oleh

AUSOME: Mahasiswa IPB Buatkan Program Penguatan Life Skills dan Peningkatan Social Awareness pada Anak Autis di Yayasan Penyandang Disabilitas Kota Bogor

BOGOR, KAPERNEWS.COM – Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian kepada Masyarakat IPB University yang diketuai oleh Censa Amelia Febriyanti memaparkan bahwa saat ini anak-anak autis Indonesia terkhusus di Kota Bogor masih memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak. Sementara itu, jumlah penyandang autism ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2022), penyandang autis di Indonesia mengalami peningkatan 500 orang setiap tahunnya. Dengan semakin meningkatnya jumlah anak penyandang autis dan kesadaran orang tua, tentu saja muncul peningkatan kebutuhan layanan untuk mereka. Pada dasarnya, anak autis juga memiliki potensi kreatif yang dapat digali loh! Tentu saja hal ini dapat dimunculkan jika memperoleh bantuan yang tepat dan kesempatan untuk mengembangkan diri. Walaupun memiliki kebutuhan khusus yang menyebabkan mereka membutuhkan perhatian yang khusus, anak-anak penyandang autis juga membutuhkan dan berhak untuk mendapatkan pendidikan.

 

Permasalahan ini, juga ditemukan oleh Tim PKM-PM AUSOME pada Yayasan Penyandang Disabilitas (YPD) Kota Bogor sebagai salah satu yayasan yang menaungi masyarakat penyandang disabilitas dan melaksanakan program pelayanan sosial bagi penyandang disabilitas. YPD Kota Bogor mewadahi penyandang disabilitas dari berbagai daerah dengan jumlah disabilitas sebanyak 77 orang. Jumlah anak autis di YPD Kota Bogor selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2022 tercatat 9 anak autis tergabung di YPD Kota Bogor, sedangkan pada tahun 2023 bertambah menjadi 16 anak autis. YPD Kota Bogor telah melaksanakan program pengajaran membaca, menulis, berhitung (calistung), pelatihan musik dan seni yang bertujuan menggali potensi anak-anak penyandang disabilitas. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua YPD Kota Bogor pada tanggal 24 Februari 2023, sebagian besar anak penyandang autis ternyata belum memiliki sikap disiplin, kemandirian, dan kemampuan bantu diri (self-help skills) seperti tidur secara mandiri, mandi, memakai pakaian, makan, dan minum. Selain itu, secara personal masalah dari anak autis tersebut adalah tidak bisa memahami diri sendiri, bahkan terdapat anak autis yang tidak mengetahui namanya sendiri. Anak autis di YPD Kota Bogor cenderung fokus pada kegiatan yang disenanginya sehingga saat proses belajar, mereka tidak memedulikan instruksi dari pengajar dan kesulitan dalam bekerjasama. Metode belajar yang telah diterapkan di YPD Kota Bogor dinyatakan juga belum berjalan secara optimal karena keterbatasan alat dan bahan pembelajaran, materi pembelajaran yang belum terintegrasi dengan baik, serta terbatasnya jumlah staf pengajar. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah peningkatan social-awareness dari anak autis di YPD Kota Bogor. Berdasarkan permasalahan tersebut, Tim PKM PM AUSOME yang beranggotakan yang beranggotakan Censa Amelia Febriyanti, Khopipah Assonda, Ganta Gaffrila, Kheisya Mutiara Idhan dan Ryza Sativa yang didampingi oleh Dr. Adisti Permatasari Putri Hartoyo, S.Hut., M.Si sepakat dalam beranggapan bahwa sangat diperlukan program untuk dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut.

“Oleh karena itu, kami menghadirkan sebuah program sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Program yang digadang-gadang tersebut diberi nama Ausome (Autism awesome) yakni program untuk menguatkan life skills dengan menggunakan metode Love-Mission pada anak autis di Yayasan Penyandang Disabilitas Kota Bogor guna meningkatkan social-awareness mereka. Program Ausome terdiri dari Ausome Mission 1: Get to Know Ausome, Ausome Mission 2: Hear My Story, Ausome Mission 3: Ausome Activity Schedule, Ausome Mission 4: Rainbow Farming, Ausome Mission 5: my adventure, dan Ausome day: Spread Autis Love. Tim PKM PM AUSOME menyajikan suatu program dengan menggunakan metode pembelajaran melalui pendekatan behavioristik dengan mengadopsi metode Lovaas dan penanaman empat pilar karakter yang yang terdapat pada Indonesia Heritage Foundation (2020) yang diharapkan dari program ini nantinya dapat membantu membangun kemampuan secara sosial, mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dan meningkatkan perilaku yang diharapkan dari anak-anak autis. Tentunya akan ada banyak keseruan di dalamnya dengan melibatkan para orang tua dari anak anak autis dan berbagai pihak terkait di Yayasan Penyandang Disabilitas Kota Bogor. Sesuai dengan namanya “Ausome” kami berharap bahwa nantinya anak autis ini akan menjadi anak yang luar biasa” ujar ketua tim, Censa.

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed