oleh

Bersama Warga, Jelajah Blora Benahi Makam Mbah Jalu Mampang dan Lestarikan Keanekaragaman Hayatinya

BLORA, KAPERNEWS.COM – Prihatin dengan makam yang terbengkalai, warga bersama komunitas Jelajah Blora mengadakan bakti sosial merenovasi situs makam Mbah Jalu Mampang yang terletak Kelurahan Kunden turut Kecamatan Blora Kota, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Jumat (4/2/2022).

Suyono (53) warga Kelurahan Kunden Kecamatan Blora

“Saya sudah selama 27 tahun tinggal di dekat makam sini. Dulu waktu pertama kali ke sini sekitar tahun 1995 jalanan dari jalan raya menuju ke sini masih berbatu,” kenang Suyono, warga Kelurahan Kunden, Jumat (4/2/2022).

Menurutnya, bahwa keinginan warga untuk merenovasi makam ini bertujuan agar generasi hari ini dan kemudian hari bisa mengetahui makam tokoh desanya.

Makam Mbah Jalu Mampang sebelum direnovasi

“Nggih, makam Mbah Jalu Mampang niki direnovasi sekedhik kangge nguri-uri, kersane anak putu ngertos mugi-mugi Blora dados sejahtera termasuk warga Kunden ugi (Iya, makam Mbah Jalu Mampang ini direnovasi sedikit untuk melestarikannya, agar anak cucu tahu, moga-moga Blora menjadi sejahtera termasuk warga Kunden juga),” terangnya.

Makam Mbah Jalu Mampang setelah direnovasi

Saat disinggung fenomena mistis, Suyono mengaku pernah mendengar keganjilannya.

“Dulu pernah ada yang syuting pementasan Barongan di sini. Tapi setelah hasil syuting berupa video tersebut diputar ternyata tidak nampak apa-apa. Hanya terlihat gelap dengan bulatan putih seperti sinar di tengahnya saja,” ungkapnya.

Suyono mengatakan, fenomena ganjil juga beberapa kali dilihat oleh anak perempuan pertamanya dan juga para tetangganya.

“Anak saya dan tetangga sini juga sempat melihat seperti perwujudan macan putih yang naik di atas pohon Angsana, dan pocong yang berkeliaran sekitar makam,” paparnya.

Makam Mbah Jalu Mampang saat acara selamatan paska direnovasi

Pria berusia 53 tahun ini menambahkan bahwa makam Mbah Jalu Mampang yang terletak di sebelah selatan Makam Kerkhoff dan berada di antara pohon-pohon Angsana raksasa ini kini adalah merupakan lahan milik Kelurahan Kunden.

“Lahan kelurahan itu dari sini membujur hingga ke timur sana, Mas. Dulu juga pernah ada orang yang ingin membeli dan ingin menebang pohon Angsana ini, tapi saya melarangnya, biar lestari menjaga sumber air sumur warga sini,” tegasnya.

Sementara, saat dikonfirmasi awak media, Koordinator Jelajah Blora mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan bakti sosial untuk lingkungan.

“Ya sebetulnya ini adalah ungkapan rasa syukur kita atas nikmat, seperti berkah kesehatan dan kebaikan yang telah diberikanNya,” kata Eko Arifianto (45), Koordinator Jelajah Blora.

Makam Mbah Jalu Mampang di Kelurahan Kunden Blora Jawa Tengah

Eko menerangkan bahwa bersyukur bisa dilakukan dengan banyak cara sesuai keinginan dan kemampuan personal yang ada.

“Seperti bersih sampah, tanam pohon, membebasliarkan burung dan ikan, sedekah ke fakir miskin dan anak terlantar, dan lain sebagainya. Ya salah satunya mungkin memperbaiki makam leluhur yang tidak terawat ini,” lanjutnya.

Saat ditanyakan sumber anggaran kegiatan, dirinya menerangkan bahwa anggaran didapat dari sumbangan teman-teman komunitas jelajah yang peduli dengan pelestarian cagar budaya dan peninggalan sejarah.

“Ya, ada yang nyumbang nisan, ada yang nyumbang bunga untuk ziarah, ada yang nyumbang bubur untuk bancakan, ada yang nyumbang jajanan pasar, ada yang nyumbang tenaga, ada yang nyumbang do’a, macam-macam lah, semua bersifat sukarela dan sesuai dengan kemampuan saja,” ujarnya.

Warga beserta Tim Jelajah Blora melakukan selamatan renovasi makam Mbah Jalu Mampang

Dalam penelusuran yang dilakukan, Mbah Jalu Mampang dikatakan adalah seorang tokoh yang merintis Desa Kunden.

“Menurut penelusuran Tim Jelajah Blora, beliau adalah tokoh yang babad desa Kunden sini. Dulu beliau termasuk seorang pendekar yang sakti dan mempunyai ilmu jaya-kawijayan. Saat mudanya menjadi jawara, seiring berjalannya usia, beliau mendalami ilmu ketuhanan,” jelasnya.

Dalam penelusuran metafisik tentang perawakannya, Mbah Jalu Mampang dikatakan mempunyai perawakan yang tinggi besar.

“Kalau secara penggambaran, kata anggota tim jelajah kami yang bisa melakukan pendeteksian metafisik, beliau tinggi besar, hidung mancung dan berambut panjang dengan jubah berwarna hitam,” ungkapnya.

Dalam pengamatannya, tidak hanya kaya akan kisah sejarah, tapi Kunden juga kaya akan keanekaragaman hayati. Seperti di kawasan makam Mbah Jalu Mampang yang terdapat tiga pohon Angsana raksasa.

Eko Arifianto (45) Koordinator Jelajah Blora di dekat pohon Angsana raksasa

“Setelah kami lakukan pendataan, ada tiga pohon Angsana raksasa yang mempunyai nama latin Pterocarpus indicus di dekat makam Mbah Jalu Mampang ini. Tingginya mencapai 30 meter dengan lingkar batang terbesar 670 centimeter. Karena cukup besar dan langka, selain makam kuno, rasanya pohon ini juga perlu dikonservasi,” tuturnya.

Menurut Eko, sejarah masa lampau mencatat, pohon Angsana banyak tumbuh subur di hutan terutama di hutan belantara Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Getahnya yang berwarna merah memiliki nilai manfaat yang bisa digunakan sebagai pewarna kain alami. Selain itu daunnya juga bisa digunakan sebagai obat herbal seperti mengobati batu ginjal, mencegah berbagai macam penyakit pernapasan seperti asma, untuk obat diabetes, sebagai antioksidan dan melancarkan haid juga. Eksploitasi tanpa disertai dengan budidaya merupakan penyebab kritis dan kelangkaannya,” pungkasnya.

Turut hadir pula dalam acara kawan-kawan wartawan portal berita online Blora Updates.

(Abu Sahid)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed