspek yang lain terkait Kabupaten Blora,

Gus Labib sapaan akrabnya juga berharap bedah buku selain di Jakarta juga dilakukan di setiap Kecamatan Kabupaten Blora akan bisa mencerdaskan masyarakat.

“Sebelum mas Adirin rencana bedah buku di Jakarta seyogyanya bisa dilakukan di Kabupaten Blora terlebih dahulu, kalau bisa mencapai kecamatan dan desa, agar masyarakat tahu permasalahan bantuan, regulasinya, dan langkah yang harus dilakukan pemangku kebijakan. Karena kebanyakan KPM tidak tahu terkait haknya dan nominal berapa yang didapat,” pungkasnya.

(Abu Sahid/ Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed