oleh

Temukan Sejumlah Dugaan Kejanggalan pada Proyek Drainase di Cipeundeuy, LSM Perkara : Meski Kabarnya Proyek Pokir Dewan, Bisa Saja Disebut Proyek Siluman atau Fiktif

BANDUNG BARAT, KAPERNEWS – Dianggap diduga banyak kejanggalan, proyek pembuatan saluran drainase di Jalan Raya Cipeundeuy, tepatnya persis di depan SDN 1 Cipeundeuy, Kecamatan Cipeundeuy mendapat sorotan serius dari LSM Perkara (Lembaga Swadaya Masyarakat Pemerhati Kinerja Aparatur Negara) DPC Kabupaten Bandung Barat.

Wakil Bidang Investigasi LSM Perkara DPC Bandung Barat, Deni Purnama mengungkapkan, selain tidak terpasangnya papan proyek yang merupakan salah satu bagian dari Keterbukaan Informasi Publik dalam proyek yang sudah berlangsung sekitar 1 Minggu. Proyek pembuatan saluran irigasi tersebut juga tidak tampak dalam LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) Kabupaten Bandung Barat.

“Masa iya ini proyek pribadi, kalau proyek pribadi wajar tidak ada papan proyek. Padahal papan proyek itu kan bagian dari keharusan agar masyarakat dapat ikut mengawasi proyek penggunaan anggaran negara,” jelasnya  kepada kapernews.com, Senin (10/10/2022).

“Anehnya lagi, biasanya kan setiap proyek yang akan dikerjakan di Bandung Barat ini selalu tayang dalam LPSE terlebih dahulu. Nah kalau ini mah gak ada,” tambahnya.

Sambung Deni, informasi yang beredar, jika proyek yang entah berapa anggarannya dan volumenya berapa serta pihak ketiganya siapa itu merupakan proyek salah satu dewan dari Cipeundeuy.

“Harusnya sebagai anggota dewan yang dipilih oleh rakyat dapat memberikan contoh kepada rakyat, salah satunya dalam proyek pembuatan saluran drainase ini. Saya sudah mencoba untuk mengklarifikasi kepada dewan tersebut melalui pesan WA, namun tidak belum ada respon,” terangnya.

Lebih jauh Deni menegaskan, jika dalam waktu dekat ini pihaknya akan melayangkan surat kepada PUPR dan pihak-pihak terkait untuk meminta kejelasan proyek tersebut.

“Sudah jelas di LPSE itu belum muncul, trus tidak ada papan proyek. Mau keluar SPK gimana MC 0 nya siapa? Kan kalau MC 0 itu konsultan harus turun, dari dinas harus turun, mau di MC 0 gimana kalau belum muncul di LPSE, itu sudah telak. Selain itu pekerjaan kurang pengawasan sehingga tanah banyak berceceran ke jalan,” paparnya.

“Kalau seperti ini, meski kabarnya proyek ini pokir dewan bisa saja disebut Proyek Siluman atau Fiktif. Jika nanti ditemukan hal-hal yang diluar ketentuan, kami akan menyikapi dengan serius,” tegasnya menambahkan.

Sementara itu, di hari yang sama saat kapernews.com langsung mengecek lokasi pembuatan drainase, bertemu dengan Tata yang mengaku sebagai pengawas pekerja.

“Saya mah hanya tenaga kerja, diborong oleh 6 orang termasuk saya. 60 ribu/meter. Dari mulai menggali sampai pemasangan U Ditch,” ungkapnya.

Ditanya besarnya anggaran, Tata mengaku tidak tahu menahu, selain dari panjang yang akan dikerjakan yakni 176 meter.

“Saya tidak tahu pak, saya hanya bertanggung terhadap para pekerja, biasa yang mengawasi dari Dinas paling pak Kumis,” singkatnya.

Terpisah, Nandang Mulyana yang disebut sebagai pengawas dari PUPR oleh Tata saat dihubungi melalui sambungan WA mengatakan jika proyek tersebut merupakan pokir dari Cecep Dewan Golkar Cipeundeuy. Sementara besarnya anggaran dirinya belum melihat

“Itu proyek Cecep Dewan Golkar Cipeundeuy, saya itu anggarannya belum lihat, cuma mengawasi saja disitu kata pihak ketiganya itu, kan itu masih kurang, masih ukur-ukuran. Kemarin juga dewan ari pihak ketiganya sudah siap belum sama saya itu digituin, karena saya lokasi disini, setiap hari juga kelihatan,” terangnya.

Disinggung tidak terpasangnya papan proyek seperti yang dipertanyakan LSM Perkara, Kumis menjelaskan jika PL (Penunjukan Langsung) mah tidak pernah ada papan proyek.

“PL mah gak ada papan proyek semuanya juga,” jelasnya.

Saat ditanya sudah berapa lama pekerjaan dan benarkah pekerjaan tenaganya diborongkan dengan harga 60 ribu/meter sesuai pengakuan Tata. Kumis manyatakan jika pekerjaan sudah seminggu dan dirinya tidak tahu menahu tentang HOK dan menurutnya proyek tersebut berada di bidang pak Aan.

Sementara, Kepala Bina Marga PUTR Aan saat dikonfirmasi melalui pesan WA menyatakan jika tidak ada pokir dewan Cecep dibidang Bina Marga.

“Saterang abdi pami eta Pokir pa dewan Cecep sanes di abdi. Pa Cecep teu aya Pokir di abdi (Setahu saya kalau itu Pokir pak dewan Cecep bukan di saya. Pa Cecep gak ada Pokir di saya/red),” Jawabnya.

Tapi tak mau ada kesalahan, dirinya menyatakan akan melalukan pengecekan terlebih dahulu keberadaan proyek pembuatan drainase tersebut.

“Tapi ke ku abdi di cek heula (Tapi nanti sama saya di dulu/red),” tandasnya.

“Memang aya kegiatan abdi di Cipeundeuy, sanes kegiatan Pokir pa Cecep (Memang ada kegiatan saya di Cipeundeuy, bukan kegiatan Pokir pak Cecep/red),” tambahnya.

Sementara itu, dewan Cecep yang disebut-sebut pemilik pokir tidak memberikan jawaban atau respon saat kapernews.com menghubunginya melalui pesan singkat WA.

(KAMIL)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed