oleh

Jum’at Bersih Bulan Suro, Relawan Ingatkan Ruwatan Lahan Ex-Pasar Kota

BLORA, KAPERNEWS.COM – Setelah minggu kemarin dilakukan di bekas lokasi gedung Sasana Bhakti, hari ini aksi bakti lingkungan Jum’at Bersih kembali dilakukan oleh Relawan Blora yang bersinergi dengan organisasi-organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora di Ex-Pasar Kota Blora, Jawa Tengah, Jum’at (13/8/2021) pukul 08.00 WIB. Setelah hampir 2,5 tahun sejak diratakan, di lahan seluas 5.200 meter persegi itu kini juga terlihat telah banyak ditumbuhi rumput, semak, hingga pohon berduri.

Lilik Prayogo Relawan Blora

“Tidak hanya pohon Klampis yang banyak duri, di sini tadi kita temukan tanaman Rawe juga. Bahkan sewaktu babat-babat untuk pembersihan lahan tadi tangan saya sempat kena. Gatal rasanya. Saya pikir kena ulat, tapi ternyata bulu rawe,” kata Lilik Prayogo salah seorang relawan di sela-sela kegiatan, Jum’at (13/8/2021) .

Tak heran, sejak Pasar Blora Kota dibongkar dan diratakan pada pertengahan tahun 2019 lalu, lahan seluas 5.200 meter persegi ini praktis tidak terjamah oleh manusia karena ditutup dengan seng keliling.

Papan Aset Lahan Pasar Kota Blora Pemkab Blora

“Jadi mumpung bulan Suro, mari bersama kita adakan kegiatan ini. Seperti jamasan pusaka, tapa bisu dan tapa kungkum, kegiatan Jum’at Bersih ini sebetulnya juga adalah salah satu bentuk laku tirakat,” terang Eko Arifianto selaku Koordinator Relawan Blora kepada awak media, Jum’at (13/8/2021) .

Menurutnya, tirakat dapat dijalankan pada saat-saat khusus, misalnya pada waktu seseorang menjalankan sebuah tugas atau saat suatu daerah berada dalam keadaan bahaya seperti terkena bencana alam, epidemi penyakit dan sebagainya.

Relawan bersama dinas terkait bersama membersihkan lahan ex-Pasar Kota Blora

“Ya, dalam situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang inilah saatnya kita kembali sadar akan kebersihan lingkungan,” ucapnya.

Eko yang akrab disapa Kotak menambahkan, bahwa tirakat adalah tanda keprihatinan yang perlu dilakukan orang Jawa bila berada dalam kondisi ancaman bahaya.

“Karena semua ini adalah merupakan bentuk energi, konsep ruwatan atau membuang sial itu memang ada. Salah satunya kalau saat ini ya dengan menjaga kebersihan lingkungan. Kebersihan sebagian dari iman. Kebersihan adalah pangkal kesehatan. Karena jenis makluk tak kasat mata yang bernama virus Corona ini sebetulnya memberikan sinyal bahwa sudah terlalu banyak kekotoran,” tandasnya.

Petugas DLH mengambil sampah untuk dimasukkan ke bak truk sampah

Selaku bagian dari masyarakat Blora dan warga negara Republik Indonesia, dirinya berharap agar setelah banyak manusia sadar dan turut menjaga kebersihan lingkungan semoga sama diberikan berkah berupa keselamatan, kesehatan, kedamaian, ketentraman jiwa, kesejahteraan dan kebahagiaan bagi diri sendiri secara khusus maupun bagi keluarga, sesama, daerah, bangsa dan dalam lingkup yang lebih besar lagi.

“Intinya hikmah yang bisa diambil dari wabah Covid-19 ini adalah agar kita semua lebih berhati-hati dalam berfikir, berucap dan bertindak. Makna yang lebih dalam lagi adalah agar kita semua melakukan hijrah dari segala sesuatu yang buruk ke arah yang lebih baik,” pungkasnya.

(Abu Sahid)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed