BOGOR, KAPERNEWS.COM – Pendidikan tinggi memiliki peran sentral dalam membentuk karakter civitasnya, salah satunya integritas individu, terutama di kalangan mahasiswa. Dalam implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, menjunjung tinggi integritas menjadi suatu tuntutan mutlak.
Namun, nilai integritas di kalangan mahasiswa seringkali dihadapkan pada tantangan kompleks yang mempengaruhi implementasi integritas di lingkungan kampus. Dalam konteks ini, keterlibatan mahasiswa dalam upaya politis dapat menjadi faktor yang signifikan dalam meningkatkan kesadaran dan pentingnya nilai integritas di kalangan mahasiswa.
Riset mengenai kegiatan kolektif mahasiswa terhadap pemaknaan dan implementasi nilai integritas di beberapa perguruan tinggi menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan politis seperti berorganisasi dengan peningkatan kesadaran berintegritas dan berimplikasi pada gaya kepemimpinan, kinerja organisasi, dan komitmen mahasiswa dalam aspek akademik dan non akademik, termasuk proses yang melibatkan publik.
Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan berorganisasi cenderung lebih peka terhadap pentingnya integritas dan memiliki kemauan yang lebih kuat untuk menghadapi dan mengatasi masalah sosial yang dapat merugikan nilai integritas secara individu maupun kolektif, namun hal yang jarang sekali dilihat potensi besarnya adalah pentingnya upaya diplomasi yang melibatkan mahasiswa dalam mewujudkan sinergi berintegritas di lingkungan kampus menjadi semakin mendesak, misalnya melalui konferensi dan perlombaan.
Berangkat dari hal tersebut, Tim Katalis menghadirkan program dan kampanye integritas kampus melalui “YRI (Youth Ready for Integrity): Student Communique” untuk mewujudkan sinergi berintegritas di lingkungan kampus sebagai solusi inovatif dalam meningkatkan strategi implementasi integritas di kalangan mahasiswa.
Saat ini, program YRI merupakan bagian dari Campus Integrity Festival yang diselenggarakan oleh KPK yang bertempat di Institut Pertanian Bogor. Melalui program kegiatan ini yang luaran utamanya ialah sebuah komunike yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah dokumen komunikasi dan kebijakan yang berisi panduan, rekomendasi, dan komitmen bersama dari para mahasiswa untuk mempromosikan dan menjunjung tinggi nilai-nilai integritas.
Komunike adalah pengumuman atau pemberitahuan resmi dari pemerintah (di surat kabar dan sebagainya), biasanya dikeluarkan sesudah selesai pertemuan diplomatik atau sesudah selesai kegiatan militer tertentu. Dalam konteks ini, komunike yang dimaksud adalah komunike bersama. Komunike bersama adalah pernyataan yang dikeluarkan oleh semua peserta konferensi sebagai hasil kesepakatan bersama.
Komunike berisi ringkasan keputusan dan rekomendasi langkah selanjutnya yang dapat diusulkan dengan tujuan untuk mengkomunikasikan pandangan bersama dan sikap peserta terhadap isu-isu penting.
Komunike ini akan menekankan urgensi pentingnya integritas dalam kehidupan kampus dan masyarakat. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia pada tahun 2022, bertepatan dengan keketuaan Indonesia di G20, menyebutkan komunike merupakan sebuah pernyataan resmi yang dihasilkan melalui sebuah pertemuan atau konferensi untuk mengkomunikasikan pesan dan tujuan bersama.
Sedangkan konferensi adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama. Pada konteks ini, konferensi yang dimaksud adalah roundtable discussion, yaitu percakapan disusun oleh beberapa pihak yang berperan, seperti moderator, chairman, co-chairman, dan delegasi-delegasi yang terpilih. Delegasi, secara adil dan merata, menyampaikan pandangan dan pemikirannya terkait topik bahasan untuk menemukan solusi.
Konferensi, untuk pemuda misalnya, dapat memiliki dampak yang signifikan, seperti Global Youth Summit yang melibatkan pemuda dari berbagai latar belakang. Konferensi ini mampu memberikan kesempatan bagi pemuda untuk menyuarakan pendapat dan menciptakan komunitas yang diperlukan.
Rangkaian program YRI menjadi suatu sarana yang efektif dalam menciptakan iklim diplomatis di kalangan mahasiswa yang hasil akhirnya berupa komunike yang dapat menciptakan dampak signifikan dalam membangun kebersamaan dan kepercayaan di antara mahasiswa.
Inisiasi program yang akan diselenggarakan di tingkat satuan perguruan tinggi, dapat menjadi inspirasi untuk diadaptasi menjadi program UKM maupun oleh instansi perguruan tinggi lainnya sehingga dapat berkelanjutan, yang pada gilirannya berkontribusi pada peningkatan nilai-nilai integritas serta dampak sosial yang konkret.
Dari rangkaian pelaksanaan YRI dirumuskanlah rekomendasi untuk perguruan tinggi, terkhusus IPB University, yaitu: (1) Mengoptimalkan hak dan kewajiban penerima beasiswa negeri melalui aktivitas kampanye bertema “integritas”; (2) Meningkatkan pengadaan kegiatan berdiplomasi sebagai media kompetisi, model berpolitik, pembelajaran, dan pembentukan pemimpin yang berintegritas; (3) Menyediakan wadah bagi mahasiswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun iklim diplomatik untuk menangani masalah sosial secara inklusif; dan (4) Berorientasi pada program kemahasiswaan yang memuat nilai, luaran, dan hasil yang memperhatikan dampak konkret dan keberlanjutan melalui sinergitas serta kolaborasi multipihak.
Pada penghujung kata, program Youth Ready for Integrity (YRI) merupakan program yang bertujuan untuk mempromosikan integritas di kalangan mahasiswa di Indonesia. Program ini dilaksanakan melalui serangkaian langkah, termasuk persiapan program, sosialisasi dan kampanye program, Konferensi Pemuda, dan penyebaran komunike. Program YRI telah dievaluasi secara positif, dan direkomendasikan agar program ini dilanjutkan dan diperluas.
Keberhasilan program dapat diatribusikan pada fokusnya dalam mempromosikan integritas di kalangan mahasiswa perguruan tinggi dan penggunaan indikator kinerja utama untuk mengukur keberhasilan. Program YRI dapat menjadi model bagi program lain yang bertujuan untuk mempromosikan integritas di kalangan mahasiswa perguruan tinggi.
Oleh: Raden Pradjasoejatma
Komentar