oleh

Sebatang Kara, Pilu Mak Itoh Susah Payah Bertahan Hidup

BANDUNG BARAT, KAPERNEWS – Tinggal sebatang kara di sebuah rumah bilik, Ma Itoh (66) warga Kampung Pasir Tengah, RT 04/ RW 09, Desa Tanjung Wangi, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat ini harus bersusah payah untuk bertahan hidup.

Ditengah keterbatasan tenaganya, ia harus tetap menjalani sebagai pembuat tusuk sate. Meskipun tak banyak yang dihasilkan setiap harinya yang hanya di kisaran Rp. 4.500, namun hanya itulah yang mampu ia lakukan untuk sekedar menyambung makan.

Diusianya yang sudah lebih dari setengah abad ini, Mak Itoh tidak memiliki keturunan, sehingga semua dilakukannya sendiri. Jika ingin buang air besar Mak Itoh harus merangkak ke rumah tetangganya.

Saat ini, kondisi kesehatan Mak Itoh juga sedikit terganggu. Sering merasakan sakit dibagian perut yang belum diketahui apa penyakitnya. Dirinya mengaku, sulit pergi berobat lantaran belum memiliki cukup uang untuk biayanya perawatan dan membeli obat.

Mak Itoh bercerita jika selama ini dirinya belum pernah menerima bantuan sosial dari pemerintah pusat seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluaga Harapan (PKH).

“Ema mah teu acan pernah narima jang (saya itu belum pernah terima bantuan), ema mah mung bisa ninggal batur cigah narima bantuan beas (saya hanya bisa melihat oranglain yang menerima bantuan beras),” lirihnya.

Terpisah, Ketua RW 09, Desa Tanjung Wangi, Kecamatan Cihampelas, Heri membenarkan bahwa Ma Itoh belum pernah menerima bantuan seperti, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).

“Kita hanya bisa memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang berasal dari Pemerintah Desa Tanjung Wangi. Beliau tidak dapat BPNT dan PKH karena tidak memiliki keturunan dan terkendala administrasi kependudukan,” ungkapnya, Jumat (23/06).

Menurut Heri, di wilayahnya ada beberapa lansia yang nasibnya sama dengan Mak Itoh. Namun, sebagian mendapat bantuan dari pemerintah pusat lantaran memiliki keturunan.

“Saya harap pemerintah bisa memberikan bantuan kepada para lansia yang ada disini terutama kepada Ma Itoh,” ujarnya.

Heri mengaku kecewa lantaran dirinya tidak pernah dilibatkan pendataan penerima bantuan sosial dari pemerintah pusat. Oleh karena itu, Heri menilai, bantuan-bantuan tesebut belum tepat sasaran.

“Keinginan saya jika ada segala macam bantuan, para RT RW setempat bisa dilibatkan dari sebelumnya. Jangan sampai hanya orang itu-itu lagi yang dapat bantuan,” tandasnya.

(KAMIL)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed