oleh

Pemdes Mandalawangi Angkat Bicara Soal Rumah Janda yang Ambruk

KBB, KAPERNEWS – Sekretaris Desa Mandalawangi, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Bahtiar Apandi mengklarifikasi pemberitaan dengan judul “Tinggal Dirumah Lapuk Hingga Ambruk, Kini Janda Asal Mandalawangi Numpang Dirumah Orang” menurutnya paska kejadian di tanggal 11 September, pada tanggal 14 September 2021 pemerintah desa langsung melaporkan peristiwa tersebut ke BPBD.

Bahkan menurut Bahtiar, Dulu rumah milik Yani tersebut pernah mau diperbaiki, namun di tolak.

“Disangka orang desa gak ada perhatian, kan gak begitu, Babinsa dan Ibu Kades juga ngontrol ke lokasi,” ungkapnya kepada kapernews.com di ruang kerjanya, Rabu (6/10).

Ditempat yang sama, Endang Kaur Umum menambahkan, yang laporan itu menantunya yang gak tau kronologisnya seperti apa. “Tau tau beledag, beledag, beledag. Saya juga gak tahu itu siapa yang laporan di medsos,” ujarnya.

Trus kebetulan, sambung ia, dirinya juga dulu ada yang kenal, “ya udah ajuin katanya, kalau satu-satu mah kan gak mungkin ke provinsi mah,” ungkapnya menirukan.

“Saya juga tidak diam pak ya, cuma kalau mengencleng ke warga gimana. Saya udah ajukan ke BPBD, ke ACT bahkan ke PKH juga sudah, namun sampai saat ini belum ada tindaklanjutnya,” jelasnya.

Ditempat yang sama Eli selaku ketua RT 02 mengaku jika rumah tersebut memang sering diajukan rutilahu.

“Rutilahu pada Tahun 2018, trus dulu ke Kampung KB waktu jaman teh neng, memang sering diajuin mah, namun karena covid ini jadi gak ada program rutilahu. Trus ke aspirasi juga sudah diajukan, trus rumah yang kumuh juga banyak cuma itu mungkin,” jelasnya.

“Sekarang ada warga yang mau nyumbang bambu, kalau ada orangnya mah kan enak komunikasi pak,” tambahnya.

Trus, sambung RT dirinya itu belum terlalu tua, masih lumayan muda. “Jadi kalau menurut jiwa saya daripada mengemis-ngemis minta bantuan sudah ja kerja, kalau saya mah malu, ayo ja di upload dimana-mana,” tambahnya.

Lebih jauh dirinya juga khawatir karena ada kabar tanahnya sudah di jual sebagian.

“Jadi kita memperjuangkan dibangun pas udah jadi takut diakui sama yang pemilik tanah yang baru,” tandasnya.

(KAMIL)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed