oleh

Ahab Sihabudin Sebut Demokrasi Buruk Sebabkan Organisasi Masyarakat Lumpuh dan Tak Memiliki Peran

BANDUNG, KAPERNEWS – Ahab Sihabudin melihat organisasi-organisasi masyarakat semakin lumpuh semakin tidak memiliki peran, menurutnya hal tersebut adalah pengaruh dari menurunnya kualitas demokrasi, hal tersebut diungkapkannya pada kapernews.com melalui sambungan telpon, Sabtu (24/04).

“Seharusnya kan kalau demokrasi itu tumbuh organisasi-organisasi masyarakat ini akan berjalan secara baik secara sehat, dan pemerintah setiap level akan harusnya senang dengan adanya lembaga-lembaga seperti ini, karena ini kan sebagai bentuk kontrol masyarakat terhadap perjalanan demokrasi, sehat dan tidaknya demokrasi,” ungkapnya.

Sekarang itu, anggota komisi I DPRD Provinsi Jabar, tumbuh organisasi-organisasi di berbagai tingkatan karena melihat pusatnya bagaimana itu residunya akan turun ke bawah.

“Untuk itu dari dari berbagai levelnya, tentu saja kalau banyak kontrol gak mau, gak seneng, makanya sekarang kita lihat saja pemerintah itu lebih senang dengan hidup sendiri, dengan timnya yang ada. Maka dampaknya bukan hanya di tingkat daerah ke tingkat desa pun seperti itu,” jelasnya.

Makanya Ahab ingin di momen pilkades itu harus semakin terbuka, setiap calon kepala desa berkampanye secara menyenangkan, bersahabat, sehingga masyarakat senang dengan adanya demokrasi. Masyarakat juga harus berfikir bahwa demokrasi ini adalah sarana yang paling baik memunculkan pemimpin yang memiliki kapabilitas, kapasitas, yang punya visi.

“Sehingga kalau masyarakat senang dengan demokrasi, demokrasi inilah nanti yang akan membela masyarakat, nanti akhirnya kedepan adalah kita ingin ketika demokrasi berjalan secara baik pemerintah desa, pemerintah daerah, semua levelnya itu benar-benar senang dengan kontrol masyarakat, bukan justru ketika di kontrol itu tidak senang,” tuturnya.

Lebih jauh politisi PKS ini melihat, sekarang ini dengan demokrasi yang kurang sehat ini adalah dengan adanya buzer yang seperti itu masyarakat Indonesia sekarang terbelah dengan adanya “Kadrun” dan “Cebong” menunjukan bahwa demokrasi ini tidak sehat.

“Saya kira itu menjadi penyebabnya, makanya lembaga-lembaga di daerah di berbagai level tidak diperankan secara baik,” tandasnya.

(KN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed