oleh

Harga Minyak Mentah Dunia Terjun Bebas

JAKARTA, KAPERNEWS.COM – Mestinya, harga BBM Premiun kisaran Rp 4.800 – 5.000 per liter. Ini mantan yang bicara. Mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Rudi Rubiandini, menegaskan penurunan harga minyak mentah dunia mestinya disesuaikan pada harga BBM di Indonesia.

Setidaknya BBM jenis premium bisa mengikuti anjloknya harga minyak mentah dunia yang merosot tajam. Untuk jenis Brent Crude berada di level USD 31 per barel. Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) anjlok ke level USD 24 per barel.

Penurunan harga BBM di Indonesia harusnya cepat dilakukan, yang menurut hitungan Rudi, harga keekonomian BBM premium mestinya Rp 4.800 – Rp 5.000 per liter.

Rudi mempersoalkan, bahwa harga BBM premium Rp 8.400 masih mengikuti harga minyak mentah dunia pada periode 2012. Sedangkan saat ini perubahan perekonomian dunia sangat jauh berbeda. Di mana harga minyak mentah yang asalnya USD 105 per barel tapi kini menjadi USD 40 per barel.

Begitu juga ada pengaruh lain dari nilai tukar rupiah, yang dulunya masih Rp 10.000 per Dolar AS, sekarang melemah menjadi Rp16.000 per dollar AS.

“Jadi Rp 8.400 x Rp 15.000 / Rp 10.000 × USD 40 / USD 105 = Rp 4.800. Itu semua sudah termasuk PPn dan keuntungan Pertamina 10 persen,” ulasnya.

Hal itu akan berefek pada APBN yang tidak dapat surplus dari sektor minyak dan gas, dikarenakan Indonesia sudah lama menjadi negara pengimpor minyak mentah dan BBM (net importir).

Menurut Rudi, keadaan tersebut bakal mengakibatkan defisit, karena konsumsi BBM semakin tinggi. Sementara produksi makin turun.

Sampai saat ini pemerintah masih belum mengambil keputusan untuk menurunkan harga BBM premium dan juga solar bersubsidi yang masih bertahan di angka Rp 6.450 per liter.

Padahal, pada bulan lalu, Presiden Jokowi telah meminta para menterinya untuk mengalkulasi rencana penurunan harga BBM subsidi maupun nonsubsidi. Karena presiden memprediksi harga minyak dunia akan turun ke level USD 30 per barel.

‘Saya minta kalkulasi dihitung dampak dari penurunan ini pada perekonomian kita terutama BBM, baik BBM subsidi dan nonsubsidi,” tagas Jokowi saat itu. (Yusron Edo Fauzi)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed