oleh

Didin Robana Targetkan Desa Sarimukti Menjadi Desa Mandiri di Tahun 2024

KBB, KAPERNEWS – Sempat dinyatakan salah satu desa tertinggal pada Tahun 2016 lalu, berdasarkan Surat Keputusan yang dikeluarkan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Didin Robana Kepala Desa Sarimukti periode Tahun 2015-2021, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat langsung tancap gas.

Perlu diketahui, Desa Sarimukti Kecamatan Cipatat bersama 4 desa lainnya di kabupaten Bandung Barat, yakni Desa Karyamukti di Kecamatan Cililin, Desa Cintaasih Kecamatan Cipongkor, Desa Cirawa di Kecamatan Cipatat, Desa Margaluyu di Kecamatan Cipeundeuy dinyatakan sebagai desa tertinggal pada Tahun 2016, yang didapat dari hasil penilaian pada Tahun 2015.

Kades yang terpilih dalam perhelatan pilkades serentak pada 31 Agustus 2015 lalu ini terus melakukan sejumlah terobosan guna melepaskan label desa tertinggal yang diberikan Kemendes PDTT, diantaranya gencar melakukan pelebaran akses jalan setapak di sejumlah wilayah.

Tak sampai disitu, di masa kepemimpinannya kantor desa yang merupakan salah satu jati diri maju mundurnya suatu desa, hingga saat ini telah dilakukan perbaikan hingga 2 kali, dimana yang kedua kalinya ini tengah dalam perbaikan.

Sejumlah persoalan yang selalu menimpa warganya, satu persatu sudah menemui titik terang. Seperti persoalan krisis air bersih yang kerap terjadi saat musim kemarau saat ini sudah tertangani dengan mendirikan sumur bor di setiap wilayah RW, bahkan kabarnya tak kurang dari 40 sumur bor tersebar di 15 RW yang ada di Desa Sarimukti.

Kepada kapernews.com Kepala Desa Sarimukti Didin Robana, mengaku label yang diberikan Kemendes PDTT waktu itu tentu membuatnya sangat terpukul. Namun dirinya sadar, label tersebut didapat sebelum dirinya menjabat kepala desa.

“Pernyataan desa tertinggal tersebut membuat kita semangat bekerja keras. Seluruh pemerintah desa, baik perangkat desa, lembaga desa kita bekerja sama kita minta dukungan personal terhadap masyarakat kita akan merubah Sarimukti menjadi desa yang berkembang,” ungkapnya, Kamis (11/02).

Kenapa kita utamakan infrastruktur jalan, sambung ia, agar mobilisasi masyarakat lebih mudah. Karena menurutnya, keberadaan jalan yang memadai sangatlah penting bagi masyarakat.

“Masyarakat akan lebih mudah melakukan aktivitas saat jalan sudah diperlebar dibanding masih jalan setapak, dan secara tak langsung harga-harga tanah akan ikut terdongkrak,” jelasnya.

Lebih lanjut Didin Robana bersyukur, pelebaran jalan yang dilakukan selama ini mendapat dukungan dari warganya, terbukti 40% lebih tanah didapat secara hibah, dan sisanya dibebaskan oleh pemerintah desa itu pun dengan harga yang jauh dari seharusnya.

“Bahkan sampai ada ketua RT yang datang kerumah saya untuk memberikan hasil bumi, seperti beras, pisang, jagung, dan lainnya sebagai bentuk rasa terima kasih dari warga RT tersebut atas pelebaran jalan yang dilakukan, saya sangat terharu sekali,” ungkapnya.

Lebih jauh, Didin berharap setelah desa berkembang dirinya menargetkan pada Tahun 2023 Desa Saeimukti akan menjadi Desa Maju.

“Harapan saya di Tahun 2024-2025 itu kalau kita sukses mengakses perekonomian masyarakat maka sarimukti akan menyatakan diri sebagai desa mandiri, targetnya harus seperti itu,” tegas Didin.

“Sekaranglah kita harus kerja keras bersama pemerintah yang ada, bersama perangkat, bersama lembaga, dan bersama masyarakat karena kami mempunyai slogan itu adalah Sarimukti Ngahiji Ngawangun Lembur. Jadi berkat bersatunya antara pemerintah dengan masyarakat Alhamdulillah hasilnya sekarang seperti ini,” pungkasnya menambahkan.

(KN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed