oleh

Peringati Sumpah Pemuda 2022, JM-PPK Kritisi Apatisme Pemuda Dalam Memperjuangkan Kelestarian Alam Lingkungan Indonesia

REMBANG, KAPERNEWS.COM – Ada kegiatan berbeda yang dilakukan JM-PPK (Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng) di peringatan Hari Sumpah Pemuda 2022 yang bertempat di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Kamis (27/10/2022) malam.

“Memperjuangkan (bangsa) waktu kemerdekaan sejarahnya dulu adalah kelompok dulur-dulur pemuda-pemudi Indonesia. Mengingat kemerdekaan yang sudah direbut, Bung Karno pernah bilang, dulur-dulur ini bisa bersatu ketika melawan penjajah, tapi ketika melawan bangsanya sendiri yang punya jiwa penjajah, ini ternyata tidak gampang,” kata Gunretno selaku Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) mengawali sambutannya, Kamis (27/10/2022) malam.

Dikatakannya, bahwa ini seperti halnya yang dilakukan JM-PPK ketika memperjuangkan keselamatan pegunungan Kendeng Utara Jawa.

Gunretno, Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK)

“Dulur-dulur sudah menang di Pengadilan dan KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) nya juga melarang ada perijinan keluar di semua pegunungan Kendeng, namun kemenangan-kemenangan yang ada tidak bisa dieksekusikan,” ungkapnya.

Dengan berbekal pengalaman yang ada, pihaknya membayangkan bagaimana perjuangan pelestarian alam oleh masyarakat di lain daerah di Indonesia.

“Maka, kami membayangkan dulur-dulurku yang di seluruh Indonesia, mulai Aceh sampai Papua, dalam memperjuangkan hak-haknya, memperjuangkan Ibu Bumi yang belum punya kemenangan secara legal, ini kami bayangkan, kami yang sudah menang saja tidak dieksekusikan,” terangnya.

Dirinya kembali mengingatkan, apakah ini bukti yang pernah dikatakan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia Ir Soekarno dulu bahwa “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri”.

“Maka ikrar Sumpah Pemuda perlu kita renungkan, kita kritisi, untuk bagaimana semangat jiwa juang ini bisa dilanjutkan oleh pemuda-pemudi Indonesia,” tegasnya.

Dengan diikuti oleh para peserta kegiatan perwakilan JM-PPK beberapa kabupaten, pembacaan Sumpah Pemuda kemudian dilakukan.

“Sumpah Pemuda, Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah air Indonesia,” kata Ari Syahputra, perwakilan JM-PPK dari Kabupaten Pati.

“Bagaimana Ibu Pertiwi tidak menangis melihat pemuda dan pemudi Indonesia
apatis terhadap pengrusakan Ibu Bumi di seluruh Indonesia,” ujar Joko Prianto, selaku perwakilan dari Kabupaten Rembang.

“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia,” lanjut pemuda yang kerap siapa Ari Kuncir ini.

“Indonesia sebagai bangsa yang merdeka, namun apa, merdeka hanya dimiliki orang-orang yang punya kuasa,” tandas Joko Prianto yang akrap disapa Print.

“Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia,” ucap Ari melanjutkan.

“Semangat bahasa persatuan sekarang ini, berbahasa satu, menolak melawan Oligarki. Salam Kendeng,” pungkas Print.

Para peserta serempak meneriakkan kata “Lestari!!!”

Memang bagi Ir. Soekarno yang mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi, perjuangan masyarakat Indonesia bukan hanya melawan bangsa asing, namun juga melawan penindasan manusia atas manusia.

Sang Proklamator pun dengan tegas juga memberikan statemen terkait dengan apatisme pemuda: “Kalau pemuda sudah berumur 21-22 tahun sama sekali tidak berjuang, tak bercita-cita, tak bergiat untuk tanah air dan bangsa, pemuda begini baiknya digunduli saja baiknya.”

(Abu Sahid/ Eko Arifianto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed