oleh

Nasib Malang Mak Totoh Warga Bandung Barat, Terpaksa Ngungsi Akibat Rumah Ambruk

KBB, KAPERNEWS – Nasib malang menimpa Totoh Hartini (59). Perempuan paruh baya asal Kampung Pasir Borondong, RT 04/RW 01, Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.

Rumah yang mulai ditempati sejak Tahun 2000 tersebut kini sudah hampir 4 bulan tak bisa ditempati. Ambruknya beberapa bagian atap rumah dikarenakan material yang lapuk dimakan usia menjadi penyebab rumah tersebut dikosongkan.

Kepada kapernews.com, Mak Totoh bercerita, jika pertama kali rumahnya tersebut dikosongkan jelang menginjaknya bulan puasa. Hal tersebut lantaran plafon di bagian kamar berjatuhan.

Kondisi bagian atap tengah rumah.

Untuk itu, Mak Totoh yang tinggal seorang diri ini merasa khawatir jika tiba-tiba rumah ambruk, sehingga dirinya meminta ijin kepada saudaranya yang berada di Kampung Cikalapa, Desa Rajamandala Kulon untuk menumpang tinggal selama rumah tersebut belum bisa diperbaiki.

“Sejak bulan puasa rumah ini sudah tidak ditempati lagi, karena khawatir tiba-tiba terjadi ambruk. Asalnya ditempatin meskipun bocor dimana-mana saat hujan, bahkan kasur juga sampai menyatu karena basah kuyup,” ungkapnya, Senin (4/7).

“Asalnya cuma di kamar saja, plafon mulai berjatuhan akibat lapuk dimakan usia dan terus menerus diguyur air hujan. Saya cuma bisa menampung dengan ember, bak dan sebagainya, tanpa bisa memperbaikinya,” tambah Mak Totoh seraya menghela nafas.

Kondisi bagian atap dapur yang roboh tak tersisa.

Sementara ambruknya bagian atap dapur dan sebagian ruangan tengahnya, di ungkapkan Mak Totoh terjadi sekitar 2 minggu yang lalu. Dimana pada sore itu, hujan lebat disertai angin kencang tengah terjadi.

“Mungkin ada 2 mingguan, asalnya tidak separah ini, parahnya itu waktu angin besar hingga memutuskan aliran listrik. Untung ibu gak lagi disini tinggal sama adik, ngebantu sebisa-bisa,” jelasnya.

Lebih jauh, Mak Totoh mengungkapkan, jka saat dirinya masih menempati rumah tersebut, untuk menyambung kehidupan sehari-harinya mengandalkan berjualan gorengan yang dititipkan ke beberapa warung tetangga.

“Dulu mah jual gorengan bakwan, pisang goreng, donat dititipin di warung buat makan sehari-hari, kadang saudara yang ngasih juga,” ucapnya.

Ditanya soal bantuan, Mak Totoh mengaku selama ini dirinya mendapat bantuan 2 kali dengan jumlah yang berbeda. “Ibu pernah dapat bantuan 2 kali, pertama yang 600 ribu kedua yang 300 ribu, sampai sekarang gak ada lagi,” katanya.

Karena merasa sudah tua, anak sama-sama tergolong kurang mampu, Totoh berharap banyak ada yang memberikan bantuan agar rumahnya tersebut dapat ditempati kembali. Selain itu dirinya juga berharap dapat masuk dalam penerima manfaat BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai).

“Pengen ada yang ngebantu, karena udah tua, ditambah hidup sendiri. Mau minta tolong ke anak, anak juga keliatan kesusahan. Harapannya mah dapat seperti yang lain dapat beras, daging, telor dan lainnya setiap bulannya,” pungkas Mak Totoh.

(KAMIL)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed