oleh

Makin Banyak Gabah Kosong, Mahasiswa KKN-T IPB Buat Demplot dan Beri Penyuluhan Budidaya Padi Sawah di Desa Puncak Kuningan

KUNINGAN, KAPERNEWS.COM-Melalui Program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) yang diselenggarakan oleh IPB University di beberapa daerah di Indonesia menjadi jembatan antara keilmuan yang dimiliki oleh mahasiswa untuk diaplikasikan kepada masyarakat di lokasi KKN. Permasalahan terkait budidaya padi sawah ini menjadi permasalahan yang tidak kunjung terselesaikan di negeri yang subur ini.

Mahasiswa KKN-T IPB University yang terdiri dari 10 orang dan program studi yang berbeda-beda ini merumuskan berbagai program di beberapa bidang. Salah satunya adalah program penyuluhan budidaya padi sawah yang dilaksanakan di Desa Puncak, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Metode yang dilakukan dalam program ini yaitu pembuatan Demplot sebagai percontohan dan penyuluhan yang dilakukan di Balai Desa Puncak. 

Perumusan program ini diawali dari temuan para mahasiswa IPB University yang melakukan pengamatan di Desa Puncak tentang cara para petani melakukan budidaya dan wawancara kepada beberapa petani. “tiap kali panen selalu hampir tidak memuaskan mas, banyak gabah kosongnya” Ujar salah seorang petani di Dusun Mulyaasih Desa Puncak. Selain itu, petani di kawasan dusun Ciwuni 1 dan Ciwuni 2 yang masih dalam satu desa menyatakan bahwa setiap kali panen kondisi yang sering di jumpai yaitu gabah kosong dan tidak terisi penuh semakin meningkat, begitu keluhan para petani yang berada di Desa Puncak. 

“Bapak mendukung penuh terkait pembuatan demplot dan penyuluhan yang anak-anak IPB lakukan guna peningkatan produktivitas padi,” terang Sholihin. Di samping itu, Mustopa S.Tp selaku kepala Desa Puncak juga mendukung penuh kegiatan KKN-T ini dan berharap agar permasalahan di bidang pertanian ini bisa diselesaikan dengan baik atau setidaknya bisa lebih baik dari pada sebelumnya. 

Adapun beberapa faktor penyebab penurunan produktivitas padi yaitu penggunaan bibit yang tidak memperhatikan kualitas, penerapan jarak tanam yang terlalu rapat, lebar pematang yang memungkinkan hama tikus tinggal di sekitaran sawah, penerapan pupuk yang berlebihan dan penggunaan pestisida yang tidak sesuai dosis. Kondisi ini sangat tidak Ideal untuk budidaya padi sawah sehingga perlu adanya perbaikan pola budidaya dan tindaklanjut dari pemerintah daerah setempat dalam rangka peningkatan produktivitas padi sawah.

“Pembuatan demplot dilakukan di lahan pribadi Pak Sholihin yang saat itu menjabat sebagai Etbang (Ekonomi pembangunan). Ukuran demplot yaitu 2,5 x 5 m dengan jarak tanam 20 x 20 cm dan menggunakan pola tegel. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan contoh pematang yang lebarnya 30 cm untuk mengurangi potensi hama tikus di sekitar sawah Dalam kegiatan ini juga dilakukan demo cara pembuatan pestisisda nabati menggunakan bahan yang tersedia di wilayah tersebut, salah satunya adalah gulma babadotan yang dapat menangani hama penghisap. Tujuan adanya program pembuatan demplot dan penyuluhan padi sawah di Desa Puncak yaitu para petani dapat tergerak untuk mencontoh dan mengaplikasikan teknik budidaya yang telah disampaikan dalam program ini,” kata Salim Hanif selaku perwakilan mahasiswa IPB University. 

Salim Hanif menambahkan, kami berharap kepada seluruh pihak terkait dapat bahu-membahu dalam menyelesaikan permasalahan padi ini. Salah satunya dengan membantu pendampingan program-program yang telah dirumuskan oleh mahasiswa IPB. “Peran aktif pemerintah daerah dalam penanganan permasalahan budidaya padi ini lambat laun dapat teratasi apabila informasi dalam program ini terus digulirkan kepada para petani di masing masing dusun,” tandasnya. 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed