oleh

Di Balik Indahnya Pertapaan Wringin Seto dan Mangkraknya Pemandian Sayuran

BLORA, KAPERNEWS.COM – Padepokan Kekadangan Wringin Seto, begitu biasa orang Blora menyebut kelompok penghayat kepercayaan yang lokasinya terletak di bukit Sayuran turut Desa Soko, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Bukit Sayuran ini termasuk dalam jajaran pegunungan Kendeng Utara dekat dengan perbatasan Kabupaten Blora dan Rembang. Untuk sampai di sana, wisatawan harus menempuh jarak sekitar 12,7 kilometer atau kurang-lebih 24 menit dari Alun-Alun Kota Blora.

“Bukit Sayuran sering dikunjungi oleh wisatawan akan tetapi tidaklah mudah untuk dijangkau, karena harus melewati jalan yang menanjak,” kata Suryanto salah satu warga Desa Soko.

Menurutnya, di bukit Sayuran tersebut sudah sejak lama dipercaya sebagai tempat yang disakralkan.

“Dari para anggota padepokannya juga mempercayai bahwa tempat tersebut menjadi lokasi turunnya wahyu saat sedang melakukan ritual di hari-hari tertentu,” tuturnya.

Ajaran Wringin Seto sendiri pertama kali didirikan pada bulan Sura tahun 1895 di Solo. Setelah mengalami perjalanan panjang Wringin Seto dipimpin oleh Koesoemo Soerodiningrat Soewardi. Kemudian ia mendirikan padepokan di Sayuran pada tahun 1999. Setelah sepeninggalannya, dilanjutkan oleh anaknya bernama Agus Sujono Budi.

Wringin Seto mengajarkan tentang
Ketuhanan Yang Maha Esa, bahwa makhluk yang ada di jagad raya ini adalah ciptaan Yang Maha Esa.

Berbagai tata cara ibadah dilakukan antara lain di bulan Sura, seperti laku prihatin selama tiga hari dan berpuasa.

“Pada saat tanggal 15 bulan Jawa sering diadakan pula acara selametan Suran yang merupakan sebuah acara berisi do’a untuk keselamatan bagi seluruh umat beragama,” terangnya.

Selain itu setiap malam Jum’at Kliwon dan Selasa Kliwon juga sering diadakan seserahan di sanggar padepokan.
Para pengikut Wringin Seto menyebutnya sebagai Wening atau Hening.

Tempat pertapaan Wringin Seto sangatlah terjaga sehingga terlihat bersih dan indah

“Banyak warga desa yang gotong-royong untuk membersihkan tempat tersebut dari dedaunan kering yang ada,” ungkapnya.

Sementara di sisi lain, obyek wisata pemandian bukit Sayuran yang terletak di bawahnya kondisinya mangkrak dan kotor.

“Ya sayang, seperti tidak terawat lagi. Padahal tempat wisata pemandian bukit Sayuran yang didirikan dan diresmikan oleh Pemerintah Kabupaten Blora pada tahun 1990an dulu ini pernah menjadi salah satu obyek wisata andalan di Kabupaten Blora,” tutupnya.

(Kontributor: Doni Setyawan/ Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed