oleh

Gara-gara Berita, Ketua DPC Hanura Garut Tuding Wartawan Logikanews Terima Materi?

GARUT, KAPERNEWS.COM – Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Garut kubu Daryatmo, H. Serli Besi SE meminta awak media untuk mengungkap dan mengusut tentang lingkungan hidup dan jangan tebang pilih, selain itu, H. Serli Besi pun menuding wartawan LogikaNews.Com ada yang menyuruh dan ada pihak tertentu dibelakangnya.

Seperti dikutip dari logikanews.com, Serli Besi pun meyakini karena kepentingan sesaat atau karena diberi materi oleh orang lain wartawan LogikaNews.Com telah memporakporandakan hubungan dan ikatan emosional yang sudah terjalin diantara keduanya. Tudingan itu muncul setelah Media Online LogikaNews.Com memuat berita tentang vonis Pengadilan Negeri (PN) Kabupaten Garut kepada Dwiki Candra yang didakwa melakukan tindak pidana, Pasal 158 UU RI N0.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara pekan lalu.

“Kang Sep jangan karena Nila Setitik Rusak Susu sebelanga. Hanya karena kepentingan sesaat atau diberi materi oleh orang lain, akang telah memporakporandakan hubungan dan ikatan kita yang sudah terjalin. Terimakasih kang sudah mau disuruh-suruh orang untuk mencemarkan nama baik keluarga saya,” ujar H Serli Besi SE kepada LogikaNews.Com (Grup Majalah Logika, Majalah Intan dan Surat Kabar Logika) melalui sambungan Whats App nya, Minggu (25/03/2018) pukul 23:59.

poto : Pesan whatsapp dari H. Sherli Besi kepada awak media Garut yang menyampaikan sehari hampir 100 truk

Selain itu, hari Senin (26/03/2017) pukul 00:05, H Serli Besi SE kembali mengirim pesan. Serli Besi seakan menantang atau menguji wartawan LogikaNews.Com untuk membuka dan mengusut persoalan lingkungan hidup dan jangan tebang pilih.

“Tapi jika akang beneran komitmen dengan lingkungan hidup silahkan buka dan usut semuanya jangan pilih tebang. Karena saya konsisten semenjak akang memberitakan, saya berhenti menambang memang clear and clean saya tidak pernah menambang lagi di Gunung Guntur, tapi ada orang yang memanfaatkan nama baik saya. Mungkin salah satunya orang tersebut yang menyuruh dan ada di belakang Kang Asep Ahmad/LogikaNews,” sebut H Serli Besi.

Baca juga : Ketua ALIM : Kapolsek Limbangan Terindikasi Penjualan Kios, Uangnya Tidak Masuk ke Pengembang, Ini Tanggapan Kapolres Garut

Menurut Serli Besi mencuatnya permasalahan karena dirinya membela hak dan menghentikan pungutan liar dan dan penyerobotan tanah miliknya, yang dilakukan oleh saudara Yana Mulyana, Kurnia Permana dan Saudari Yanti Majasari selama bertahun-tahun. “Bayangkan saja sama akang, pasca Pilkada 2013 dulu, kejadian ini berlangsung oleh mereka. Yang dipungutnya Satu truk x Rp 60.000 dan sehari hampir 100 truck dengan berdalih tanah milik,” tegasnya.

Serli Besi menambahkan, dirinya mengucapkan terimakasih dan akan mencatat dunia akhirat perbuatan wartawan LogikaNews.Com terhadap dia dan keluarganya. “Semoga Allah SWT memberi hidayah Kang asep Ahmad beserta keluarga,” ucapnya disertai pengiriman foto-foto dan video tentang aktifitas di Gunung Guntur.

Sementara itu, Yana Mulyana, Yanti Majasari dan Kurnia Permana yang disebut-sebut H Serli Besi telah melakukan pungli saat ditemui LogikaNews.Com, hari Selasa (27/03/2018) di Kampung Dukuh, Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogong kaler, Kabupaten Garut tidak berhasil ditemui. “Mungkin lagi di GOR,” ujar salah satu pemuda dan sejumlah masyarakat setempat.

Untuk memastikan dan mencari sosok yang disebut-sebut H Serli Besi SE ada dibalik Wartawan LogikaNews.Com, Hari Rabu (28/03/2018) tim LogikaNews.Com kembali mendatangi kediaman Yana Mulyana. “Coba dicari ke Villa nya saja,” ujar salah seorang pemuda yang berada di halaman rumah Yana Mulyana dan Yanti Majasari.

Sesampainya di Villa, Yana Mulyana sedang asik berbincang dengan kerabat dan teman-temannya. Pria yang akrab di sapa Yana Mayor ini menyambut kedatangan Tim LogikaNews.Com. “Ia saya kang Yana. Dari mana ya kang,” ujar Yana Mulyana dengan nada sopan saat media menanyakan nama Yana Mulyana.

Dalam kesempatan tersebut, Yana Mulyana mengaku tidak mengenal dengan nama Asep Ahmad dan Tim LogikaNews.Com. “Seperti pernah lihat tapi dimana ya. Saya baru bertemu pertama kalinya sekarang,” ujar Yana Mulyana sambal menawarkan minuman.

Setelah berbincang-bincang dan dikonfirmasi soal hubungannya dengan Asep Ahmad dari media LogikaNews.Com serta terkait dugaan pungli, Yana Mulyana membantah dengan keras tentang tudingan terkait dugaan pungli dan penyerobotan tanah milik H Serli Besi. Dia pun mengaku pernah dikunjungi H Serli Besi dan ditanya soal retribusi dari kendaraan pengangkut pasir.

“Beberapa hari yang lalu Serli memang datang kesini dan menanyakan soal retribusi. Saya katakan kepada dia bahwa yang dia tanyakan itu salah. Saya tidak tahu menahu, bahkan saat itu ada adik saya Yanti. Saya meminta Yanti untuk menejlaskannya langsung kepada Serli,” ujar Yana Mulyana.

Baca juga : Program Sertifikat Gratis, Kades di Malangbong Garut Jualan Materai?

Yana Mulyana pun menegaskankan bahwa adik perempuannya Yanti majasari dan saudaranya Permana Kurnia tidak pernah melakukan pungli. “Sejak dulu saya punya komitmen. Dalam ajaran agama saja sudah dijelaskan kalua merusakan Gunung itu dosa besar. Apalagi saudara Permana Kurnia tidak tahu apa-apa soal itu. Saya tidak terima dengan tuduhan Serli Besi,” ujar Yana Mulyana dihadapan sejumlah tokoh pemuda dan kakang kandung Permana Kurnia yang aktif sebagai pengurus organda.

Yana Mulyana menegaskan, Serli Besi, dirinya dan Permana Kurnia merupakan  warga satu daerah sekaligus kerabat dekat. Dengan adanya peritiwa tersebut dia pun merasa heran dengan prilaku Serli Besi. “Kami semua bersaudara, satu keturunan. Orang tua dan kakek kami kaka beradik, tapi saya heran dengan prilaku Serli. Saya tidak pernah merusak gunung. Apalagi Kurnia yang tidak tahu apa-apa. Dia bisa marah besar,” tandasnya.

Yana menambahkan, jalan yang dilalui kendaraan pengangkut pasir merupakan tanah warisan orangtuanya kepada adik perempuannya, Yanti Majasari yang saat ini bekerja di Pengadilan Negeri Kabupaten Garut. “Tanah dan beberapa lokasi di daerah ini merupakan warisan orang tua. Sebagian dibelikan lahan oleh adik saya. Karena jalan yang dilalui ini miliknya, maka dia membuat kesepakatan dengan pengangkut truck yang melewati jalan ini. Saya tahu hanya itu saja, kalau disebut pungli kami semua tidak terima. Silahkan Kang Asep pantau lokasi di tempat ini, siapa yang melakukan pengrusakan dan melakukan pungli yang sebenarnya,” paparnya.

Salah satu warga yang ditemui LogikaNews.Com mengatakan, sebaiknya pemerintah membuat kebijakan dan regulasi yang baik di Gunung Guntur. Jangan terus menyalahkan masyarakat dan penambang, tetapi tidak membuat solusi. Pihak yudikatif harus bekerja dengan tegas dan menghukum pihak-pihak yang jelas bersalah.

“Di Pasal 33 UU 1945 dinyatakan bahwa Bumi, Air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai negara dan sebesar-besarnya dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Jangan sampai ketidakbecusan pemerintah, maka terjadi perang saudara di Gunung Guntur,” ungkap warga yang tidak mau namanya disebutkan.

Laporan : Asep

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed