oleh

Cocopeat si Sabut Kelapa Kaya Akan Manfaat, Inovasi Terbaru POKHE+

CIAMIS, KAPERNEWS.COM – Dalam melakukan kegiatan bercocok tanam tidak hanya tanah saja yang dapat diandalkan sebagai media tanam. Media tanam tersebut biasa masyarakat mengenalnya dengan istilah “cocopeat”. Cocopeat (coconut: kelapa, peat: gambut atau sabut) sering pula disebut coco fiber (serat sabut) atau coco coir (serbuk sabut).

Terkait komposisi sendiri cocopeat terbuat dari serat sabut kelapa yang mudah sekali untuk ditemui, dengan demikian tidak jarang metode tanam ini diterapkan pada tiap-tiap rumah. Informasi lebih lanjut mengenai cocopeat, saat ini POKHE+ mengeluarkan inovasi produk terbaru yang cukup unik, yaitu cocopeat dicampur dengan pupuk kompos berbahan dasar kotoran kambing atau domba. Sebelumnya pupuk kompos ini telah melalui tahap fermentasi terlebih dahulu.

Tahukah kamu bahwa pori-pori yang memudahkan pertukaran udara, maupun masuknya sinar matahari. Kandungan Trichoderma sp. (sejenis enzim dari jamur) dapat mengurangi penyakit dalam tanah. Dengan demikian, cocopeat dapat menjaga tanah tetap gembur serta subur. Cocopeat tidak mengandung unsur hara seperti tanah.

Oleh sebab itu, untuk menanam dengan cocopeat, tanaman tidak hanya disiram air, namun juga larutan nutrisi. Cocopeat mempunyai kadar pH pada kisaran 5,8-6 yang berarti sedikit asam. Namun, pada beberapa tanaman budidaya yang populer, kisaran pH ini merupakan kisaran pH optimal mereka untuk tumbuh dengan baik (kebutuhan pH tanaman umumnya 5,5-6,5).

Sebagai media tanam hidroponik, biasanya pemakaiannya dicampur terlebih dahulu dengan bahan lain seperti sekam bakar dengan perbandingan 50:50 yang tujuannya tidak lain untuk memperbesar aerasi pada media tanam.

Sifat cocopeat yang hidrofilik (suka air), membuat bahan ini memiliki daya serap 8-9 kali beratnya dan mampu menahan air sekitar 73% dari air yang diberikan. Lebih baik dari kemampuan media sphagnum yang hanya sanggup menahan 41% air. Cocopeat juga mampu mengikat dan menyimpan oksigen di udara hingga 50%, lebih baik daripada tanah yang hanya 2-3%.

Namun, hindari pemberian air berlebih karena jika cocopeat terlalu lembab dapat menyebabkan busuk akar. Campuran cocopeat dengan pasir atau sekam sangat disarankan (karena daya ikat sekam dan pasir tidak terlalu tinggi). Pemberian air juga sebaiknya dilakukan secara sedikit demi sedikit tapi terus menerus denga cara irigasi tetes atau pengabutan (hidroponik dengan metode drip dan metode aeroponik).

Pada proses pemupukan, penggunaan pupuk slow release seperti dekastar sangat dianjurkan jika ingin menggunakan cocopeat sebagai media budidaya. Cocopeat umumnya dikemas dalam bentuk kemasan serbuk curah atau dalam kemasan kompres (mampat dan padat) berbentuk balok (briket), lempengan papan, serta lempengan cakram. Penggunaan cocopeat sebagai media tanam biasanya dengan cara menambahkan air untuk menguraikan, mengembangkan, dan menganginkannya. (Red)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed