BANDUNG BARAT, KAPERNEWS – Jembatan Cipada penghubung 3 desa di 3 kecamatan di Kabupaten Bandung Barat terancam putus akibat tebing yang berada dekat jembatan dan pondasi jembatan longsor terkikis aliran air.
Jembatan yang sering dilalui warga Desa Nyalindung Kecamatan Cipatat, Desa Mekarjaya Kecamatan Cikalongwetan dan Desa Campakamekar Kecamatan Padalarang mengalami longsor 2 kali yakni di Tahun 2017 dan terbaru di Tahun 2022.
Salah seorang warga setempat Asep (64) meyakini jika datang hujan pondasi jembatan serta tebing akan kembali mengalami longsor dan tidak menutup kemungkinan jembatan menjadi terputus.
“Kalau tidak disegerakan khawatirnya pertama ada bangunan rumah didekatnya, trus keselamatan pengguna jalan,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (14/10/2023).
Jika jembatan sampai terputus, kata ia, tentunya akan sangat menggangu aktivitas warga masyarakat Desa Nyalindung, Desa Mekarjaya dan Desa Campakamekar.
“Kalau jalan sampai terputus terpaksa harus jalan atas yang lebih memutar yang pastinya lebih merepotkan karena kondisi jalan yang rusak dan lebih jauh,” jelasnya.
Lebih jauh Asep meminta Pemerintah Kabupaten Bandung Barat agar memberi perhatian pada jembatan Penghubung Cipada karena memang keberadaannya sangat vital.
“Minta bantuannya dari pemerintah, karena katanya usulan sudah ke Kabupaten namun gak tau gimana, gak tau di undur-undur tau gimana dan kenapa belum dikerjakan terus, ada apa?,” pungkasnya.
Hal senada dikatakan pemilik rumah yang letaknya persis berdekatan dengan Jembatan, Neng Dewanti (36), dirinya merasa khawatir jika longsor terjadi tiba-tiba dan menggerus kediamannya.
“Longsor bisa saja datang tiba-tiba karena kalau hujan turun air itu jadi pasang sampai 4 meteran,” ucapnya.
Neng mengaku, akibat kondisi pondasi jembatan dan tebing yang longsor saat ini dirinya sudah tidak berani membuka warung dagangannya.
“Sekarang mau buka warung juga takut longsor, apalagi tiap hari mobil yang lewat itu besar-besar,” keluhnya.
Neng berharap pemerintah harusnya secepat mungkin memperbaiki jembatan tersebut karena merupakan salah satu akses utama bagi warga.
“Khawatir warga disini, ini kan jalan utama satu-satunya, kasihan lah yang mau kerja, anak sekolah, yang beraktivitas sehari-hari lah, harusnya dipercepat,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Desa Nyalindung, Oo Supriatna mengaku jika dirinya sering menerima keluhan warga terkait persoalan jembatan tersebut, bahkan pemerintah desa seringkali disalahkan.
“Warga ke saya seolah-olah demo meminta beberapa kali, cuma kapasitas desa itu jalan desa sementara itu jalan Kabupaten,” ungkapnya.
Akses jalan tersebut, sambung Oo, dilalui tiga desa di tiga kecamatan, Desa Nyalindung Kecamatan Cipatat, Kecamatan Cikalong dan Kecamatan Padalarang.
“Saya sudah mengajukan tahun 2022 awal waktu pak Hengki menjabat responnya dari BPBD esok lusa esok lusa. Padahal itu sangat vital sekali kalau terjadi ambruk, kalau terjadi hujan itu pasti ambruk dan otomatis jembatan tersebut jadi putus dampaknya pun perekonomian warga masyarakat dari 3 kecamatan akan ikut terputus,” bebernya.
Di Tahun 2023 ini, Oo mengungkapkan jika belum lama ini dirinya telah melayangkan surat kepada Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
“Pak Pj Bupati KBB saya harapkan respon terhadap ajuan masyarakat, karena ini bukan hanya sekedar bicara tapi fakta dilapangan yang harus dibantu dan segera ditindaklanjuti oleh kabupaten karena jalan kabupaten,” terangnya.
“Pemerintah desa sering disalahkan, padahal kalau bisa dibangun oleh desa kita akan bangun oleh dana desa, biar saja mengalah yang lain tidak dibangun daripada akhirnya kepala desa harus disalahkan,” tandasnya menambahkan.
(KAMIL)
Komentar