BLORA, KAPERNEWS.COM – Prihatin melihat sampah puntung rokok yang bertebaran tidak sedap dipandang mata, membuat seorang aktifis lingkungan melakukan aksi daur ulang limbahnya di salah satu warung kopi di Kelurahan Mlangsen, turut Kecamatan Blora Kota, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Jumat (11/2/2022).
“Ya karena melihat begitu banyaknya puntung rokok setiap hari dibuang sembarangan dan tersebar di tiap sudut warung kopi ini,” kata Eko Arifianto (45), Ketua Lembaga Konservasi Lingkungan Hijau Blora Indonesia.
Selaku suami pemilik usaha warung kopi, dirinya melihat bahwa kesadaran membuang sampah pada tempatnya masih belum muncul di sebagian besar masyarakat Blora.
“Padahal ya juga sudah disiapkan asbak di tiap meja dan juga ditempelkan tulisan peringatan: Jagalah kebersihan,” ungkapnya penuh keprihatinan.
Keprihatinan tersebut yang kemudian membuat dirinya memulung puntung rokok yang dibuang sembarangan.
“Lalu puntung-puntung itu kita ambil dan kumpulkan. Dalam satu bulan, terhitung sejak Januari hingga Februari 2022 ini terkumpul sebanyak 495 puntung rokok seberat 300 gram,” terangnya.
Bersama istrinya, dirinya lalu melakukan pemilahan antara gabus filter rokok dan tembakaunya.
“Setelah kami pisahkan dan kami timbang keduanya, filter gabusnya seberat 120 gram dan tembakaunya seberat 180 gram,” jelasnya.
Eko menerangkan bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama.
“Sadar atau tidak kita sadari bahwa kita semua produsen sampah. Sehingga pengelolaannya, tidak hanya tanggungjawab pemerintah saja. Butuh keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan pengelolaan sampah dari yang terdekat, misalnya rumah atau warung makan,” ujarnya.
Bapak dua anak ini menjelaskan bahwa dari daur ulang 300 gram puntung rokok yang dilakukannya menghasilkan 3 liter pestisida alami untuk menanggulangi hama kutu yang ada di tanaman dan bunga.
“Setelah kami proses tembakau hasil dari daur ulang tersebut akhirnya menghasilkan pestisida alami yang kami buat untuk menjaga tanaman serta bunga-bunga dari gangguan kutu kebul putih. Caranya sangat mudah yaitu disemprotkan kepada tanaman yang terkena hama dengan dicampur air bersih dengan perbandingan 1:10,” paparnya.
Saat ditanyakan tentang asal resepnya, dirinya mengakui bahwa mendapat ilmu tersebut dari keikutsertaannya dalam kegiatan Safari Gotong Royong yang diadakan oleh Institut Pertanian Bogor 2007 dulu.
“Setelah saya cari dokumennya, akhirnya saya temukan resep pembuatan pestisida nabati tersebut berupa ramuan pengendali hama,” ungkapnya.
Dirinya melanjutkan, karena dalam puntung rokok mengandung berbagai bahan kimia yang merupakan kategori bahan beracun dan berbahaya (B3) maka butuh kesadaran diri semua pihak untuk melakukan tindakan pengelolaan segera.
“Ya, sebetulnya seperti ini pihak perusahaan penghasil rokok yang seharusnya menjadi pihak yang bertanggungjawab atas sampah yang dihasilkan. Tapi karena ini butuh aksi yang tidak hanya sekedar teori, agar tidak mencemari lingkungan kami segera melakukan pengelolaannya. Kandungan nikotinnya kita olah menjadi bahan baku pestisida alami guna penanggulangan hama,” pungkasnya.
(Abu Sahid)
Komentar